Peristiwa Daerah

Arus Kuat Selat Bali Sebabkan Posisi Bangkai KMP Yunicee Bergeser

Kamis, 01 Juli 2021 - 16:36 | 37.59k
Suasana penyeberangan Banyuwangi-Bali berjalan normal. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Suasana penyeberangan Banyuwangi-Bali berjalan normal. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Diberitakan sebelumnya, bangkai kapal Feri KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali diketahui berada di kedalaman 78 meter dasar laut. Saking kuatnya arus bawah, kapal berusia 29 tahun dengan volume tonase kotor 922 GRT dan Dead weight (t) 93 ini, bergeser posisi.

Jika sebelumnya bangkai kapal Feri KMP Yunicee ini diketahui berada pada jarak sekitar 360 meter dari daratan terdekat, kini posisinya diketahui berada pada 420 meter dari daratan terdekat. Atau sekitar 1,6 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Advertisement

Dalam keterangan publik, Direktur Jendral (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi menyebutkan, pada Rabu (30/6/2021) kemarin, posisi bangkai kapal Feri KMP Yunicee bergeser dari posisi semula.

"Posisi kapal dari lokasi yang tepat tenggelam itu bergeser karena arus deras. Lokasi sekarang masih belum diketahui," kata Budi Setiadi semalam.

Kondisi terkini, kapal perang KRI Rigel 933 milik TNI AL kembali berhasil mendeteksi keberadaan bangkai KMP Yunicee tersebut.

Hasil analisa bathimetri dan backscatter dari teknologi pendeteksi Echoshounder multibeam 2040 di KRI Rigel 933, bangkai KMP Yunicee teridentifikasi masih diantara kedalaman 72 hingga 78 meter. Dengan kapal posisi normal (tidak terbalik). Padahal saat tenggelam pada Selasa (29/6) lalu, kapal tersebut dalam kondisi terbaik sempurna.

"Posisi kapal duduk ya, tidak terbalik. Itu kita ambil selama 6 kali pendeteksian," kata Komandan KRI Rigel-933 Letnan Kolonel Laut (P) Jaenal Mutakim, Kamis (1/7/2021).

Menurutnya, pencarian posisi pasti bangkai KMP Yunicee ini sudah dilakukan sebanyak 6 kali. Pencarian harus dilakukan berulang-ulang karena Selat Bali memiliki arus bawah yang sangat kuat. Alasan inilah, KRI Rigel 933 tidak menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk melakukan pencarian bangkai kapal.

Untuk diketahui, dalam upaya pencarian kapal atau mendeteksi logam di dasar laut, biasanya digunakan ROV dan Magnetometer. ROV sendiri merupakan salah satu jenis robot bawah air yang dikendalikan menggunakan remote control. Alat ini mampu mendeteksi hingga di kedalaman 200 meter.

"Kita lakukan sebanyak 6 kali. Ini karena arus yang kuat. Saat itu kita lakukan putar baling 8 sampai 10 knot, tapi yang keluar tenaga mesin hanya 1,5 knot. Makanya kita tidak menggunakan ROV karena kecepatan manuver ROV hanya 4 knot," jelas Komandan KRI Rigel 933 tersebut.

Hingga berita ini ditulis, tim SAR gabungan masih berupaya melakukan pencarian sejumlah korban hilang lainnya di kawasan Selat Bali. Data sementara, dilaporkan sebanyak 57 orang berada di dalam kapal Feri KMP Yunicee tersebut. Sebanyak 7 orang ditemukan meninggal, 5 hilang dan sisanya selamat. Akan tetapi, ada laporan terbaru sebanyak 11 orang diluar data tersebut yang juga menjadi korban hilang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES