Peristiwa Daerah

Dampak Pupuk Kimia, Hasil Pertanian dari Pangandaran Tak Tembus Ekspor

Jumat, 12 Maret 2021 - 16:10 | 64.96k
Aktivitas bertani di Pangandaran masih menggunakan pupuk kimia hasil pertanian tidak bisa ekspor (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Aktivitas bertani di Pangandaran masih menggunakan pupuk kimia hasil pertanian tidak bisa ekspor (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian berdampak pada hasil produksi petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat yang tidak bisa menembus pangsa ekspor.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Aep Haris mengatakan, ke depan pihaknya akan menggalakkan penggunaan pupuk organik ke petani melalui program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Advertisement

Pertanian dari Pangandaran 2

"Saat ini petani sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia untuk menggarap lahan pertanian," kata Aep, Jumat (12/3/2021).

Aep menambahkan, berdasarkan pemetaan sementara, agar ketersediaan pupuk organik berkelanjutan membutuhkan dua UPPO di setiap desa.

"Jumlah desa se-Kabupaten Pangandaran ada 93 Desa, jika masing-masing desa memerlukan dua UPPO maka kebutuhan 186 UPPO," tambahnya.

Sedangkan anggaran untuk satu UPPO memerlukan biaya Rp200 juta yang terdiri dari bangunan rumah kompos, bangunan bak fermentasi, alat pengolah pupuk organik (APPO), kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak komunal dan ternak sapi.

"Kami optimis jika ke depan hasil pertanian di Kabupaten Pangandaran pengolahannya menggunakan pupuk organik bisa bersaing dipasar internasional," papar Aep.

Pertanian dari Pangandaran 3

Aep menjelaskan, pasar internasional tidak menerima hasil pertanian dari Kabupaten Pangandaran lantaran kandungan residu atau bahan kimia yang tersisa tergolong tinggi.

"Apabila masyarakat sudah sadar untuk mengembangkan program UPPO, selain maksimalnya hasil pertanian tingkat populasi hewan ternak sapi akan meningkat," jelasnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran ini memaparkan, penggunaan pupuk kimia berdampak pada kerusakan kesuburan tanah karena organisme pembentuk unsur hara atau organisme penyubur tanah menjadi mati atau berkurang populasinya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES