Peristiwa Daerah

Arah Pembangunan Uga Kacijulangan dan Fakta Lapangan Kabupaten Pangandaran

Selasa, 25 Mei 2021 - 17:00 | 77.66k
Salah satu prasasti pangeling ngeling Raden Wiratanu Ningrat di Lakbok (Foto : Erik Krisnayudha to TIMES Indonesia)
Salah satu prasasti pangeling ngeling Raden Wiratanu Ningrat di Lakbok (Foto : Erik Krisnayudha to TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Arah pembangunan wilayah khususnya daerah yang saat ini masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran memiliki keunikan.Keunikan tersebut karena terjadi sinkronisasi antara arah pembangunan yang digagas orang zaman dahulu dengan fakta lapangan yang terjadi saat ini.

Arah pembangunan sudah tersusun dan tertera pada sebuah uga kacijulangan. Uga merupakan cerita orang tua dulu yang turun-temurun dalam bentuk siloka yang akan terjadi pada masa mendatang.

Advertisement

Beberapa uga pun saat ini sudah menjadi kenyataan di antaranya keberadaan Bandara Nusawiru di Kecamatan Cijulang dan Pelabuhan Bojongsalawe di Kecamatan Parigi.

TIMES Indonesia pernah berdialog dengan salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Cijulang H.Abdul Goffar yang akrab disapa Opang.

Bandar-Udara.jpgGerbang Bandara Nusawiru Cijulang (Foto : Syamsul Ma'arif to TIMES Indonesia)

"Arah rencana pembangunan di daerah yang saat ini masuk ke Kabupaten Pangandaran sebenarnya sudah terdokumenkan dalam Buku Kacijulangan," kata Opang.

Selain sudah tersusun sebuah perencanaan, gagasan pemetaan zonasi wilayah pernah direncanakan oleh Raden Wiratanu Ningrat salah satu Bupati Sukapura (1908-1937).

"Raden Wiratanu Ningrat di antaranya memetakan zonasi pertanian di wilayah Lakbok dan sekitarnya hingga Kecamatan Mangunjaya dan Kecamatan Padaherang," tambah Opang.

Dijelaskan Opang, Raden Wiratanu Ningrat telah mengkonsep tata ruang wilayah Sukapura bagian Timur. Untuk daerah Lakbok dan sekitarnya dibuat lahan pertanian khusus padi, daerah Langkaplancar dan sekitarnya dibuat untuk hutan sebagai resapan air.

Sedangkan Cijulang dan sekitarnya dibuat untuk lahan peternakan, bahkan dalam sejarah Sukapura zaman Wiratanuningrat nama Sanghyangkalang di Batukaras itu Kelompok Peternak Besar hewan kuda, sapi dan kerbau.

Keberadaan Bandara Nusawiru di Kecamatan Cijulang contohnya, tersirat uga dengan kalimat (sodongkopo bakal jadi pangeuntreupan papatong, ngan lamun hanteu tartib hartosna parele bakal papatong beneur anu euntreup)

Bandar-Udara-2.jpgSituasi Bandara Nusawiru Cijulang (Foto : Syamsul Ma'arif to TIMES Indonesia)

Artinya (sodongkopo akan jadi persinggahan capung, tapi kalau tidak tertib fondasi perekonomian maka akan jadi persinggahan capung betulan).

Paparan kalimat tersebut menegaskan, sebelum mendirikan Bandara maka harus dibangun terlebih dahulu ekonomi, supaya bandara itu berfungsi layak dan tidak akan kembali menjadi sebuah kebun yang jadi hunian capung.

Selain itu, pembangunan pelabuhan laut dan areal pertambang di Kecamatan Cimerak pun sudah tertera dalam Uga.

Uga adanya pembangunan pelabuhan di Bojongsalawe tertera kalimat (lamun kembang wijayakusuma kasiram minyak, kalakay nyampai ka Batukaras) artinya kalau pelabuhan Cilacap telah penuh dengan pertambangan minyak maka di Bojongsalawe akan dibangun pelabuhan baru.

Sisi lain dari itu, Kecamatan Cimerak mempunyai aset pertambangan yang disimbolkan oleh jalur jalan kereta api yang dalam tujuan Belanda waktu itu akan mengeruk kekayaan emas dalam bentuk batu pirit atau emas muda.

Opang menyebutkan, seandainya saja ada pelestarian sejarah dan budaya telah dipahami oleh masyarakat Kabupaten Pangandaran, Pemerintah bisa menyadur referensi dalam Uga. Dalam uga tertera pemetaan zonasi untuk perekonomian dan bisa dijadikan acuan RUTR dan RTRW. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES