Peristiwa Daerah

Cak Nun Puji UAS: Ini Bukan Hanya Orang Pintar tapi Orang yang Indah

Minggu, 23 Mei 2021 - 19:34 | 172.83k
Ustaz Abdul Somad dan Cak Nun saat bertemu di acara wisuda SMK di Jombang (Foto: Tangkapan layar)
Ustaz Abdul Somad dan Cak Nun saat bertemu di acara wisuda SMK di Jombang (Foto: Tangkapan layar)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Intelektual Muslim Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun memuji pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) sebagai manusia yang pintar bukan sekedar pintar namun juga indah.

Pujian Cak Nun kepada UAS tersebut dilontarkan saat mereka berdua bertemu di suatu acara wisuda SMK di Jombang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Momen tersebut juga diabadikan oleh UAS seperti yang di unggah dalam akun Instagram pribadinya pada  Sabtu (22/5/2021) kemaren.

"Kita itu setengah mati kadang-kadang merencanakan sesuatu, tapi tiba-tiba Allah sudah merencanakan terlebih dahulu," kata Cak Nun saat bertemu UAS, seperti dikutip dalam Youtube My Trib yang diunggah, Minggu (23/5/2021)

Kemudian pemilik nama asli Muhammad Ainun Nadjib juga mengatakan bahwa pertemuan ini tidak disengaja. Bahkan jika mereka berdua merencanakan belum tentu bisa bertemu. Namun, Allah SWT telah mempertemukannya.

"Seng ndek TV iko yo iki wong e rek (yang di TV itu ini lo orangnya 'UAS')," ujar pria yang sering di sapa Mbah Nun sambil menunjukan kepada hadirin yang ada diacara tersebut.

Kemudian, Pria kelahiran Jombang 27 Mei 1953 ini juga memberikan pujian kepada UAS yang mempunyai kepandaian di atas rata-rata ini.

"Ini bukan hanya pintar, tapi orang yang indah," puji Cak Nun kepada UAS.

*Ustaz Abdul Somad Ternyata Mengidolakan Cak Nun*

Sebelumnya, keinginan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk bertemu budayawan kondang Emha Ainun Nadjib akhirnya terealisasi.

Pendakwah lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir itu akhirnya dapat bertemu Cak Nun di Jombang, Jawa Timur. Momen perjumpaan itu diunggah UAS di akun Instagram miliknya, Sabtu (22/5/2021).

UAS bersama sang istri, foto bareng dengan Cak Nun yang juga didampingi istrinya, Novia Kolopaking. UAS menceritakan, rasa penasaran terhadap Cak Nun muncul ketika dosen Tasauf di IAIN Sultan Syarif Kasim menyitir ucapan Cak Nun pada 1996.

“Tasauf itu tidak meninggalkan dunia, tetap terkenal tapi sederhana, seperti Emha Ainun Najib,” kata UAS, menirukan ucapan dosennya.

Sejak itu dia pun dilanda penasaran dan mulai mencari-cari berita tentang Cak Nun. Pada 1998 saat dirinya ke Mesir, kawannya memiliki buku-buku karya Cak Nun. Salah satu yang dibacanya Slilit Sang Kyai.

“Sampai hari ini, aku tetap menontonnya di Youtube,” kata UAS.

Dia menceritakan, sejumlah kawannya mencoba untuk mempertemukan dengan Cak Nun di Yogyakarta. Namun tak terwujud. Begitu pula rencana bertemu di Pondok Pesantren Gontor juga tak terwujud. 

Hingga pada suatu malam dalam kendaraan, kawannya menyebut kemungkinan akan bertemu Cak Nun di Yogya. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Ia yang mengantuk pun tertidur. Tiba-tiba dia diberitahu telah berada di tempat Cak Nun. Bukan di Yogya, melainkan di Jombang.

“Seperti walimah nikah. Ternyata wisuda SMK. Bertemu dengan bibit bibit hijau penuh semangat. Ternyata, pertemuan di sini yang tertulis di Lauhul-Mahfuzh. Banyak hikmah. Duduk dan makan di rumah Ibunda tempat beliau dibesarkan hingga 1966,” kata UAS.

“Ziarah kepada yang hidup dan yang sudah mendahului. Panjang cerita beliau, sepanjang jalan kenangan. Tentang pagar-pagar yang membiarkan diri dilompati seenaknya. Tentang sosok yang disangkakan jauh dari rasa takut, tapi pada hakikatnya amat sangat ketakutan. Perpisahan tak mampu menghentikan kami, karena doa tetap menyertai,” kata UAS tentang sosok Cak Nun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES