Peristiwa Daerah

BPBD Jawa Timur Petakan Daerah Kerawanan Tsunami di Sepanjang Pantai Selatan  

Kamis, 03 Juni 2021 - 19:52 | 160.90k
Peta zonasi ancaman bencana tsunami di Indonesia. (Foto: Dok.BNPB)
Peta zonasi ancaman bencana tsunami di Indonesia. (Foto: Dok.BNPB)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYABPBD Jawa Timur gerak cepat memetakan delapan kabupaten di Jatim yang masuk daerah rawan tsunami kategori tinggi. Tsunami ini sewaktu-waktu bisa terjadi apabila ada gempa bumi dengan kekuatan di atas 6,5 SR.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut terdapat peningkatan aktivitas kegempaan di Jawa Timur. Bahkan sejumlah wilayah berpotensi tsunami jika dilanda gempa cukup besar.

Advertisement

"Jadi di Selatan Jawa Timur itu ada 8 kabupaten berdasarkan banyak kajian dari BMKG, BNPB. Selatan Jatim itu zona rawan bencana tsunami kategori tinggi, termasuk itu rawan daerah bencana gempa bumi tinggi," ujar Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, Kamis (3/6/2021).

Yanuar menjelaskan gempa megathrust berpotensi tsunami mengancam ke-8 daerah di Selatan Jatim karena setiap tahun, ada lempeng yang bergerak di zona itu.

"Karena di Selatan Jawa ada megathrust. Itu pertemuan lempeng, setiap saat bergerak, sekitar 7 mm per-tahun bergerak," jelasnya.

Menurut Yanuar, pemicu tsunami terjadi yakni diawali gempa dengan kekuatan di atas 6,5 SR dan kedalaman dangkal. Sementara, di Selatan Jawa juga dibagi dalam beberapa segmen.

"Zona Selatan itu dibagi beberapa segmen. Segmen Jawa Barat, Jogja, kemudian segmen Jatim. Kita ada beberapa segmen yang berpotensi tsunami kalau itu bergerak," katanya.

Delapan kabupaten yang rawan tsunami dengan risiko tinggi menurut BPBD Jatim terdapat di Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan.

Yanuar menambahkan apabila terjadi gempa dengan kekuatan mencapai 8,2 SR di 8 kabupaten tersebut, maka ketinggian tsunami di garis pantai bisa mencapai 11-15 meter.

"Tsunami akan datang 25 sampai 29 menit sejak gempa pertama. Jadi terjadi perbedaan permukaan deformasi. Air sampai ke darat berdasar aplikasi inaris, simulasi itu bisa sampai 3 KM masuk ke darat. Tapi berdasar histrois dari Banyuwangi 1994 lalu, air masuk ke darat 800 meter sampe 1 KM. Sampai ke daratan tingginya tentu turun, topografi wilayah juga tentu berpengaruh," imbuhnya.

BPBD Jatim saat ini melakukan beberapa langkah mitigasi. Antara lain sosialisasi kepada warga yang berada di kawasan megathrust. Sosialisasi itu berupa, mengajak masyarakat untuk mengetahui risiko bencana di sekitarnya. Kemudian, melakukan simulasi evakuasi bencana.

"Simulasi terus dilakukan, kita juga memasang rambu-rambu di tempat-tempat yang rawan. Di pantai-pantai Selatan. Kita juga sejak 2019 lalu terus menggencarkan Destana (Desa Tangguh Bencana). Masyarakat juga diminta menggunakan kearifan lokal masing-masing untuk mengetahui bencana itu terjadi. Semisal gempa, bisa pakai kaleng ditumpuk, ketika gempa, kaleng otomatis jatuh, dan mereka tanggap bahwa sedang terjadi gempa bumi dan segera menyelamatkan diri," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Webinar Kajian dan Mitigasi Gempa dan Tsunami di Jawa Timur. Untuk itu, Dwikorita mengingatkan pentingnya menyiapkan mitigasi bencana sejak dini.

BMKG sendiri telah menyiapkan beberapa skenario dengan kemungkinan magnitudo tertinggi 8,7 M. Ukuran tersebut menjadi dasar untuk memprediksi terjadinya tsunami sekaligus sebagai dasar pemetaan bahaya. 

Bahkan ada wilayah yang tercatat berpotensi tsunami dengan gelombang tertinggi yaitu Trenggalek. Dengan tinggi maksimum mencapai 26-29 meter. Sedangkan Blitar berpotensi mengalami tsunami dengan waktu paling cepat. Oleh sebab itu, BPBD Jawa Timur  memetakan wilayah rawan tsunami tersebut.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES