Peristiwa Daerah

Mengenal Kampung Arab di Indramayu dan Tradisi Khas Timur Tengah

Senin, 08 Maret 2021 - 19:53 | 178.41k
Masjid Pusaka Baiturrahman Indramayu yang dulunya digunakan sebagai pusat dakwah Islam oleh komunitas Arab. (FOTO: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Masjid Pusaka Baiturrahman Indramayu yang dulunya digunakan sebagai pusat dakwah Islam oleh komunitas Arab. (FOTO: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Di wilayah Indramayu, tepatnya Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, terdapat sebuah pemukiman yang kerap disebut sebagai Kampung Arab. Pasalnya, di sini banyak terdapat warga keturunan Timur Tengah.

Di setiap sudutnya akan mudah ditemukan warga keturunan Timur Tengah. Sebagian ada yang memang masih keturunan asli dan ada juga yang sudah berakulturasi dengan masyarakat sekitar.

Advertisement

Menurut Sesepuh Desa Dermayu, Abdurrahman bin Muhdor bin Abdurrahman bin Muhammad Assegaf (73), masyarakat Arab yang berada di Indramayu sebagian besar keturunan dari Yaman. Para leluhur mereka datang ke Indramayu sekitar abad ke -18, untuk berdagang dan dakwah Islam.

"Mereka datang sekitar abad ke -18," jelasnya kepada TIMES Indonesia, Senin (8/3/2021).

Masjid-Pusaka-Baiturrahman-Indramayu-2.jpg

Komunitas Arab yang berada di Indramayu ini sebenarnya masih ada keterkaitan dengan komunitas Arab di Cirebon. Seperti diketahui, kedatangan Bangsa Arab ke Cirebon sekitar tahun 1418 bersama dengan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Bersama Sunan Gunung Jati, masyarakat Arab turut serta menyebarkan ajaran Islam.

Rombongan Arab ini datang bersama Syekh Nurjati atau Syek Idofi Mahdi melalui jalur navigasi yang dibuat Cheng Ho. Kemudian, Sunan Gunung Jati datang. Namun, metode penyebaran Islamnya berbeda. Sunan Gunung Jati itu lebih santun dibandingkan dengan lainnya.

Dalam perkembangannya, Sunan Gunung Jati membagi wilayah berdasarkan suku bangsanya. Karena banyak warga Arab yang memilih menetap dan menikah dengan pribumi. Selain itu, ada juga yang memilih untuk berpindah seperti di wilayah Indramayu.

Seperti di Cirebon, salah satu bukti adanya komunitas Arab sejak zaman dahulu kala adalah sebuah masjid. Di Cirebon terdapat Masjid Merah Panjunan sedangkan di Indramayu adalah Masjid Pusaka Baiturrahmah. Masjid tersebut berada tepat di belakang situs Makam Selawe Dermayu.

"Di masjid inilah komunitas Arab di Indramayu menyebarkan dakwah Islam di Indramayu," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, populasi penduduk Kampung Arab di Indramayu terus berkembang. Diperkirakan, jumlah dari penduduk keturunan Arab yang ada di desa Dermayu mencapai seperempat dari total penduduk desa.

"Banyak yang menikah dengan penduduk setempat. Makanya banyak ditemui warga yang mirip keturunan Arab," ujarnya.

Keberadaan komunitas Arab di Indramayu mewariskan adat atau tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun. Budaya khas Timur Tengah ternyata masih dijaga oleh masyarakat di sini. Salah satunya adalah tradisi kumpul habait.

Abdurrahman menjelaskan kegiatan tersebut adalah kumpul-kumpul masyarakat untuk melaksanakan pengajian. Biasanya tradisi tersebut selalu digelar setiap tanggal 16 Sya'ban atau setengah bulan sebelum datangnya Ramadan.

Konsepnya pun dibuat mirip seperti Timur Tengah, yakni dengan disuguhkan hidangan khasnya, seperti nasi kebuli, nasi briyani, dan sebagainya.

"Alhamdulillah sampai sekarang ini masih rutin dilakukan setiap tahunnya," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES