Peristiwa Daerah

Kisah Prajurit Mataram Jatuh Cinta di Pelabuhan Pamotan Saat Bertugas

Senin, 29 Maret 2021 - 22:03 | 77.88k
Pelabuhan Pamotan di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Pelabuhan Pamotan di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARANPelabuhan Pamotan di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran menyimpan kisah cinta seorang prajurit dari Kerajaan Mataram.

Prajurit dari Kerajaan Mataram tersebut bernama Jaga Resmi, yang sebelumnya mendapat perintah dari Raja Mataram bernama Sultan Agung Hanyokro Kusumo.

Advertisement

Perintah yang diberikan Sultan Agung Hanyokro Kusumo ke Jaga Resmi untuk menelusuri seseorang bernama Dipati Ukur yang merupakan seorang Raja di Kerajaan Tanah Ukur.

Salah satu warga setempat Aceng Hasim mengatakan, Pelabuhan Pamotan pada tahun 1628 Masehi hingga 1629 Masehi merupakan sebuah tempat transit dan interaksi rakyat dari Kerajaan Mataram dan rakyat dari Kerajaan Galuh juga rakyat dari Kerajaan Kawasen.

"Saat Jaga Resmi akan menelusuri Dipati Ukur, dia memilih berguru ke salah satu jawara asal keturunan China bernama Chi Ling yang masyarakat setempat menyebutnya Embah Pamotan," kata Aceng.

Saat berguru ke Chi Ling atau Embah Pamotan, Jaga Resmi akhirnya jatuh cinta kepada gadis bernama Nawang Wulan yang merupakan putri Chi Ling atau Embah Pamotan.

"Kisah cinta mereka berdua berjalan mulus hingga akhirnya resmi menjadi suami istri hingga melahirkan keturunan," tambah Aceng.

Maka hasil dari pernikahan itu masyarakat di daerah Pamotan saat ini banyak yang silsilahnya keturunan dari Kerajaan Mataram.

Tujuan Jaga Resmi untuk menelusuri Dipati Ukur berbekal sebuah surat yang ditulis dalam potongan kulit pohon menggunakan huruf zaman Kerajaan.

Surat-Kuno.jpgSalah satu surat yang dibawa Jaga Resmi dari Sultan Agung Hanyokro Kusumo. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

"Hingga kini surat yang dibawa oleh Jaga Resmi masih ada di salah satu masyarakat di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat," terangnya.

Latar belakang Sultan Agung Hanyokro Kusumo memerintah Jaga Resmi untuk menelusuri Dipati Ukur atas dugaan pengkhianatan dalam sebuah peperangan melawan VOC.

Pernah ada komitmen bahwa Dipati Ukur akan bekerja sama dengan Kerajaan Mataram melakukan perlawanan ke Batavia.

Waktu itu Kerajaan Mataram akan membawa pasukan Suro Agul-agul demi menambah kekuatan perlawanan.

Pada waktu yang telah ditentukan, pasukan Suro Agul-agul tidak kunjung datang, akhirnya Dipati Ukur dengan kekuatan 3000 pasukan berangkat melakukan penyerangan ke Batavia.

Pasukan yang dibawa Dipati Ukur tidak mampu untuk melumpuhkan musuh dan akhirnya memilih untuk pulang.

Kepulangan pasukan yang dibawa Dipati Ukur dinilai oleh Sultan Agung Hanyokro Kusumo sebuah pengkhianatan. 

Sejak itulah Sultan Agung Hanyokro Kusumo mencurigai Dipati Ukur dan mengutus Jaga Resmi untuk menelusuri jati diri Dipati Ukur.

Namun sebelum tugas dari Sultan Agung Hanyokro Kusumo terlaksana Jaga Resmi malah jatuh cinta di Pelabuhan Pamotan kepada Nawang Wulan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES