Peristiwa Daerah

Sudah 36 Tahun Buka Jasa Pijat, Suami Istri Ini Terdampak Pandemi

Jumat, 30 April 2021 - 17:35 | 68.25k
Pasangan suami istri, Sarmin dan Enok Murni yang menawarkan jasa praktik pijat di Ciamis (FOTO: Dok. Iman)
Pasangan suami istri, Sarmin dan Enok Murni yang menawarkan jasa praktik pijat di Ciamis (FOTO: Dok. Iman)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Selama 36 tahun membuka layanan jasa pijat, baru kali ini pasangan suami istri ini menghadapi dampak yang cukup buruk akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, adanya perpanjangan PPKM di Ciamis juga membuat penghasilan pelayanan jasa pijat ini semakin menurun.

Advertisement

Pasangan suami istri tersebut bernama Sarmin (56) dan Enok Murni (56). Meskipun pandemi dan memiliki keterbatasan tuna netra, mereka tetap mensyukuri hasil yang mereka dapatkan selama pandemi ini.

"Saat pandemi, hanya dapat Rp100 ribu per hari. Namun, sebelum pandemi bisa mencapai Rp300-400 ribu per hari. Kendati begitu, kami tetap bersyukur karena itu nikmat dari Allah SWT," ucap Sarmin, Jumat (30/4/2021)

Pijat-Tuna-Netra.jpgIlustrasi - Pijat Tuna Netra (FOTO: instagram/dry_cupping_teguhgunawan)

Pasangan suami istri yang memiliki enam orang anak tersebut juga biasa membuka praktik pijat di rumahnya atau datang langsung ke rumah pasien. Namun, perpanjangan PPKM di Ciamis, pada masa pandemi ini membuat pelanggannya takut untuk menggunakan jasanya.

"Mungkin, mereka takut terpapar Covid-19. Makanya, sekarang sudah jarang datang ke rumah-rumah pasien lagi. Namun, kami tetap bertahan membuka praktik jasa pijat ini," imbuhnya.

Mereka yang merupakan warga Panoongan, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis juga berharap, pemerintah mengulurkan bantuan lagi untuk mereka. Awal pandemi melanda, mereka masih mendapatkan bantuan sembako, tapi sekarang bantuan tersebut tidak muncul lagi.

Pofesi-Praktik-Pijat.jpgIlustrasi - Pofesi Praktik Pijat (FOOT: Pertuni Kabupaten Ciamis)

Mereka juga bercerita, banyak teman-temannya yang alih profesi menjadi penjual kerupuk saat pandemi ini. Sebab, penghasilan jasa pijat mereka menyusut di masa pandemi ini.

"Kami kasihan dengan teman kami juga yang tuna netra di Ciamis Utara alih profesi jadi penjual kerupuk di Bogor. Kasian, dia berjualan pakai tongkat, bahkan pernah sampai terperosok ke parit," tutur Sarmin.

Mereka juga berharap, pandemi ini segera berakhir. Sehingga, mereka bisa memanfaatkan lagi keahlian jasa pijat mereka seperti dulu.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES