Peristiwa Daerah

Mengenang 7 Hari Kepergian Fotografer Budi Sugiharto, 77 Karyanya Dipamerkan

Kamis, 25 Maret 2021 - 20:35 | 44.28k
Poster pameran karya Fotografer sekaligus wartawan, Budi Sugiharto. (FOTO: Dok. Sahabat-sahabat Uglu)
Poster pameran karya Fotografer sekaligus wartawan, Budi Sugiharto. (FOTO: Dok. Sahabat-sahabat Uglu)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Fotografer sekaligus wartawan senior Surabaya, Budi Sugiharto atau yang akrab disapa Uglu meninggal dunia pada 15 Maret 2021 usai dirawat di Rumah Sakit PHC Perak, Surabaya.

Untuk mengenang 7 hari kepergian almarhum Uglu, sejumlah sahabat Uglu memamerkan 77 foto hasil karya almarhum secara virtual. Foto-foto tersebut dipamer di www.ruangvirtual.id dengan judul 'Jejak Karya Budi Sugiharto'.

Advertisement

Pameran tersebut adalah untuk mewujudkan mimpi almarhum yang pernah disampaikan sahabat-sahabatnya pada Februari 2021. Almarhum berkeinginan untuk menggelar pameran tunggal atas karya terbaiknya di www.ruangvirtual.id.

Poster-pameran-karya-Fotografer-sekaligus-wartawan.jpgKarya fotografi Budi Sugiharto. (FOTO: www.ruangvirtual.id)

Tentu pameran tunggal foto-foto karya terbaik almarhum ini digelar dengan seizin istri, putra-putri dan keluarga besarnya, yang alhamdulillah menyetujui.

Pameran foto virtual ini kami beri judul "Jejak Karya Budi Sugiharto" yang akan dibuka oleh Presiden Komisaris kumparan.com, Budiono Darsono, kakak kandung almarhum.

77 foto yang dipamerkan itu merupakan hasil hunting dan liputan semasa almarhum segar bugar hingga kondisinya sudah sakit.

Almarhum yang banyak dikenal oleh teman-temanya sebagi pekerja keras tersebut mempunyai banyak prestasi yang diraih dalam ajang perlombaan foto yang bisa dilihat di budisugiharto.com. Banyak karya fotonya yang menjadi juara, juga ditampilkan dalam pameran ini.

Poster-pameran-karya-Fotografer-sekaligus-wartawan-2.jpg

Sepak terjang almarhum di dunia jurnalistik dimulai dengan menjadi jurnalis foto di Koran Surabaya Post dan Memorandum. Lulusan Stikosa-AWS jurusan jurnalistik ini juga pernah menjadi stringer jurnalis foto kantor berita asing seperti Reuters, AP maupun AFP untuk Jawa Timur, sebelum menjadi Kepala Biro Detikcom Biro Surabaya. Almarhum juga menjadi salah satu pendiri media online beritajatim.com.

Pria kelahiran Bojonegoro 7 Oktober 1974 ini juga pernah meliput demo reformasi Tahun 1998 di Surabaya, kasus Bom Bali 1 Tahun 2002, Lumpur Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo dan masih banyak lainnya.

Pekerjaannya sebagai jurnalis (bukan jurnalis foto) tidak membuat dirinya berhenti belajar dan terus mengembangkan kemampuan fotografi. Berbagai kompetisi fotografi diikuti. Dari tangan dinginnya, juara dan penghargaan diraih. Bahkan almarhum sempat menggelar pameran foto tunggal maupun ikut pameran foto bersama jurnalis lainnya.

Terakhir, almarhum mendirikan media online jatimnow.com. Di media yang berkantor di Jalan Jimerto No. 17A, Surabaya itu, almarhum menjadi pemimpin redaksi (pemred) hingga akhirnya dipercaya menjadi direktur utama.

Kenangan Budiono Darsono, kakak kandung Budi Sugiharto:

Ugik … Uglu … Kau Abadi Melalui Karyamu

Budi Sugiharto, adik bungsu saya. Saya memanggilnya Gik. Ugik. Teman-teman wartawan di Surabaya atau Jawa TImur memanggilnya Uglu. Ugik Lucu.

Sejak penyakit mulai menggerogoti Ugik beberapa tahun lalu, semangatnya tak pernah padam. Tetap aktif. Tetap mengurus media yang ia dirikan: jatimnow.com. Tentu saja, ia tetap memotret. Bidang yang ia geluti dengan sepenuh hati.

Beberapa bulan lalu, kepada saya, Ugik dengan penuh semangat membeberkan niatnya untuk menggelar pameran foto karya-karyanya secara virtual.

Tuhan rupanya berkehendak lain. Tuhan memanggilnya sebelum Ugik sempat memamerkan foto-foto karyanya. Dan kini, teman-teman baiknya mewujudkan niat Ugik: Pameran foto karyanya.

Gik. Kau memang sudah tiada. Namun kau tetap abadi melalui karya-karyamu. Kau tetap abadi di hatiku.

Budiono Darsono

Jakarta, 24 Maret 2021

Kenangan Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Abdullah Azwar Anas, sahabat Budi Sugiharto:

Pertama saya merasa kehilangan Mas Budi atau Mas Uglu. Karena menurut saya, Mas Uglu ini komitmentnya sangat luar biasa.

Dan saya merasakan awal-awal saya menjabat sebagai bupati di Banyuwangi, ketika Mas Uglu menjadi wartawan di detik (Detikcom), ketika saya punya ide, gagasan terkait kemajuan daerah, terkait pembelaan terhadap masyarakat kecil di desa-desa, Mas Uglu begitu bersemangat.

Bahkan Mas Uglu ini sering memotivasi saya agar terus semangat untuk tumbuh dan berkembang bersama daerah. Dan saya lihat Mas Uglu ini totalitas orangnya, kadang waktu tidak menjadi pertimbangan. Bisa larut malam bahkan pagi kembali, tidak mengenal panas ataupun hujan, dia tetap datang jika memang telah punya komitmen untuk bertemu dan memotivasi mengembangkan daerah.

Saya merasa kehilangan yang mendalam. Semoga Mas Uglu diterima di sisi Allah SWT dan keluarganya, istri, putra-putrinya dan juga keluarga besar Mas Uglu mudah-mudahan diberikan kesabaran oleh Allah SWT. Semoga bisa melanjutkan ide-ide, gagasan Mas Uglu yang luar biasa.

Dirasakan hari ini meskipun beliau wafat, empati, simpati dari banyak teman, saudara-saudara yang di luar sana karena supportnya Mas Uglu itu bisa diterima oleh banyak orang dan itu bisa dirasakan di hari ini.

Sekali lagi saya ikut berbelansungkawa yang mendalam, mudah-mudahan Mas Uglu (Budi Sugiharto) diterima di sisi Allah SWT. Terimakasih. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES