Makna Patung Soekarno di Balai Kota Among Tani

TIMESINDONESIA, BATU – Di balik laki-laki yang sukses ada wanita hebat. Gambaran ini yang ingin disajikan mantan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko saat memasang patung Presiden RI pertama, Ir Soekarno di Taman Balai Kota Among Tani. Bukan patung Soekarno yang berdiri gagah yang dipasang, namun patung Ir Soekarno yang sedang sungkem kepada ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai yang dipasang Pemkot Batu.
Patung perunggu ini menggambarkan Soekarno bersimpuh, lalu mengatupkan kedua telapak tangan dengan gerakkan menempelkannya di depan wajah, turun ke dada, menyangga lutut ibunda seraya wajahnya merunduk mencium lutut sang ibu.
Advertisement
Orang nomor satu di Republik Indonesia saat itu, begitu hormat dan bakti kepada sang Ibunda.
Rencananya, Eddy Rumpoko juga memasang patung buku Sarinah yang mengisahkan wanita desa yang menjadi pengasuh sang putera fajar saat kecil. Banyak pesan Sarinah yang begitu menancap dalam benak sang proklamator.
Patung perunggu ini dibuat oleh Eddy Susanto, perupa dari Jogjakarta.
Andonowati, Manajer Eddy Susanto menjelaskan bahwa patung yang dibuat dari perunggu ini dipesan pada tahun 2017 dan proses pengerjaannya berlangsung selama satu tahun, patung ini baru selesai tahun 2018 dan baru bisa dipasang pada tahun 2020.
“Pak Eddy Rumpoko mencoba untuk menggali pikiran dari Soekarno berkaitan dengan bagaimana seorang sosok Soekarno memberikan penghormatan kepada wanita yang dalam hal ini adalah ibunya, nah sebenarnya patung ini ada bagian lainnya, berkaitan dengan Buku Sarinah, kita juga buat patungnya, namun saat ini patungnya masih berada di Jogjakarta, kita akan pasang menyusul,” ujar Andonowati.
Patung Soekarno sungkem ini menurut Andonowati berbeda dengan kelaziman patung Soekarno yang dibuat. Biasanya Soekarno selalu digambarkan dalam patung berdiri tegak dan gagah, atau posisi mengepal tangan atau saat membacakan proklamasi.
“Disini Soekarno justru digambarkan pada posisi membungkuk, sungkem pada ibunya. Patung ini ingin menggambarkan sisi lembut Soekarno, dimana ia menghormati seorang perempuan, ibunya. Sisi ini yang kita lupa mempresentasikannya, hal ini dikuatkan dengan buku Sarinah yang menggambar kisah hidup pembantu Soekarno” ujarnya.
Andonowati mengatakan bahwa biasanya sebuah patung perunggu, selalu dibuat dalam tujuh edisi. Namun khusus untuk Patung Soekarno sungkem ini, Eddy Susanto hanya membuat satu edisi patung saja.
“Sementara patung buku Sarinah, kita ingin menggambarkan tentang bagaimana kedekatan Soekarno dengan pengasuhnya Sarinah yang selalu mengajarkan tentang kedekatan dengan rakyat kecil, kedekatan Soekarno yang ingin menggalakkan ekonomi rakyat,” ujar Andono.
Di bulan bung Karno ini, keberadaan patung Soekarno ini, bisa memotivasi kita untuk selalu menghormati wanita disekeliling kita. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |