Peristiwa Daerah PPKM Darurat

Membanggakan, Pemuda Lamongan Dinobatkan sebagai Duta Petani Millenial

Selasa, 10 Agustus 2021 - 16:03 | 129.03k
Benu Nuharto, menunjukkan buah melon yang ia tanam menggunakan metode greenhouse. (FOTO: Benu Nurhanto for TIMES Indonesia)
Benu Nuharto, menunjukkan buah melon yang ia tanam menggunakan metode greenhouse. (FOTO: Benu Nurhanto for TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Berkat kegigihan, keuletan serta kecintaannya terhadap dunia pertanian, seorang pemuda di Kabupaten Lamongan dinobatkan sebagai Duta Petani Milenial (DPM).

Putra kebanggaan Kabupaten Lamongan tersebut adalah Benu Nuharto, asal Dusun Banjaran Desa Turi Kecamatan Maduran.

Advertisement

Pemuda yang akrab disapa Benu tersebut menjadi salah satu dari 2000 DPM yang dikukuhkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), pada hari Jumat (6/8/2021) lalu.

Dikukuhkannya Benu sebagai DPM bukan tanpa alasan. Pada usianya yang ke-36 ini, Benu telah berhasil mengelola lahan pertaniannya secara mandiri.

Berkat keuletan dan kegigihannya tersebut, Benu menjadi sosok inspiratif dan penggerak para generasi muda di Lamongan, utamanya di sektor pertanian. Dia juga dipercaya untuk menahkodai Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lamongan.

Benu-Nuharto-2.jpg

Menurut Benu, penobatan dirinya sebagai DPM merupakan sebuah bonus atas jerih payahnya dalam menggeluti bidang pertanian. Alumnus Universitas Islam Darul Ulum (UNISDA) itu pun mengaku semakin termotivasi untuk mengajak pemuda lain untuk berkecimpung di bidang pertanian.

"Sebenarnya tanpa itu pun, saya akan terus bergerak mengajak teman-teman muda, khususnya yang ada di NU untuk benar-benar aktif dan terlibat secara langsung di dunia pertanian. Alhamdulillah, hari ini saya ada beberapa, baik individu maupun kelompok dampingan, yang sudah mulai bergerak dan progres hari ini semakin baik," kata Benu, Selasa (10/8/2021).

Benu menceritakan, ketertarikannya terhadap dunia tertarik sudah tumbuh sejak lama. Namun pemuda yang pernah menjabat sebagai Ketua PC PMII Lamongan 2011-2012 itu baru benar-benar terjun untuk bertani pada tahun 2014, dengan menanam padi organik.

"Sejak kecil saya sudah akrab dengan dunia pertanian, karena sering ikut bapak ke sawah. Tapi tahun 2014, mulai serius untuk menanam padi organik. Sebenarnya enggak ada yang maksa saya untuk aktif di dunia pertanian. Karena memang hobi aja sejak awal dengan dunia pertanian dan peternakan. Bahkan dulu saat masih jadi Ketua PC PMII Lamongan, kantor PC itu saya gunakan untuk merawat bebek sebanyak 400 ekor," ungkap Benu, Senin (9/8/2021).

Seiring dengan berjalannya waktu, Benu memutuskan untuk lebih memilih fokus ke dunia pertanian daripada peternakan.

"Iya, karena pertanian kan lumayan bisa ditinggal ngopi daripada peternakan yang harus melakukan pemantauan ekstra, khususnya saat kita harus memberi makan ternak secara rutin di jam-jam tertentu. Sementara kalau pertanian kan kita tinggal pupuk. Jika dilihat kondisinya bagus ya kita bisa tinggal ngopi bersama teman-teman," ujarnya.

Lebih lanjut Benu mengungkapkan, memasuki tahun 2016, secara bertahap ia mulai berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan bertani dengan melakukan beberapa percobaan.

"Awalnya saya menanam semangka, melon dan tanaman lain. Tapi setelah saya rasakan, menurut saya melon ini memiliki potensi hasil dan pasar yang lebih menanjikan dan menarik. Selain itu, buah melon adalah buah yang menantang. Akhirnya saya putuskan untuk lebih memilih tanam melon hingga sekarang ini," kata Benu.

Benu-Nuharto-3.jpg

Meski demikian, perjalanan Benu dalam berproses di dunia pertanian tidaklah mulus. Berbagai kendala dan kegagalan pun kerap ia temui. Namun hal itu justru membuat Benu lebih tertantang dan termotivasi untuk terus belajar agar menjadi lebih baik.

"Menurut saya, kendala adalah suatu hal yang lumrah dialami petani pemula. Banyak juga sahabat-sahabat yang sering gagal diawal. Sayangnya, ketika mereka gagal banyak yang tidak lanjut, padahal bagi saya, dari kegagalan itu justru akan menambah pengalaman dan ilmu. Sehingga memacu kita untuk terus berinovasi," ucap Benu.

Benu berharap petani muda tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan, karena saat ini sektor pertanian membutuhkan regenerasi, petani. Benu juga memberikan pemahaman kepada petani-petani muda melalui pembinaan rumah tani, sehingga hal tersebut dapat mendorong para petani muda untuk terus mengoptimalkan ide dan gagasannya dalam dunia pertanian.

"Hari ini, pertanian kita didominasi oleh kelompok-kelompok yang sudah tua. Yang usianya 50 tahun ke atas. Dan itu susah sekali ketika kita ajak berinovasi dan susah ketika ada teknologi baru yang diterapkan oleh pemerintah maupun penemu atau kreator di pertanian. Sehingga para petani golongan tua ini seringkali susah ketika kita ajak berubah," jelasnya.

Menurut Benu, petani harus mampu membaca peluang, potensi, dan fenomena terkait dengan perubahan musim. Serta bagaimana memperluas jejaring dan memanfaatkan teknologi yang berkembang dengan begitu cepat.

"Petani harus bisa baca itu, pertanian tidak melulu hanya mengelola lahan, bertanam, lalu panen. Tetapi juga harus mampu melihat potensi pasar, potensi lingkungan dan sosial yang bisa kita manfaatkan. Pertanian hari ini dihadapkan pada musim yang ekstrim. Kalau dulu hanya ada musim kemarau dan hujan, kita tanam bisa diprediksi, kemarau kita tanam melon dan semangka, kalau musim hujan ya tanam padi. Tapi sekarang tidak bisa begitu, karena ada fenomena alam elnino dan lain-lain," paparnya.

Sementara untuk target ke depan, Benu mengaku akan fokus melakukan pengembangan terhadap greenhouse dan memperluas jaringan petani.

Benu menilai, hal tersebut sangat aman untuk menghadang serangan hama tanaman dan bisa digunakan untuk menanam sepanjang waktu tanpa mengenal musim hujan dan panas.

"Inovasi membuat greenhouse ini sangat membantu dan mempermudah petani dalam meminimalisir biaya pengeluaran. Bahkan, saya juga bereksperimen untuk meracik nutrisi tanaman, mengatur teknik irigasi, membuat inovasi media tanam dan sebagainya," tuturnya.

Sejumlah inovasi tersebut nantinya juga akan ditularkan kepada para petani muda lainnya, karena Benu menilai bahwa gerakan petani muda di Lamongan ini nampak belum maksimal. "Program yang telah digaungkan pemerintah pusat itu nampaknya belum ditangkap secara maksimal oleh Pemerintah Kabupaten, sehingga peran-peran ini yang akan kita ambil dan mengajak kalangan muda untuk mengisi pertanian dengan gerakan inovasi di Lamongan. Jika kita bisa membaca peta pergerakkan dunia, dunia pertanian ini kedepannya sangat menarik dan akan menjadi penopang negara," ucap petani milenial yang baru saja dinobatkan sebagai Duta Petani Milenial itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES