Gapai Kesempurnaan Hidup, Sesepuh di Pacitan Pertahankan Ajaran Sastra Jendra

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sastra Jendra adalah ajaran Jawa yang sudah melembaga dan dijalankan nenek moyang Nusantara abad ini sudah mulai terkikis. Hal ini dikatakan salah satu sesepuh adat Kabupaten Pacitan, Mislan (84).
"Kita sadar, pada abad 21 ini banyak yang melakukan tindakan merusak atas dasar emosional dan keangkaramurkaan. Padahal nenek moyang dulu sudah menjalankan ajaran luhur Sastra Jendra," katanya, Selasa (10/8/2021).
Advertisement
Pria sepuh yang berdiam di Dusun Sengon, Desa Piton, Kecamatan Punung ini menjelaskan pola relasi harmonis antara manusia, Tuhan dan makhluk yang lain.
"Ada kesinambungan harmonisasi antara manusia dengan Tuhan, Tuhan dengan manusia, manusia dengan sesama makhluk dan Tuhan dengan ciptaan-Nya," imbuhnya.
Ditanya tentang arti penting dari ajaran yang nyaris punah tersebut, Mislan alias disapa Mbah Lan bercerita bahwa Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu merupakan puncak keselamatan manusia.
"Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu berwujud petuah dan dapat dimaknai sebagai puncak keselamatan untuk memperindah semesta serta mengendalikan sifat angkara murka manusia dalam menjalani kehidupan," jelasnya.
Lebih lanjut Mbah Lan menegaskan fungsi utama ajaran kuno yang ia anut turun-temurun gunanya untuk merawat peradaban dan ajaran nenek moyang.
"Jadi sudah jelas, ya. Ajaran Sastra Jendra yang paling utama adalah untuk merawat peradaban yang telah lama dibangun oleh nenek moyang di tanah air tercinta kita ini," terangnya.
Terakhir dirinya berpesan kepada masyarakat agar tidak lagi ada tumpang tindih pemahaman yang dibentur-benturkan sehingga terjadi perpecahan. Baginya, jangan sampai ada lagi perpecahan akibat melupakan adat istiadat di mana kita berasal.
"Mari buktikan bersama bahwa peradaban nusantara belumlah sirna. Nusantara beserta adat istiadatnya yang meskipun berbeda-beda dapat menyelaraskan kaki untuk maju bersama," kata tokoh adat Pacitan, Mislan terkait dirinya yang teguh terhadap ajaran Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu.
"Untuk menggapai kesempurnaan hidup, manusia juga harus memiliki pedoman kuat yang harus dipenuhi, yaitu urip, kalau dijabarkan dalam bahasa Jawa, ugeran, rukun, insaf dan penak," imbuhnya.
Sebagai tambahan, untuk mencapai tingkat hidup yang demikian itu, manusia harus menempuh berbagai persyaratan atau perilaku khusus. Dalam hal ini berarti sukma, jiwa dan rasanya juga harus bisa manunggal (menyatu).
Menurut sesepuh adat Kabupaten Pacitan ini, di antara caranya dalam Sastra Jendra adalah meninggalkan kenikmatan duniawi dengan cara tirakat, tapa brata dan laku prihatin sehingga di puncaknya nanti manusia dapat benar-benar bisa mencapai kesempurnaan hidup. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |