Peristiwa Daerah

BKKBN Tekan Angka Stunting 2,5 Persen Setiap Tahun

Minggu, 02 Mei 2021 - 18:28 | 64.18k
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Eni Gustina saat ditemui TIMES Indonesia. Minggu (02/5/2021). (Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Eni Gustina saat ditemui TIMES Indonesia. Minggu (02/5/2021). (Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI) terus berupaya menekan 2,5 setiap tahunnya. Mengingat angka stunting di tahun 2020 mencapai 27,67 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Eni Gustina usai mengisi Sosialisasi, Advokasi, dan KIE Program Keluarga Kencana, Minggu (2/5/2021).

Advertisement

eni bGambaran umum sosialisasi, advokasi, dan KIE Program Keluarga Kencana di Desa Made, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (02/5/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

Dalam hal ini angka stunting RI mencapai 27,67 persen dari total jumlah penduduk. Program BKKBN ke depan ini akan berupaya menekan angka ini sampai angka 14 persen di tahun 2024.

"Kita targetkan di tahun 2024 menurun menjadi 14 persen," jelasnya.

Stunting sendiri merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

"Pendampingannya kita menggiring para balita stunting ini ke arah pemeriksaan kesehatan dan mencegah terjadinya melahirkan bayi punya resiko," lanjut Eni Gustina.

Dijelaskan mengenai penyebab umum adanya stunting pada bayi. Dijelaskan bahwa stunting diakibatkan bayi atau janin kurang nutrisi dalam jangka waktu tertentu. Kekurangan nutrisi ini mengakibatkan panjang badannya lebih pendek daripada panjangnya bayi normal.

"Kalau stunting itu dikhawatirkan kecerdasannya, ini kembali pada kualitas hidup anak. Di era sekarang, era teknologi sekarang harus mampu di era teknologi saat ini," terangnya.

Sementara mengenai program di tahun 2021 ini salah satunya pendataan keluarga 2021 pada tanggal 1 sampai 31 Mei 2021. Sebanyak 81 Kartu Keluarga akan didata mulai dari rumahnya, kualitas sanitasi, isi rumah, orang tinggal serumah, jumlah anak, dan lainnya.

eni cNarasumber yang hadir (kiri ke kanan) Eni Gustina, Anas Thahir, Soekaryo Teguh Santoso. Minggu (02/5/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

"Kita harus tahu semua situasi keluarga di Indonesia, supaya kita punya potret rumahnya seperti apa, sanitasinya seperti apa, mendapat bantuan atau tidak, isi rumah siapa saja," terangnya kepada awak media.

Data tersebut dibuat untuk proyeksi kualitas hidup dan langkah taktis pelaksanaan kebijakan.

"Data seperti ini kita bisa membuat perencanaan lebih akurat sehingga nanti intervensi itu lebih terarah," jelasnya.

Disisi lain, Eni Gustina mengungkapkan mengenai angka perceraian yang cukup besar.

"Secara keseluruhan data kami masih di bawah 20 tahun Data dari Kementerian agama itu 2018 di Indonesia ini ada 20 juta pernikahan setiap tahun, 48 persen itu perempuannya di bawah 20 tahun," jelasnya.

Apabila pernikahan dini ini masih tinggi maka dapat memperbesar angka perceraian dari tingkat keluarga.

"Orang kalau menikah sudah siap tidak hanya secara fisik dan secara lahir ya tapi secara batin nanti, pasti dia akan lebih langgeng," jelasnya.

Dalam pendampingan kali ini BKKBN melakukan upaya pendampingan terhadap calon pengantin.

"Salah satu yang kita lakukan adalah pendampingan calon pengantin," terangnya.

Sementara itu capaian utama BKKBN salah satunya adalah keluarga berkualitas.

"Ukuran keluarga berkualitas ini punya indeks keluarga bahagia. Disitu ada prinsip keluarga , prinsip perlindungan, prinsip ekonomi, prinsip agama," jelas Eni Gustina.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Eni Gustina, berharap pendekatan keluar bisa menjadikan keluarga lebih berkualitas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES