
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kody Brady, salah satu penduduk new South Wales Australia membagikan pengalamannya beberapa hari terakhir berjibaku dengan wabah tikus yang menyerang daerahnya. Tak hanya ratusan, bahkan jutaan tikus berkeliaran siang dan malam di sekitar rumah, ladang, bahkan jalan.
Pengalamannya dibagikan dalam sebuah video yang diunggah Reuters. Di dalam video tersebut Brady mengungkapkan kekesalannya yang harus menyisihkan setidaknya 2 jam sehari menyingkirkan bangkai tikus.
Advertisement
"Aku memasang setidaknya 15 perangkap tikus. Dan perlu menyisihkan setidaknya sejam (masing-masing) di malam dan pagi hari untuk membersihkan bangkai-bangkai tikus tersebut," ungkap Brady.
Brady juga mengungkap bahwa dirinya juga melapisi semua celah pintu dan jendela dengan karet agar tikus tak dapat masuk. Namun, kadang mereka juga masuk melalui celah-celah tersembunyi.
Kody Brady saat mengungkapakan perasaanya menghadapi wabah tikus di Australia. (FOTO: Tangakapan layar Reuters)
Pintu dan jendelanya bahkan tak dibuka beberapa hari. Brady bahkan sempat menemukan para tikus telah bersarang di bawah slimutnya saat dia pulang kerja. Hal itu membuatnya takut dan paranoid.
"Ini mempengaruhi kesehatan jiwamu. Ku bilangin ya, aku sampe gak tidur karena ketakutan. Kau bisa mendengar mereka berdecit saat menutup mata," tambahnya.
Brady mengungkap bahwa dia harus mengungsi ke Sydney demi bisa tidur lelap. Bahkan saat dia pulang, dia menemukan tikus sudah bersarang di bawah selimut tempat tidurnya dan juga di ember-ember di dapurnya.
Di videonya, Brady juga menunjukkan kotoran tikus berserakan dirumahnya. "Baunya benar-benar busuk. Tikus hidup itu busuknya minta ampun, tapi bangkai tikus 10x lipat lebih busuk dari yang hidup," ungkapnya.
Wabah tikus ini sudah dimulai sejak 6 bulan yang lalu. Tikus-tikus ini mencari tempat yang hangat akibat tingginya curah hujan di daratan Australia. Tikus- tikus ini juga membuat para petani setempat merugi akibat gagal panen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |