Peristiwa Daerah

Keluarga Penerima Manfaat BPNT Tuban Terima Telur Busuk

Kamis, 20 Mei 2021 - 19:32 | 201.26k
Kondisi Telur Busuk Bau Bangkai Tikus yang diterima Keluarga Penerima Manfaat BPNT, di Kabupaten Tuban (20/5/2021) (FOTO: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Kondisi Telur Busuk Bau Bangkai Tikus yang diterima Keluarga Penerima Manfaat BPNT, di Kabupaten Tuban (20/5/2021) (FOTO: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TUBAN – Keluarga Penerima Manfaat progam bantuan pangan non tunai (KPM BPNT) Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, menerima telur busuk seperti bau bangkai tikus dan tidak layak konsumsi. Penyaluran komoditi protein telur untuk keluarga miskin ini pun dinilai tidak melewati proses pengawasan dan  pengecekan ketat.

Data dihimpun temuan telur busuk dikeluhkan warga atau KPM bagian barat Desa Kesamben. Meski sudah menerima telur busuk dan tidak layak konsumsi, para KPM mengakui tidak dapat berbuat banyak karena khawatir namanya di coret dari KPM BPTN akibatnya, salah satu KPM hanya diluapkannya ke grup whatsapp seperti diterima TIMES Indonesia, Kamis (20/05/2021).

Advertisement

"Telurku kok oleh bosok kabeh, mbuwak kabeh ambune koyok batang tikus, lagi iki q oleh koyo ngene hari pertama mecah Iki jeruane koyok ngene njerune koyok kopi ambune batang tikus/telurku kok dapat busuk buang semua baunya seperti bangkai tikus, baru kali ini hari pertama dadar dalamnya seperti kopi baunya bangkai tikus," tutur KPM yang namanya kami rahasiakan berinisial mbak T karena takut namannya di coret dari KPM BPNT bila melaporkan ke pihak jurnalis. 

Selain kualitas barang yang membusuk, Mbak T  juga menjelaskan bahwa di wilayah Desa Kesamben, sudah hampir tiga bulan ini, di desanya tidak ada agen e-warung terdekat yang melayani transaksi ratusan KPM BPNT, dikerenakan agen di desanya sudah tidak menerima alat gesek elektronik data capture (EDC) dari Bank Negara Indonesia. 

Kondisi-Telur-Busuk-Bau-Bangkai-Tikus-2.jpg

Akibatnya secara masif KPM Desa Kesamben mengambil BPNT beras, telur, tahu - tempe ke agen e-warung desa tetangga lain, Desa Plandirejo, dimana wilayah letak geografis sangat jauh dari tempat tinggal para KPM.

"Kali pertama ini ambil di agen desa lain jauh sana, malah dapatnya telur busuk ini. Tidak cuma saya yang terima barang seperti ini, KPM lainya  juga, tapi gimana lagi kan di kasih. KPM tinggal mengambil ke warung Plandirejo yang ditunjuk,"kesalnya 

Informasi diterima dan sebelumnya di tayangkan media TIMES Indonesia, paska kekosongan suplier telur tahun 2020, Dinsos P3A Tuban mulai 2021 menunjuk Suplier beras merangkap sebagai penyalur penyedia barang berupa telur.

Seiring berjalannya Januari-Mei 2021, penyaluran dan pengadaan telur diduga suplier beras kurang cukup modal untuk pengadaan telur yang diasumsikan harga tertinggi Rp 26.000 kg kali jumlah ribuan KPM masing-masing kecamatan. 

Hal mendasar itu menjadikan suplier beras di beberapa kecamatan, lebih memilih aman dengan menyerahkan pengadaan telur ke masing-masing e-warung atau agen dengan asumsi pengambilan telur terendah dari harga eceran tertinggi pasar mulai Rp19-25 ribu

Akibatnya permainan harga terendah-tertinggi telur itu, menjadikan pengadaan amburadul ditandai baru berjalan lima bulan penyaluran BPNT suplier, agen atau e-warung memberikan kualitas telur jelek terhadap para KPM BPNT.

Di sisi lain, tidak ada penindakan dan sanksi tegas timkor kabupaten, terhadap agen abal-abal serta Dinsos  P3A hanya berfokus pada pengecekan kualitas beras, sehingga terhadap pengecekan komoditi lain untuk KPM BPNT kurang diperhatikan seperti telur, tahu tempe di kecamatan. 

Penemunuan KPM BPNT menerima telur busuk ini, menunjukkan suplier beras dan telur ke satu pengembang CV/PT tidak menerapkan prinsip 6T (Tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, tepat administrasi) serta telah menyalahi pedoman umum progam Bantuan Pangan Sosial atau BPNT. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES