Peristiwa Daerah

Pemakaman Singanagara, Tempat Peristirahatan Tokoh Kerajaan Galuh

Rabu, 07 Juli 2021 - 06:16 | 219.87k
Area pemakaman Singanagara di Dusun Desa, Desa Werasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (foto: Dok. Yuyu Hidayat)
Area pemakaman Singanagara di Dusun Desa, Desa Werasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (foto: Dok. Yuyu Hidayat)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Ciamis memiliki segudang peninggalan Kerajaan Galuh. Bahkan, tanah Tatar Galuh ini banyak menjadi tempat peristirahatan terakhir para tokoh-tokoh Kerajaan Galuh.

Salah satunya, pemakaman Singanagara yang terletak di Dusun Desa, Desa Werasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bahkan, spot yang memiliki atmosfer sejarah Galuh tersebut juga kesohor hingga ke luar daerah Ciamis.

Advertisement

Peziarahnya lebih banyak datang dari Sumatera, Sidoardjo bahkan Madiun. "Jadi, peziarah tersebut mengetahuinya lewat mulut ke mulut," imbuh Yuyu Hidayat, tokoh masyarakat setempat sekaligus keturunan ke delapan dari Eyang H Nawawi, Selasa (6/7/2021).

Adapula keunikan yang terjadi dalam area pemakaman ini. "Tidak pernah ada tumbuh rumput di sini. Sehingga, saya jarang membersihkannya," jelasnya.

Banyak para peziarah yang melantunkan doanya untuk para tokoh Kerajaan Galuh yang bersemayam di makam tersebut. Adapula, makam Raden Syahid Wijaya Kusuma yang dikenal dengan sebutan Singanagara. "Singanagara adalah keturunan Raja Galuh dan anak dari Eyang H Nawawi," sambungnya.

Bahkan, TIMES Indonesia juga melihat di sekitar makam Singanagara tersebut ada juga makam lima pengawalnya. Ada juga kuburan binatang peliharaannya seperti kucing, macan dan ayam bekisar.

Konon, makam Singanagara tersebut berdampingan dengan Eyang Apidin. Masyarakat sekitar yakin, zaman dahulu kala, Eyang Apidin merupakan Kepala Desa Cigagah yang sekarang telah berubah menjadi Desa Werasari di Ciamis ini.

"Makam Eyang Apidin juga berdampingan dengan makam anaknya, yaitu Arsiah dan Arziam. Adapula, seorang pengembara di makam tersebut, yakni Eyang Tua Baros dari Banten," paparnya.

Masyarakat juga percaya, para tokoh tersebut memiliki kesaktian yang hebat pada masanya. "Saat ini, terhitung, makam ini sudah ada sekitar lima ratus tahun lebih," ucapnya usai memperlihatkan pemakaman Singanagara tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES