Tim Banser Tanggap Becana Terus Pantau Aktivitas Gunung Merapi

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Tim Banser Tanggap Bencana (Bagana) Satkorcab Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ikut memantau kondisi Gunung Merapi. Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih terus terjadi, dan statusnya level kondisi siaga. Beberapa hari terakhir juga terjadi peningkatan luncuran awan panas yang kemudian diikuti hujan abu di beberapa daerah disekitar Gunung Merapi.
"Terkait dengan peningkatan luncuran awan panas yang kemudian diikuti hujan abu dibeberapa kecamatan sekitarnya, kami besama tim relawan bencana lain terus siaga," ujar Mardan, Kasatsus Basada Kabupaten Magelang, Mardan kepada TIMES Indonesia, Jumat (13/8/2021).
Advertisement
Mardan mengatakan sampai saat ini Bagana tetap pada kondisi Siaga di Posko PCNU Kabupaten Magelang sebagaimana status Gunung Merapi yang pada posisi Siaga sejak 5 November 2020 lalu. Tim Bagana juga terus memantau perkembangan merapi dan selalu mengupdate bersama jaringan relawan yang tergabung di BPBD Kabupaten Magelang.
"Personel anggota BAGANA salalu ikut Posko BPBD juga," ucapnya.
Hal senada disampaikan Chabibullah selaku Kasatkornas Bagana yang kebetulan warga lereng Merapi, yakni wilayah Srumbung. Chabibullah menyampaikan bahwa masyarakat Merapi selama ini hidup harmoni dengan Merapi. Berbagai pandangan dan prespektif kearifan lokal menjadi bagian sense of disaster yang dipunyai warga secara trurun temurun.
"Disamping tetap mengikuti himbauan dan intruksi dari pemerintah terkait perkembangan Merapi. Seperti encana Kontinjensi yang dibuat oleh desa masing- masing di lereng Merapi yang sudah dibuat ketika dalam posisi normal. Ketika terjadi perkembangan Merapi dan ada intruksi dari Pemerintah tinggal dijadikan rencana oprasi dan hal hal itu sudah menjadi pegangan organisasi kebencanaan ditingkat desa yaitu FPRB maupun OPRB Desa," kata Chabibullah.
Chabibulkah menambahkan, berbagai rekomendasi yang dibuat oleh BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menghindari hal hal yangm tidak diinginkan.
"Dari BPPTKG ada lima rekomendasi selama ini," tandasnya.
Chabibullah menjelaskan mengenai peringatan BPPTKG terkait potensi bahaya Gunung Merapi. Untuk saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat juga diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," ucapnya.
Rekomentasi lainnya adalah, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Untuk itu, Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
"Yang terakhir, pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |