Prastawa Adiwibawa, Penyintas Covid-19 yang Telah 10 Kali Donor Plasma Konvalesen

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Angka penambahan kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meningkat sepekan ini. Seiring bertambahnya pasien yang terpapar virus asal Wuhan, China tersebut, persediaan plasma konvalesen semakin menipis. Sementara, terapi dengan plasma akan membuat pasien memiliki tingkat kesembuhan lebih tinggi.
Menipisnya persediaan plasma konvalesen karena kondisi pendonor dari para penyintas Covid-19 sangat sulit didapatkan. Di sisi lain, kebutuhan donor plasma konvalescen terus meningkat. Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh, dan kemudian diproses agar dapat diberikan kepada pasien yang sedang dalam masa pemulihan setelah terinfeksi.
Advertisement
Sedangkan, donor darah plasma konvalesen adalah donor darah dari penyintas Covid-19 untuk membantu pasien lain yang belum sembuh dari Covid-19.
Setelah melalui penelusuran, TIMES Indonesia dengan dibantu seorang dokter mata di RSUD Sleman yaitu dr Widya Prafitri Rasmiyati SpM MSc menemukan pendonor plasma konvalesen yang sudah berulangkali melalukan donor. Dia adalah Prastawa Adiwibawa, (43 tahun), penyintas Covid golongan darah B asal Borobudur, Magelang Jawa Tengah.
“Prastawa Adiwibawa telah melakukan donor plasma yang ke-10 sejak 10 Januari 2021 hingga awal Mei 2021,” kata Widya kepada TIMES Indonesia, Rabu (7/7/2021).
Setiap dua minggu sekali, Prastawa yang merupakan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Surakarta pergi ke RSUP dr Sardjito untuk melakukan donor plasma konvalesen.
Prastawa melakukan donor plasma di Unit Pelayanan Trasfusi Darah (UPTD) RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Setiap donor, Prastawa memilih hari Sabtu atau Minggu agar tidak menggangu kerja mengingat rumahnya di Magelang dan proses donor plasma butuh waktu satu jam lebih.
Nah, yang membuat heran dr Widya Prafitri dan tidak bisa menjawab pertanyaan dengan teori hingga saat ini adalah setiap yang bersangkutan melakukan donor plasma ternyata titer antibodi Covid-nya bukannya turun melainkan semakin naik. Padahal, dia aktif donor dua kali dalam sebulan.
“Waktu video donor dibuat titernya di angka 180an. Padahal, 1 bulan setelah kena Covid titernya 132 (saat donor pertama),” terang dr Widya Prafitri, penerima Anugerah Tokoh Perempuan Inspiratif 2019 TIMES Indonesia untuk wilayah Kabupaten Sleman ini.
Menurut Widya Prafitri, titer antibodi adalah tes laboratorium yang mengukur kehadiran (jumlah antibodi) dalam darah. Titer antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah dan diujikan. Jika hasil tes positif atau di atas nilai tertentu artinya individu yang dites telah memiliki imunitas dan sebaliknya. Titer bisa digunakan untuk pembuktian imunitas terhadap penyakit.
“Ini kuasa Allah SWT, semakin banyak memberi, Allah SWT akan memberi lebih dan lebih lagi,” terang Widya.
Bagi Widya, apa yang dilakukan Prastawa Adiwibawa sudah sepatutnya mendapatkan apresiasi. “Penyintas Covid-19 yang lain perlu meniru langkah berani Prastawa Adiwibawa agar semakin banyak pasien Covid-19 yang tertolong dan terselamatkan,” jelas Widya.
Prastawa Adiwibawa mengatakan, donor plasma konvalesenyang ia lakukan merupakan sebagai wujud syukur. Sebab, beberapa bulan lalu dirinya dapat melewati hari-hari berat selama menderita Covid -19. “Donor darah ini sebagai rasa terima kasih saya kepada Tuhan karena sudah diberikan kesembuhan dan kesehatan dapat melalui Covid-19,” terang Prastawa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |