Sebelum Tenggelam, Posisi KMP Yunicee Sudah Miring dan Kemasukan Air Sejak Awal

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Salah satu korban selamat menyaksikan jika kapal Feri KMP Yunicee sudah kemasukan air laut sejak awal. Bahkan sejak proses muat di pelabuhan Ketapang, air laut dengan ketinggian sekitar 10 sentimeter sudah menggenangi geladak bawah dkapal produksi tahun 1992 tersebut.
Kondisi inipun sebenarnya sejak awal sudah disadari oleh awak kapal KMP Yunicee sendiri. Sebab itu, beberapa kendaraan digeser untuk mengurangi tingkat kemiringan kapal.
Advertisement
“Saat pertama kali masuk kapal sudah ada air, sudah ada sekitar 14 mobil. Naiknya air itu dilubang dek itu sudah masuk, kurang lebih sekitar 10 sentimeter,” pengakuan Nyoman Suryawan (34), salah atau korban selamat, Rabu (30/6/2021).
Selama di geladak kapal, Ia sempat menyaksikan rekan sopir seprofesinya memposisikan muatannya di posisi paling belakang. Oleh salah satu awak kapal, kemudian diminta untuk memindahkan posisi kendaraan lebih ke depan. Karena kondisi KMP Yunicee yang sudah agak miring.
Selain itu, Ia juga merasakan jika saat pertama kali memasuki geladak kapal posisinya sudah miring. Namun setelah dilakukan penataan kendaraan, kemiringan kapal pun sedikit normal.
“Saya juga merasa di atas kapalnya sudah miring. Akhirnya dipindahkan. Setelah itu kapalnya sudah agak reda sedikit,” jelasnya.
Kapal Feri KMP Yunicee. (FOTO: VOI)
Meski demikian, Ia sempat khawatir dengan kondisi awal KMP Yunicee yang seperti ini. Selanjutnya Ia bertanya kepada salah satu ABK. Ia menanyakan, apakah penyeberangan masih aman dilakukan dengan kemiringan kapal tersebut. ABK tersebut kemudian meminta waktu dan bertanya kepada Kapten kapal.
“Akhirnya ABK naik, tanya ke kapten. Katanya berani jalan,” ungkap Nyoman.
Nyoman menyatakan, sejak memposisikan kendaraannya, sudah ada sekitar 15 unit kendaraan lain yang juga menaiki KMP Yunicee. Semuanya terdiri dari jenis colt diesel dan tidak ada kendaraan bus panjang lainnya.
Berdasarkan data yang diterima TIMES Indonesia, KMP Yunicee mencatat ada 25 kendaraan yang hendak menyeberang. Yakni terdiri dari 17 kendaraan truk, 5 kendaraan roda empat kecil, 1 kendaraan bak terbuka dan 2 sepeda motor.
Penumpang Semburat dan Melompat ke Laut
Setelah lebih dari separuh perjalanan, kemiringan KMP Yunicee semakin nampak. Perlahan bagian samping kapal tersebut mulai tenggelam ke dalam laut. Nyoman yang berada di ruang penumpang merasa panik. Penumpang lainnya pun sudah berhamburan. Masing-masing berusaha menyelamatkan diri.
Nyoman yang merasa ketakutan, selanjutnya mencoba untuk mencari fasilitas keselamatan yang ada didalam kapal. Hingga akhirnya Ia menemukan jaket pelampung yang tersedia. Penumpang lainnya pun banyak yang mencoba menyelamatkan diri dengan meloncat ke dalam air.
“Langsung saya pakai life jacket. Jarak tenggelam kapal kurang lebih satu kiloan dari pelabuhan Gilimanuk,” katanya.
Kesaksian lain juga diungkapkan Sukro Winoto (44). Sopir logistik yang hendak mengirimkan muatan ke Bali. Berkat kesigapannya mengambil jaket pelampung, Ia bisa selamat dari bencana tenggelamnya kapal Feri KMP Yunicee tersebut. Sebelum tenggelam, Ia menyaksikan seluruh penumpang ketakutan dan histeris.
Tepat sebelum kapal sepenuhnya tenggelam, Ia memberanikan diri meloncat ke laut. Kemudian diikuti oleh beberapa penumpang lainnya.
"Sebenarnya sudah hampir nyampai Gilimanuk. Tapi tiba-tiba kapal miring sampai tenggelam," katanya.
Sebelum tim penyelamat datang, Ia bersama puluhan penumpang lainnya terombang-ambing di Selat Bali. Dingin air dan ketakutan yang berlebihan menyebabkan tubuhnya kaku. Ia hanya bisa berteriak meminta tolong dan berharap ada kapal penyelamat yang menghampirinya. Dari atas air, Ia sempat menyaksikan KMP Yunicee perlahan tenggelam di Selat Bali.
"Ada setengah jam nunggu kapal lewat dan teriak minta tolong. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," katanya sembari meneteskan air mata.
Manifes Penumpang Masih Sengkarut
Penyebab tenggelamnya kapal Feri KMP Yunicee sampai saat masih dalam proses investigasi. Ada banyak faktor yang memungkinkan kapal ini tenggelam. Dugaan paling kuat, kapal tersebut kelebihan muatan dan dalam kondisi tidak siap beroperasi.
Tidak tertibnya administrasi juga disinyalir mempengaruhi tenggelamnya KMP Yunicee tersebut. Berdasarkan data manifes KMP Yunicee, tercatat ada total 57 orang yang menaiki kapal. Terdiri dari 16 awak kapal dan 41 penumpang.
Namun berdasarkan laporan Basarnas Bali, ditemukan ada total 59 korban. Baik korban selamat maupun meninggal.
Jumlah ini tentunya melebihi dari menifes penumpang yang tercatat oleh pihak KMP Yunicee sendiri. Kemungkinan jumlah tersebut bisa bertambah mengingat ada penumpang yang masih belum ditemukan.
"Jumlah korban meninggal 7 orang, selamat 44 orang, dan dalam pencarian 6 orang," kata Kepala Basarnas Bali Gede Darmada dalam keterangan tertulis.
Bahkan, penelusuran TIMES Indonesia dari daftar manifes penumpang kapal Feri KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali tersebut, kedua korban selamat yang menceritakan kesaksian di atas, sama sekali tidak tercatat sebagai penumpang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |