Peristiwa Daerah

Aktivitas Macan Tutul di Bromo Tengger Semeru Tertangkap Kamera Trap

Sabtu, 05 Juni 2021 - 20:32 | 72.79k
Ilustrasi - Macan Tutul. (FOTO: iStock)
Ilustrasi - Macan Tutul. (FOTO: iStock)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menangkap adanya aktivitas macan tutul di kawasan seluas 27,14 hektar. Aktivitas satwa liar tersebut beberapa kali tertangkap Kamera Trap yang terpasang.

Plt. Kepala BB TNBTS, Novita Kusuma Wardani, mengatakan pihaknya tidak bisa menyebut secara rinci lokasi keberadaan satwa liar tersebut. Sebab, untuk mengantisipasi adanya potensi aktivitas perburuan.

Advertisement

"Dari hasil tangkapan kamera trap kami, memang ada," ujarnya di Malang, Sabtu (5/6/2021).

Perempuan yang yang baru ditunjuk sebagai Plt. Kepala BB TNBTS per 1 Mei 2021 ini mengungkapkan, dengan adanya bukti otentik tersebut menunjukkan habitat macan tutul harus menjadi perhatian semua pihak.

Ia menerangkan masih ada perburuan yang terpantau. Nah, dengan adanya kamera trap yang dipasang, mereka menjadi lebih takut untuk masuk kawasan. 

Pasang 60 Unit Kamera Trap

Pihak BB TNBTS sendiri telah memasang sekitar 60 unit lebih kamera trap di kawasan-kawasan tertentu. Terutama kawasan yang menjadi perlintasan macan tutul.

Pengendali Ekosistem Hutan TNBTS, Toni Artaka, mengatakan catatan jalur-jalur yang kerapkali menjadi perlintasan Macan tutul tersebut didapat dari laporan masyarakat serta hasil observasi tim di lapangan.

"Sejak 2015 kami rutin melakukan pengamatan melalui kamera trap. Sebelum adanya alat ini, kami hanya memantau dari cakaran, feses / kotoran dan jejak lainnya. Setelah kami punya kamera trap, kami dapatkan foto," jelasnya.

Rekam 21 Ekor Macan Tutul

Pria berambut gondrong ini merinci, kamera trap yang telah terpasang telah berhasil menangkap aktivitas macam tutul sebanyak 21 ekor sejak 2015 sampai sekarang.

Terbaru, pada tahun 2020, pihaknya memiliki data foto tangkapan kamera trap yang memonitor adanya aktivitas tiga ekor macan tutul. Sedangkan tahun sebelumnya, 2019, hanya ada 1 ekor macan tutul yang terpantau.

"Data yang kami sampaikan ini adalah data set monitoring. Yang di luar data ini, kemungkinan lebih banyak lagi," ucapnya.

Toni menerangkan bahwa di seluruh kawasan TNBTS ada 21 individu yang berbeda baik dari jenis umur hingga jenis kelamin. Untuk mengetahui jenis kelamin apakah jantan atau betina, pihaknya kesulitan.

"Harus dapat foto dari belakang. Kan enggak mungkin juga kami dekati," tukasnya sambil bercanda.

Momentum Restorasi Ekosistem Hutan

Toni mengatakan dari data ini, menunjukkan adanya tren positif habitat satwa macan tutul di kawasan TNBTS. Selanjutnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi ekosistem hutan agar tetap asri dan terjaga. 

Menurutnya, restorasi ekosistem hutan harus dilakukan. Semua pihak wajib terlibat, baik pemerintah, aktivis lingkungan serta masyarakat secara umum.

"Apa artinya hutan hijau tapi sunyi? Jadi silent forest dong. Kita harus mengembalikan mereka kepada habitatnya," pungkasnya, menyoal kamera trap yang menangkap aktivitas macan tutul di kawasanTNBTS. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES