Kisah Porter di Stasiun Jatibarang Indramayu yang Terdampak Pandemi Covid-19, Rela Gantian Angkut Sesama Porter Lain

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, membuat banyak sektor menjerit, salah satunya adalah profesi jasa porter di stasiun. Seperti yang terlihat di Stasiun Jatibarang Indramayu.
Sejak Pandemi Covid-19, aktivitas padat yang berada di stasiun menjadi berkurang. Jadwal kereta yang biasanya setiap hari penuh, kini sudah mulai terlihat jarang. Hal tersebut merupakan kebijakan PT KAI, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Advertisement
Hal tersebut tentunya berimbas kepada para porter atau jasa pengangkut barang, yang biasa beroperasi di stasiun. Sejak Pandemi Covid-19, pendapatan mereka turun drastis, dan bahkan tidak ada sama sekali.
Seperti yang dialami oleh Madi (42), salah seorang porter yang sudah 6 tahun bekerja di Stasiun Jatibarang. Sebelum Pandemi Covid-19, biasanya dia bisa mengantongi pemasukan hingga Rp 200 ribu setiap harinya. Namun di saat Pandemi Covid-19, dia harus gigit jari, lantaran pemasukannya nyaris berkurang hingga 80 persen.
"Biasanya sehari bisa Rp200 ribu. Kalau sekarang Rp20 ribu sampai Rp30 ribu," jelasnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (22/8/2021).
Di situasi yang sulit tersebut, Madi bahkan harus rela bergantian mengangkut barang dengan porter lain, supaya bisa kebagian semua. Jadi, ketika dirinya sudah mendapatkan job pekerjaan mengangkut barang penumpang, maka untuk selanjutnya menjadi bagian porter lain.
Hal tersebut merupakan kesepakatan sesama porter di Stasiun Jatibarang, supaya tidak ada yang tidak kebagian job mengangkut barang penumpang. Ditambah dengan semakin jarangnya jadwal kereta api yang berhenti di Stasiun Jatibarang, membuat pendapatannya semakin berkurang.
"Biasanya kita selalu rebutan. Tapi pas pandemi, kita jadi ganti-gantian, supaya bisa kedapatan semua," tuturnya.
Madi mengakui, pendapatannya sangatlah tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hati. Apalagi, dia mempunyai 2 anak yang masih sekolah. Sehingga, dia harus bisa mencari pendapatan lain, di luar dari profesinya sebagai porter stasiun.
Karena itu, di sela pekerjaannya sebagai porter, Madi selalu kerja serabutan, demi mendapatkan penghasilan tambahan.
"Alhamdulillah rezeki sih selalu ada. Kalau di sini terus masih belum bisa mencukupi," ujar Madi yang merupakan Desa Jatibarang Baru Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu.
Madi mengakui, sempat ada keinginan untuk beralih profesi. Namun, dirinya masih belum mendapatkan kesempatan tersebut. Hal yang sama juga terjadi dengan porter-porter lainnya.
Sebelum Pandemi Covid-19, porter di Stasiun Jatibarang cukup banyak. Namun ketika Pandemi Covid-19 datang, banyak yang memilih untuk beralih profesi. Sehingga porter yang masih aktif di Stasiun Jatibarang hanya tinggal 10 orang saja.
"Tinggal 10 orang. Itu juga jarang terlihat. Ke stasiun kalau ada jadwal kereta yang berhenti saja," ujarnya.
Madi pun berharap, agar Pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Sebab, para porter di Stasiun Jatibarang Indramayu sangat terdampak dan pendapatan mereka sangat berkurang drastis. "Inginnya normal lagi, supaya bisa kayak dulu lagi," harapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |