Peristiwa Daerah Vaksin Covid-19

Eksklusif! Kadinkes Surabaya Beberkan Kiat Sukses Vaksinasi Covid-19 dalam Wawancara bersama Kadiskominfo

Rabu, 24 Maret 2021 - 19:07 | 47.37k
(kiri ke kanan) Kadiskominfo M. Fikser mewawancarai Kadinkes Febria Rachmanita disaksikan Direktur Times Indonesia Kiagus Firdaus. (Foto: Aditya Hendra/ Times Indonesia)
(kiri ke kanan) Kadiskominfo M. Fikser mewawancarai Kadinkes Febria Rachmanita disaksikan Direktur Times Indonesia Kiagus Firdaus. (Foto: Aditya Hendra/ Times Indonesia)
FOKUS

Vaksin Covid-19

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Keberhasilan Kota Surabaya dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 membuat Kota Pahlawan hari ini mampu keluar dari zona merah. Angka penularan juga dapat dikendalikan dengan baik. Per Minggu, 21 Maret 2021 angka kesembuhan mencapai 20836 orang.

Semua itu tidak terlepas dari tangan dingin Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya.

Advertisement

Pada Selasa, (23/3/2021) bersama TIMES Indonesia, M. Fikser selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Surabaya mencoba melakukan wawancara eksklusif mengulik kiat sukses Kadinkes Febria dalam menjalankan vaksinasi Covid-19.

Kadiskominfo: Semua daerah kan dapat jatah vaksin, tapi kenapa Surabaya selalu bisa melampaui target dan habis dengan cepat?

Kadinkes: Strategi kita per awal datang itu memang harus langsung dihabiskan. Contohnya, kemarin dapat 120 ribu vaksin itu kita kerjakan 5 hari habis, lalu sama provinsi kita ditambah lagi. Dapat lagi sekitar 217.700 dosis, itu tanggal 5 April besok harus habis. Jadi kita sehari bisa habis 18 ribu vaksin.

Kadiskominfo: Data Surabaya yang harus divaksin ada berapa orang?

Kadinkes: Target ada 1 juta 950 ribu orang dari usia  18 sampai 59 tahun. Yang lansia kita punya sekitar 200 ribuan. Jadi total sekitar 2 juta 100 ribu orang yang harus divaksin di Surabaya.

Kadiskominfo: Sampai titik ini sudah tervaksin berapa?

Kadinkes: 550 ribu orang yang sudah divaksin. Jadi saya mendata sendiri mulai dari bulan November 2020 itu. Kita sudah mendata lewat KPU (Komisi Pemilihan Umum). Sehingga ini di Surabaya bisa cepat, datang langsung vaksin habis. Makannya Dinkes provinsi senang kita ditambah terus.

Kadiskominfo: Fenomena di daerah lain, pada bingung mau ngajak warganya untuk vaksin. Pola apa yang dilakukan petugas dinas kesehatan kepada masyarakat sehingga mau datang vaksin?

Kadinkes: Kita lakukan sosialisasi ke Pak RT RW mengenai manfaat vaksin, kemudian karena kita ibukota provinsi kemarin dapat jatah untuk lansia.

Lansia kita itu sekitar 200 ribu sudah 110 ribu divaksin. Kemarin sempat berhenti karena nunggu vaksin nanti datang lagi. Itu untuk lansia sekitar 60 ribu sisanya 100 ribu untuk pedagang sebanyak 17 ribu, buruh 20 ribu, guru dan dosen 30 ribu, kemudian tokoh masyarakat.

Kadiskominfo: Dengan jumlah yang begitu banyak, tidak pernah muncul di medsos orang melanggar prokes dalam vaksinasi Covid-19 di Surabaya. Bahkan ada di daerah lain yang menunggu sampai pingsan. Bagaimana ibu membuat pola kok bisa lancar?

Kadinkes: Diatur jadwal kedatangannya. Setiap 1 jam untuk 50-100 orang. Nah, kemudian kita atur di meja pendaftaran kita siapkan kursi. Prinsipnya layanan lansia itu tidak ada yang berdiri.

Petugas harus melakukan pendampingan selama pendaftaran sampai divaksin. Termasuk sertifikat itu tidak boleh mereka ambil ke meja, tapi kita antarkan kepada pasien. Jadi mereka tidak perlu bolak balik. Kita atur polanya untuk mempermudah lansia, alurnya kita atur betul.

Kadiskominfo: Para lansia ini dari sisi teknologi kan juga minim, ya. Bagaimana caranya dia bisa tau kalau divaksin hari ini jam segini?

Kadinkes: Strateginya kita mendaftarkan mereka lewat bit.ly Kementerian Kesehatan, yang mendaftarkan petugas Dinkes. Nah, puskesmas itu kan dekat dengan RT RW. Kita dapat data dari mereka untuk mempermudah lansia.

Tapi juga ada yang divaksin masal seperti di gedung YKP waktu itu untuk SDM kesehatan kita melakukan koordinasi dengan PERSI dan PPNI. Pokoknya semua profesi kesehatan itu kita sampaikan kalau ada vaksin massal, juga dengan IDI. Semuanya ikut bergerak makannya cepat.

Kadiskominfo: Kan ini banyak isu beredar vaksin Astrazeneca terkait halal dan tidaknya, vaksin yang selama ini kita terima itu merk apa sih?

Kadinkes: Yang kita terima itu Sinovac 270 ribu, Astrazenica 100 ribu. Astrazeneca sudah dinyatakan MUI jatim aman dan halal.

Kadiskominfo: Apakah pernah ada penolakan dari masyarakat tertentu?

Kadinkes: Ada beberapa yang menolak tetapi bisa kita jelaskan, kemarin juga yang menolak itu tidak perlu sampai mendatangkan MUI mereka sudah mau.

Petugas banyak memberikan banyak penjelasan. Rata-rata menolak karena vaksin ya haram itu. Mereka takut kalau disuntik terjadi sesuatu. Lalu kita sudah jelaskan kalau ini aman dan sudah dilakukan uji klinis tiga kali.

Kadiskominfo: Berarti aman ya, nggak ada kejadian pasca vaksin?

Kadinkes: Kita mendata waktu awal-awal banyak KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). KIPI-nya itu ringan seperti gatal, ngantuk, dan lapar. Tapi yang lansia justru malah nggak ada. Bahkan yang umur 100 tahun vaksin itu kemarin ada. Jadi intinya vaksin itu aman. Malah sekarang itu antri-antri, pak.

Kadiskominfo: Ada pesan barangkali untuk masyarakat terkait vaksinasi Covid-19 ini?

Kadinkes: Baik. Semakin cepat kita melakukan vaksinasi, kita berharap pandemi segera berakhir.

Penyelesaian tugas vaksin ini juga secepat mungkin harus diselesaikan karena ada expired-nya. Jangan sampai yang kita beli pakai uang rakyat ini nanti melebihi expired kemudian harus dimusnahkan, kan mubadzir.

Jadi kalau daerah itu cepat pasti pemerintah pusat itu memberikan. Begitu cepat, habis, diberi lagi. Setelah vaksin kedua, imunitas tubuh akan terbentuk. Memang sudah ada tes, antibodi sebelum vaksin berapa dan setelahnya ternya kadar kadar imunnya naik.

Dengan demikian herd immunity terbentuk, kasus penularan di tenaga kesehatan jauh menurun. Kalau dulu itu sehari mungkin bisa 50 sampai 100 orang sekarang ini 1 aja jarang. Tetapi walau imun tinggi bukan berarti kita tidak bisa tertular, jadi prokes itu tetap dijalankan.

Kadiskominfo: Terakhir, Bu. Target vaksinasi bisa selesai Juni ya? Bagaimana dengan puasa?

Kadinkes: Iya jika persediaan ada. Kita sosialisasi juga ke masyarakat kalau bulan puasa itu sudah diperbolehkan vaksin oleh MUI. Walau nanti ada yang menolak kita menyiapkan beberapa titik untuk vaksin malam hari. Artinya batal puasa dia baru divaksin. Petugas yang muslim sedang tarawih nanti kita ada petugas non muslim yang membantu.

Itu tadi wawancara eksklusif antar Kadiskominfo dengan Kadinkes Kota Surabaya terkait keberhasilan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 menekan angka penularan di Kota Pahlawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES