Peristiwa Daerah

Sejarah Ronggeng Gunung Pangandaran, Temuan Baru Budayawan Aceng Hasim 

Rabu, 31 Maret 2021 - 16:39 | 67.63k
Adegan tarian ronggeng gunung Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Adegan tarian ronggeng gunung Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Budayawan asal Pangandaran Aceng Hasim menemukan penemuan baru sejarah Ronggeng Gunung Pangandaran.

Dalam penelusuran yang dilakukan Aceng, Ronggeng Gunung yang saat ini berkembang di masyarakat Pangandaran diindikasikan kuat bersumber dari tarian Lengger yang ada di Jawa Tengah.

Advertisement

"Beberapa pelaku seni memiliki sudut pandang yang sama pada musik yang terdapat dalam pementasan Ronggeng Gunung," kata Aceng, Rabu (31/3/2021).

Musik pada pementasan Ronggeng Gunung selalu menggunakan tri nada. Tri nada tersebut tidak masuk pada kategori nada madenda atau nada salendro, juga nada pelog.

"Tri nada musik ronggeng gunung merupakan sebuah proses perubahan secara berangsur sehingga sampai pada tahap nada yang menjadi pakeman atau aturan baku," tambah Aceng.

Aceng menjelaskan, alat musik Lengger di Jawa Tengah semula berasal dari bambu, sekitar abad 16 diubah menggunakan kayu lame atau pule.

"Setelah terjadi perubahan penggunaan alat musik Lengger dari bambu menjadi kayu lame atau pule akhirnya disamakan dengan suara nada kenong tri nada pada ronggeng gunung," jelasnya.

Penggunaan tri nada pada pementasan Ronggeng Gunung dengan alat musik kenong pertama kali digelar di Dusun Golempang, Desa Bojongsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten.

"Pelaku pertama pagelaran di Dusun Golempang adalah Dewi Ayu Anyangsrana atau Nyi Puleng Rasa yang merupakan putri dari Eyang Mangku Negara," paparnya.

Eyang Mangku Negara, sambung Aceng, merupakan salah seorang dari rombongan yang datang dari Banyumas melakukan pengembaraan ke daerah Pangandaran.

Ronggeng Gunung juga merupakan sebuah adegan tari dari kalaborasi ritual penyembahan kepada Dewi Sri yang dilakukan di daerah pegunungan.

"Lirik nada yang dipentaskan pada ronggeng gunung ada pakeman yang dilakukan pada 4 lagu pertama yang dilakukan secara sunyi dan khidmat karena asalnya merupakan ritual pemujaan," jelasnya.

Budayawan Aceng Hasim menambahkan, pakem lagu yang dianut oleh pelaku pagelaran Ronggeng Gunung Pangandaran di antaranya, (1) Kudup Turi, (2) Ladrang, (3) Lolowong, dan (4) Sasagaran.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES