Peristiwa Daerah

TNI Masuk Desa, Membawa Senyum dan Cinta

Jumat, 26 Maret 2021 - 13:17 | 106.16k
Toyamah saat foto bersama prajurit TNI di depan rumahnya (FOTO:  (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Toyamah saat foto bersama prajurit TNI di depan rumahnya (FOTO: (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Siang itu, Selasa (9/3/2021), rintik hujan sedikit menghalangi pandangan mata. Di sebuah gubuk reyot tak layak huni, terlihat sosok perempuan lansia keluar dari ruang dapur, yang berjarak kurang lebih tujuh langkah dari ruang tamu gubuk reyot tersebut.

Gubuk reyot itu terletak di Desa Klekean, Kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Penghuninya bernama Toyamah. Usianya sekitar 60 tahun. Saat itu, wajah Toyamah tampak terlihat sumringah karena gubuk reyotnya dikerumuni puluhan prajurit TNI berseragam loreng. Prajurit pembawa senyum dan cinta bagi Toyamah itu bermaksud untuk merenovasi gubuk Toyamah supaya layak huni.

Advertisement

Kondisi gubuk Toyamah memang berdempetan dengan kandang sapi yang dirawatnya setiap hari. Di samping kandang sapi itu, terdapat batu paras yang membentuk cekungan mini berisi air. Batu paras itu adalah menjadi tempat air hujan, yang dipakai Toyamah untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

Batu-Paras.jpgTempat mandi yang terbuat dari batu paras lengkap dengan gayung dan peralatan mandi seadanya. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

“Tempat ini yang biasa saya pakai untuk mandi dan mencuci,” aku Toyamah.

Batu paras itu hanya dikelilingi menutup kain seadanya. Sedangkan gubuknya hanya berukuran kecil. Berdiri setengah tegak dari anyaman bambu dan kayu, tidak ada satu pun bangunan berbahan semen. Dalam Bahasa Madura, gubuk itu disebut rumah tabing.

Di Gubuk itu, Toyamah tinggal bersama tiga orang sekeluarga. Yakni, suami dan dua orang cucunya. Empat jiwa berteduh di satu gubuk yang isinya hanya disekat kayu pemisah ruang tamu dan kamar tidur. Di bagian belakang hanya terdapat dapur kecil tanpa atap.

Suasana dan kehidupan tersebut dijalani Toyamah dan keluarganya selama 15 tahun. Kehidupan mereka betul-betul hanya sebatang kara. Gubuk Toyamah memang belum pernah direnovasi. Jika hujan datang, petaka dan sekaligus bahagia bagi keluarga Toyamah. Petaka karena gubuknya bocor. Merasa bahagia, karena batu paras disebelah gubuknya bisa terisi air hujan.

Sehari-hari, aktivitasnya adalah mengambil rumput di hutan dan sawah yang jauh dari gubuk itu. Ia ngarit  untuk seekor sapi yang dirawatnya. Toyamah juga bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan pokok sehari-hari.

TNI-Masuk-Desa-b.jpgPemilik rumah, Toyamah, sedang duduk di gubuk reyotnya yang menjadi sasaran program RTLH TMMD ke-110. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

Saat ditemui rombongan prajurit TNI, kedua alis Toyamah nyaris menyambung, karena tak mengira akan didatangi prajurit TNI yang selama ini tak dikenalnya. Kehadiran prajurit TNI itu membawa kabar bahagia bagi keluarga Toyamah.

Engghi kaso’on Cong (ya terimakasih nak). Terima kasih, Pak. Kaule seneng (saya senang),” kata Toyamah menimpali personel TNI yang datang untuk membangun Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-110.

Menurut Toyamah, kedatangan personel TNI di desanya dengan Program TMMD ke-110 membawa harapan baru. Karena prajurit TNI datang membawa kabar bahagia penuh senyum dan cinta, Toyamah mengaku sangat senang dan tidak merasa takut ada banyak tentara di rumahnya.

“Gak takut. Pekus ben open kabbih tentaranah (baik dan ramah semua tentaranya),” aku Toyamah, dengan menggunakan Bahasa Madura, sembari dibantu diterjemahkan oleh Kepala Desa Klekean, Sulatis, ke bahasa Indonesia.

Begitu kehidupan dan kondisi gubuk Toyamah. Ia adalah salah satu warga yang menjadi sasaran TMMD untuk pembangunan RTLH. Usai dibangun, Toyamah berharap, rumah barunya nantinya bisa ditempati oleh anak cucunya, dan sekaligus menjadi warisan satu-satunya dari Toyamah.

Renov-Rumah-Tomaya.jpgAnggota TNI sedang melakukan renovasi dan pembangunan rumah warga (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

Toyamah mengaku, apa yang menimpa dirinya akan terus dikenang, tak akan pernah dilupanya. Akan terus mengenang jasa dan bantuan dari TNI itu hingga akhir hayatnya. Doa Toyamah sekeluarga akan terus mengalir untuk TNI.

“Semoga TNI akan terus bersama dengan rakyat. Ibarat satu kulit. Ketika rakyat dicubit, tentara bisa pula merasakan sakitnya,” kata Toyamah dengan menggunakan bahasa Madura.

Sosok Toyamah adalah sosok keluarga pra sejahtera yang menerima manfaat TMMD 110 Kodim 0822/Bondowoso. Selain itu, ada 61 keluarga lainnya yang menjadi sasaran bedah rumah TMMD tahun 2021, di Kecamatan Botolinggo, yakni di Desa Penang dan Desa Klekean.

Menurut pengakuan Kepala Desa Klekean, Sulatis, rata-rata latar belakang penerima program RTLH adalah keluarga pra sejahtera. Pekerjaannya tidak lepas dari peternak, buruh tani dan industri rumah tangga (IRT).

Sulatis mengisahkan, bahwa Desa Klekean merupakan desa pemekaran sejak 2004 lalu. Dua tahun terakhir, desa dengan penduduk 1.400 KK ini masuk desa tertinggal.

“Masuknya TMMD ini merupakan sebuah solusi mengejar ketertinggalan pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Desa ini membutuhkan pemerataan,” kata Sulatis penuh semangat.

TNI-Masuk-Desa-c.jpgKegiatan apel rutin prajurit TNI sebelum melaksanakan program kerja TMMD ke-110.  (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

Kendala paling utama, sambungnya, adalah akses jalan dan ketersediaan air bersih. Untuk menyokong itu, TMMD 110 akan membangun 7 tandon air, pelebaran jalan, pavingisasi, renovasi musalla, rutilahu, pembangunan pos kamling dan gapura.

“Sebagian pelebaran dan pembangunan jalan adalah akses penghubung desa dan antar dusun. Pelebaran jalan 250 meter sepanjang 4,7 kilometer menghubungkan desa sebelah yakni Desa Penang,” urai Sulatis.

Senada dengannya, Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menguatkan, dua desa di Botolinggo itu disebut sangat tepat menjadi sasaran TMMD 110. Bahkan, ia meminta TMMD bisa dihelat setiap tahun dengan menggilir setiap desa sesuai skala prioritas.

Hadirnya tangan TNI disambut baik oleh Pemkab Bondowoso. Dukungan ini bentuk sinergitas pemerintah dengan TNI-Polri yang selama ini kata dia ini terjalin dengan sangat baik.

TNI-Masuk-Desa-a.jpgProses pekerjaan jalan lapen di Botolinggo yang dilakukan oleh prajurit TNI. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

“Masyarakat sangat respon dan antusias. Saya harap Botolinggo bisa lebih maju lagi karena dua desa itu termasuk desa tertinggal,” ujar orang nomor satu di Kota Gerbong Maut itu.

Pria yang besar di lingkungan pesantren tersebut menilai, TMMD mampu menembus keinginan dan harapan dominasi masyarakat pedesaan. Bupati berkata, hanya TMMD yang bisa menembus daerah terisolasi.

Kecamatan Botolinggo sendiri memiliki delapan desa. Berjarak sekitar 25 kilometer dari jantung kota ke arah timur. Sekitar 30.753 jiwa tersebar 101 dusun/pedukuhan dengan jumlah 69 RW dan 295 RT.

Menurut Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Irwan Subekti, TMMD ke-110 tidak hanya menyasar dua desa di Kecamatan Botolinggo, Bondowoso. Tapi juga terjun ke Desa Harjomulyo dan Mulyorejo  Kecamatan Silo, Jember. Di bawah Kodam V/Brawijaya sendiri, total ada lima daerah sasaran TMMD, termasuk Bondowoso dan Jember.

“TMMD sudah berjalan 41 tahun sejak 1980. Dulu namanya ABRI Masuk Desa atau AMD. TMMD adalah program lintas sektoral. TNI bersinergi dengan Polri, Pemda dan stakeholder lainnya,” jelas Danrem.

Dia berkata, ada dua segmen pembangunan yang difokuskan yakni pembangunan fisik dan non fisik. Kedua segmen tersebut dilaksanakan secara gotong royong dan membaur di tengah kehidupan masyarakat desa.

“Jiwa dan semangat TNI harus manunggal dengan rakyat. Itu manifestasi slogan TNI bersama rakyat. Sejarah mencatat TNI memang lahir dari rahim rakyat. Panglima Besar Jenderal Soedirman mengatakan, hubungan TNI dan rakyat ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan bisa hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat dan membesarkan TNI,” tegasnya.

Tampak-Depan-RUmah-Tomaya.jpgTampak dari depan rumah Toyamah yang sudah direnovasi berkat program TMMD ke-110. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

Irwan berharap, adanya program TMMD yang mengusung tema “TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri” dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pembangunan. Sehingga, gelombang kemiskinan bisa menurun signifikan.

“Karena ini kondisi pandemi Covid-19, prajurit TNI di lapangan juga melakukan sosialisasi protokol kesehatan serta kampanye hidup sehat. Kami sekaligus menyampaikan kepada masyarakat bahwa vaksin itu aman dan halal,” tukasnya.

Kapenrem 083/Baladhika Jaya Mayor Inf Prasetya HK menerangkan, sasaran pembangunan fisik di Botolinggo meliputi pembangunan 62 rutilahu, 2 unit tandon masjid, 5 unit tandon masyarakat, renovasi 2 musalla, pembangunan 2 pos kamling, 1 gapura dan perbaikan jalan paving.

Sedangkan pembangunan fisik jalan yakni pelebaran jalan poros dengan lebar 3 meter dan panjang 200 meter. Ditambah lagi lapen jalan lingkungan lebar 2,5 meter dan panjang 200 meter. Dilengkapi juga pembangunan lapen jalan umum lebar 3 meter dan panjang 300 meter.

Ia merinci ada ratusan personel TNI yang diturunkan dalam program TMMD ke-110. Mereka dibantu pula oleh personel Polri dan Pemerintah Daerah baik Pemkab Bondowoso maupun Pemkab Jember.

“Selama bertugas di lapangan 30 hari, prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-110 dilepas dan tinggal di beberapa rumah penduduk sekitar. Selain melakukan pembangunan fisik, mereka juga memberikan wawasan kebangsaan dan hidup melebur bersama masyarakat,” bebernya.

Prasetya menambahkan, sasaran fisik di dua desa di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember meliputi pembangunan 20 unit rutilahu, 20 unit jambanisasi, 5 unit pembuatan MCK, renovasi 2 musalla, 2 unit pos kamling, dan pelebaran jalan 4 meter sepanjang 1 kilometer.

Jika dulu masyarakat pra sejahtera mencapai ribuan, kini dengan adanya TMMD ke-110, mereka bisa dihitung sebelah tangan. Bahkan nihil dalam genggaman alias berada sesuai harapan. TNI akan melahirkan Toyamah-Toyamah baru di sejumlah daerah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES