Peristiwa Daerah

DLH Pemkab Sleman Rekomendasikan Pohon Tanjung sebagai Perindang Jalan

Rabu, 14 April 2021 - 16:20 | 238.88k
Pohon Tanjung yang ditanam di pinggir jalan sebagai perindang jalan raya. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Pohon Tanjung yang ditanam di pinggir jalan sebagai perindang jalan raya. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Sleman mengingatkan, memilih jenis pohon perindang jalan memang tidaklah mudah. Jangan sampai pohon yang ditanam di pinggir jalan akarnya dapat merusak aspal atau jalan sehingga dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Pohon yang hendak ditanam di pinggir jalan harus kuat, tahan terhadap pengaruh cuaca ekstrem serta dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan yang berbeda. Selain itu, pohon harus dapat pengurai polutan dan pemasok oksigen.

Advertisement

DLH-Pemkab-Sleman.jpg

"Kami merekomendasikan pohon Tanjung sebagai perindang jalan," kata Kepala DLH Pemkab Sleman Ir Dwi Anta Sudibya MT didampingi Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau DLH Sleman Junaidi S.ST kepada TIMES Indonesia, Rabu (14/4/2021).

Ada sejumlah alasan mengapa Sudibya merekomendasikan Pohon Tanjung sebagai pohon perindang jalan di wilayah Kabupaten Sleman. Sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor: 05/PRT/M/2012 tentang pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan jalan.

Dalam peraturan menteri PU tersebut telah dijabarkan secara gamblang. Di antaranya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), mendefenisikan kriteria tanaman jalan berdasar kondisi organ tanaman adalah sebagai berikut akar tidak murah merusak struktur jalan, kuat, dan bukan akar dangkal.

Sedangkan batangnya juga harus kuat, tidak mudah patah, tidak bercabang ke bawah. Untuk Dahan/ranting tidak mudah patah, tidak terlalu menjuntai ke bawah sehingga tidak menghalangi pandangan pengguna jalan.

Selain itu, daun tidak mudah rontok, tidak terlalu rimbun, dan tidak terlalu besar sehingga jika jatuh, tidak membahayakan pengguna jalan. Untuk pohon berbunga tidak mudah rontok dan tidak beracun.

Pohon yang berbuah tidak mudah rontok, tidak berbuah besar dan tidak berancun. Sedangkan untuk sifat lainnya adalah cepat pulih/bersemi dan tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor dan industri.

Sedangkan pohon tepi jalan berukuran sedang yang direkomendasikan dalam peraturan tersebut antara lain, Saga, Nyamplung, Kenanga, Kotek Mamak, Kasia busuk (baresah), Johar, Medang teja (kayu manis hutan), Flamboyan, Dadap ayam, Kiara payung, Khaya, Gelam, Mambu, Nagasari, Cempak putih/kantil, Tanjung, Batai laut, Asam Landi, Asam Jawa, dan Tekoma.

"Kriteria pohon peneduh jalan yang baik yakni, memiliki batang kayu yang kuat, tinggi pohon tidak lebih dari 15 meter, daunnya rimbun dan rapat serta tidak mudah gugur, berbau harum, cabang dan ranting tidak mudah patah, batang tegak lurus dengan daerah bebas cabang di atas 3 meter, sistem perakaran yang kuat dan dalam serta tidak melebar sehingga tidak merusak jalan/saluran air," urainya.

Sementara jika dilihat dari segi fungsinya. Pohon yang akan ditanam sebaiknya tidak hanya mempunyai satu manfaat melainkan ada manfaat lainnya baik dari aspek ekologis, aspek estetika, aspek keselamatan dan aspek kenyamanan.

Sudibya menyebutkan, bagian tanaman yang jadi pertimbangan pemanfaatannya adalah batang, daun, buah, bunga dan perakaranya serta sifat perkembangannya.

Ia mencontohkan dari tajuk, bunga dan daun dapat menimbulkan kesan keindahan (estetika), dari beberapa bunga yang mengeluarkan aroma segar dan warna yang menarik, batang dan daun dapat bermanfaat sebagai peneduh, pembatas, penghalang angin, penghalang silau dari lampu kendaraan dan cahaya matahari.

Selain itu, imbuh Sudibya,  pohon peneduh jalan yang baik yakni tidak mengandung racun yang berdampak pada pengguna jalan, tidak berduri, serbuk sari tidak menimbulkan alergi, tidak bersifat invasif (berbiak cepat dan mendominasi), memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi.

Selain itu, juga menghasilkan banyak bunga dan buah yang menjadi sumber makanan bagi berbagai jenis hewan liar terutama serangga, burung dan kelelawar. Serta dapat menjadi nilai tambah jika jenis pohon tersebut menjadi icon daerah, identitas propinsi atau negara.

"Manfaat penanaman pohon di jalan, juga sebagai ciri atau maskot suatu daerah yaitu tanaman lokal atau tanaman eksotik yang khas dan hanya dapat tumbuh dan berkembang khusus pada daerah tertentu atau hanya ada di Indonesia," jelas Sudibya.

Nah, dari berbagai hal tersebut DLH Sleman kemudian merekomendasikan pohon Tanjung sebagai pohon perindang jalan di wilayah Sleman.

Salah satu contohnya dalam kegiatan pekerjaan peningkatan ruas jalan Denggung-Wonorejo (jalan Gito Gati) yang tengah dikerjakan oleh Bidang Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY saat ini. Atau pada pekerjaan peningkatan ruas jalan Klangon - Tempel, Sleman, beberapa tahun lalu.

"Keberadaannya bisa dilihat mulai simpang empat Gedongan, Godean ke arah Balangan (utara)," ungkap Sudibya diamini Junaidi.

Pohon Tanjung merupakan jenis keluarga Sapotaceae. Asalnya dari India, Sri Lanka dan Birma. Pohon ini, telah ditanam di Indonesia sejak berabad-abad tahun silam. Kulit batangnya tidak bergetah dan beracun.

Serbuk sari yang dihasilkan juga tidak menimbulkan alergi bagi orang yang berada di sekitarnya.  Pohon ini juga cukup tahan terhadap cuaca panas dan kering. Berumur panjang dan dapat tumbuh puluhan tahun lamanya.

"Kayunya padat dan keras sehingga dimanfaatkan untuk bahan pasak dalam pembuatan perahu, untuk tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari, mebel serta untuk tiang rumah," terangnya.

Kayu Tanjung juga baik untuk bahan ukiran, penutup lantai dan dulu juga dipakai untuk bantalan rel kereta api.

Sebagaimana pohon berkayu keras lainnya, pertumbuhan pohon Tanjung tergolong lambat sehingga tidak perlu terlalu sering dipangkas. Cabang-cabang pohonnya berukuran sedang, tidak mudah patah. Akarnya menghujam ke bawah, tidak berbanir sehingga tidak merusak trotoar jika ditanam di pedestrian.

Dahulu, bunga Tanjung yang wangi dan mudah rontok, kerap dikumpulkan orang di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan dan untuk hiasan. Sedangkan buahnya  tidak beracun dan dapat di makan.

Selain itu,  bagi masyarakat DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Pohon Tanjung  termasuk pohon yang dianggap memiliki nilai filosofi.

"Pohon ini banyak ditanam di sepanjang sumbu filosofi yaitu Krapyak-Alun-Alun Selatan-Kraton-Alun-alun Utara-Tugu. Bersama-sama dengan pohon asem, mangga (pelem) dan lainnya. Simbol vegetasi di area tersebut," terang Sudibya telah mengikuti Pelatihan Internalisasi Keistimewaan DIY.

Ia menambahkan, di kompleks Sitihinggil Kidul ada Pohon Gayam maknanya 'ayom-ayem' (tenteram) dan berkembang ('ngrembaka'). Di halaman Sitihinggil ditanami Pohon Soka yang berbunga merah dan Mangga Cempora yang berbunga putih, menggambarkan bersatunya benih lelaki dan perempuan.

Pada halaman Kamandhungan menggambarkan benih dalam kandungan dengan vegetasi Pohon Pelem yang bermakna ‘gelem’ (kemauan bersama), Pohon Jambu Dersana di maknai "kaderesan sihing sesama" (diliputi cinta kasih satu dan lainnya), dan Pohon Kepel yang bermakna ‘kempel’, bersatunya benih karena kemauan bersama didasari saling mengasihi.

Ringin Wok (nama pohon beringin di Alun-alun Selatan) melambangkan kedewasaan. Di sekeliling alun-alun ditanami Pohon Pakel dan Pohon Kweni, melambangkan manusia setelah dewasa harus ‘wani’ (berani), termasuk bagi perjaka yang akhil bhalig harus berani melamar gadis pujaannya.

Sedangkan sepanjang Jl. DI Panjaitan (dahulu Jl. Gebayanan) terdapat tanaman Asem dan Tanjung di kanan-kiri jalan. Pohon Asem melambangkan wajah seorang anak yang ‘nengsemake’ atau menarik bagi orang tuanya. Daun Asem yang masih muda dinamakan ‘sinom’, ibarat gadis muda (‘anom’) yang menimbulkan rasa tertarik (‘sengsem’) bagi lawan jenisnya.

Sementara Pohon Tanjung yang direkomendasikan DLH Pemkab Sleman sebagai perindang jalan, melambangkan bayi yang selalu disanjung-sanjung oleh lingkungannya atau gadis yang menimbulkan rasa ‘sengsem’ selalu disanjung oleh para jejaka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES