Peristiwa Daerah

Batu Kendit Paliken, Sejarah Lumbung Padi di Pangandaran

Senin, 24 Mei 2021 - 01:39 | 129.06k
Lokasi Batu Kendit yang jadi inspirasi lumbung padi atau leuit di Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Lokasi Batu Kendit yang jadi inspirasi lumbung padi atau leuit di Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARANBatu kendit yang terletak di Blok Paliken, Desa Pasirgeulis, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran jadi inspirasi lumbung padi atau leuit.

Batu kendit itu ada sejak zaman Dewi Samboja yang merupakan isteri Raden Anggalarang saat menuju ke Kerajaan Galuh Pangauban.

Advertisement

Perjalanan Dewi Samboja ke Kerajaan Galuh Pangauban dilakukannya setelah Raden Anggalarang dibunuh oleh pasukan Suraboma atau Bajo di perairan laut Pangandaran.

Batu-Kendit-2.jpg

Waktu itu, Dewi Samboja menunggu utusan dari Kerajaan Galuh Pangauban yang dipimpin Prabu Haur Koneng.

Dewi Samboja dalam kondisi panik, dia memilih bermukim di Blok Paliken dan menunggu kedatangan utusan dari Kerajaan Galuh Pangauban.

Rasa takut dan curiga dirasakan Dewi Samboja kepada setiap orang yang bertemu dan selalu menyangka mata-mata dari Suraboma atau Bajo.

Singkat cerita, Dewi Samboja bertemu dengan salah satu utusan Kerajaan Galuh Pangauban, saat pertama kali bertemu tidak langsung percaya.

Untuk meyakinkan bahwa seseorang itu utusan Kerajaan Galuh Pangauban, Dewi Samboja menancapkan sebatang lidi di tanah dan menyuruh untuk mencabutnya.

Batu-Kendit-3.jpg

Utusan itu langsung mencabut lidi yang ditancapkan Dewi Samboja, setelah dicabut lidi itu memiliki akar berupa batu yang disebut batu kendit.

Batu kendit itu memiliki bentuk yang unik dengan postur mengerucut dari atas ke bawah berbentuk persegi empat.

"Waktu itu Dewi samboja harus bermukim dan memerlukan tempat untuk penyimpanan pangan seperti padi dan hasil bumi lainnya," kata Ketua Lembaga Adat Kabupaten Pangandaran Erik Krisna Yudha.

Utusan Kerajaan Galuh Pangauban memiliki inspirasi mendirikan sebuah bangunan dengan motif batu kendit tersebut menggunakan kayu.

"Sejak itulah bangunan yang dibuat oleh utusan Kerajaan Galuh Pangauban dijadikan tempat penyimpanan pangan dan hasil bumi untuk bertahan hidup di Blok Paliken sambil menyusun strategi pembalasan atas tewasnya Raden Anggalarang," sambung Erik.

Secara otomatis, masyarakat di sekitar itu meniru bangunan tempat penyimpanan pangan yang dibuat oleh utusan Kerajaan Galuh Pangauban sehingga dinamakan lumbung padi atau leuit. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES