Peristiwa Daerah

Menengok Kondisi Liponsos Surabaya di Musim Rawan Penyakit

Kamis, 18 Maret 2021 - 13:53 | 87.58k
Petugas memberi asupan makan pada penghuni Liponsos Surabaya. (Foto: dok. Humas Pemkot Surabaya)
Petugas memberi asupan makan pada penghuni Liponsos Surabaya. (Foto: dok. Humas Pemkot Surabaya)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Lingkungan Pondok Sosial, Keputih Surabaya (Liponsos Surabaya) lima tahun lalu sempat mengalami over kapasitas lantaran dihuni 1.500–1.600 orang. Kali ini, di musim pancaroba yang rawan akan penyakit, anggota DPRD Surabaya turun ke lapangan melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Dipimpin langsung oleh Ketua Komisi D bidang kesehatan dan kesejahteraan rakyat, Khusnul Khotimah, pihaknya ingin melihat secara langsung kondisi penghuni Liponsos.

Advertisement

"Mereka ini juga tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian. Terutama di era pandemi Covid-19 seperti ini apalagi musim hujan, ya. Karena satu barak kita lihat masih diisi oleh 10 orang," ungkapnya kepada Times Indonesia, Kamis (18/3/2021).

Kondisi Liponsos Surabaya di Musim Rawan PenyakitAnggota dewan komisi D saat melakukan sidak. (Foto: dok. Komisi for Times Indonesia)

Meski dari pemantauan yang dilakukan pada Selasa (16/3/2021), kata Khusnul, Liponsos sudah nampak jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Di mana Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sudah diberi seragam dan nomor indensitas untuk memudahkan pemantauan.

Pihaknya tetap mendorong pemerintah kota untuk memberi perhatian lebih terhadap Liponsos, terutama di masa sekarang yang rentan akan penyakit. Apalagi jumlah penghuninya masih di posisi di atas 1000 jiwa.

"Terutama untuk infrastruktur. Sebaiknya dapat dilakukan pemisahan antara yang memiliki penyakit bawaan dengan yang tidak, sehingga penanganannya lebih terarah. Apalagi ini musim pancaroba dalam satu barak tentunya tingkat penularannya lebih cepat," pintanya.

“Kebersihan sanitasi dan lingkungan menjadi titik berat kami dalam sidak kali ini," imbuhnya.

Banyak bukan warga Surabaya

Selama ini Liponsos yang dikelola oleh Dinas Sosial Surabaya tersebut tidak hanya menampung orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saja, melainkan ada pula gelandangan, anak jalanan, hingga orang tanpa kartu identitas diri.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang terjaring razia satpol PP. Sampai hari ini Liponsos dihuni sebanyak 1046 orang, di mana yang memang merupakan warga Surabaya hanya sejumlah 200 orang. Selebihnya berasal dari berbagai kabupaten kota lain di Jawa Timur.

Khusnul-Khotimah.jpgKetua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah memantau kondisi penghuni Liponsos Surabaya. (Foto: dok. pribadi for Times Indonesia)

Maka dari itu, lanjut Khusnul, upaya penanganan Liponsos ini membutuhkan kerjasama berbagai pihak terkait seperti provinsi Jawa Timur dan dinas kabupaten kota lainnya.

"Demi nama kemanusiaan tentu ini sebuah pekerjaan yang mulia. Namun demikian baiknya beban tidak hanya dipikul kota Surabaya sendirian. Sebab setelah saya cek paling besar itu angkanya dipermakanan. Sedangkan sampai hari ini keterserapan anggaran masih minim. Mari bersama-sama, bergotong royong menangani saudara-saudara kita ini," papar politisi asal fraksi PDIP ini.

"Fokus penanganan pandemi Covid-19 tetap yang utama, tapi jangan lupakan mereka yang ada di Liponsos Surabaya," tutup wanita yang biasa disapa Ning Khusnul ini.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES