Anas Thahir: Stunting hingga Pernikahan Dini Masih Menjadi PR BKKBN

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Anas Thahir menghadiri program Sosialisasi, Advokasi, dan KIE Program Keluarga Kencana. Dihelat sederhana di Pondok Pesantren Salafiyah Nidzomiyah, Desa Made, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (2/5/2021).
Giat sosialisasi ini dipaparkan mengenai tugas besar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dijelaskan pula perkembangan angka stunting selama kurun waktu 7 tahun terkahir.
Advertisement
Komisi IX DPR RI, Anas Thahir mengatakan bahwa angka stunting dari tahun 2013 sejumlah 37% dari total penduduk. Pada tahun 2018 menurun di angka 30,8%. Sedangkan terbaru di tahun 2020 berhasil ditekan menjadi 27,67%.
"Angka stunting harus ditekan dalam 27,67% menjadi 14% BKKBN harus bekerja keras dan ditantang untuk mampi menghimpun Kekuatan Masyarakat untuk bisa bekerjasama dan saling bersinergi dengan masyarakat," jelas Anas Thahir kepada awak media pasca giat. Diberikan pula tingginya angka perceraian yang cukup tinggi.
"Kedua, kita masih punya tingkat perceraian yang tinggi. Kementerian agama tahun lalu ada 399 ribu calon pengantin muda yang minta cerai. Kemudian dalam 1 tahun terakhir naik menjadi 444 ribu. Itu artinya sudah seperempat dari jumlah orang nikah," tegas Anggota Komisi IX DPR RI.
Selain itu hal yang menjadi penyebab meningkatnya angka perceraian adalah tingginya angka pernikahan di usia dini.
"Ketiga, BKKBN juga harus menekan angka pernikahan usia dini. Sebab itu akan mengakibatkan banyaknya perceraian, akan mengakibatkan stunting, akan mengakibatkan kurangnya keluarga berkualitas," pungkas Anggota Komisi IX DPR RI, Anas Thahir.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |