Peristiwa Daerah

Kisah Guru Silat Tak Niat Jual Sugar Glider Langganan Juara

Kamis, 26 Agustus 2021 - 13:58 | 251.81k
Syaiful Rusdi Efendi bersama sugar glider mosaic kesayangan bernama Bianca, Kamis (26/8/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Syaiful Rusdi Efendi bersama sugar glider mosaic kesayangan bernama Bianca, Kamis (26/8/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Memiliki hewan peliharaan memang sebuah kepuasaan tersendiri. Kadang juga mendatangkan untung. Meski tak berawal dari niat bisnis.

Guru Pencak Silat di SD Muhammadiyah 2, SD Muhammadiyah 12 dan SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, Syaiful Rusdi Efendi mengakuinya. Pecinta hewan ini sejak 2019 memelihara sugar glider, binatang lucu endemik Papua dan Australia. 

Advertisement

Kini koleksinya puluhan. Beberapa telah laku dilirik kolektor. Dua ekor sugar glider sengaja ia pertahankan karena langganan juara di tingkat daerah maupun nasional. 

glider mosaic b

Keduanya berupa jenis classic grey dan mosaic. Saiful kerap membawa sederet piagam kategori Glide to Owner pulang ke rumah. Tanda kedekatan sugar glider dengan pemiliknya. 

Saiful menunjukkan kelincahan lompatan Bianca, nama kesayangan yang ia sematkan. Benar saja, Bianca hafal betul aroma tuannya dan langsung meloncat saat panggilan manis itu terlontar.   

"Kalau dia bonding dia akan datang ke pemiliknya. Jadi harus ada keterikatan," ucap Syaiful saat TIMES Indonesia bertandang langsung, Kamis (26/8/2021). 

Memang butuh intensitas agar sugar glider memiliki kedekatan. Cara melatihnya sejak bayi. Biasanya sugar glider akan meninggalkan kotoran di tangan apabila ia merasa nyaman dengan pemiliknya setiap kali dipegang. 

"Itu caranya dia menandai," tandasnya. 

Namun ia tak berniat menjual classic grey cikal bakal. Karena hewan ini telah beberapa kali memenangkan kompetisi. Usianya sudah 2,5 tahun. 

"Tidak akan saya jual sampai meninggalnya saya rawat. Classic grey ini pernah ditawar Rp 5 juta nggak saya kasih," kisah pria berusia 34 tahun tersebut. 

glider mosaic c

Syaiful menjelaskan, sugar glider rata-rata mulai aktif berkembang biak mulai usia 6 hingga 7 bulan bagi jantan. Sedangkan betina usia 7 sampai 8 bulan. 

"Usia tujuh bulan bagus untuk breeding karena udah matang untuk jadi induk," katanya. 

Saat ini Syaiful memiliki enam jenis sugar glider. Antara lain classic grey, platinum, mosaic, leucistic, white face dan paling istimewa leucistic ruby yang usianya hampir 2,5 tahun. 

Syaiful tak berniat melepas leucistic ruby pada kolektor. Padahal harga usia 1,5 bulan saja berkisar Rp8 juta hingga Rp10 juta. Karena untuk menghasilkan jenis leucistic ruby sendiri butuh waktu lama. 

"Tidak bisa sekali perjodohan langsung jadi," ucap Syaiful. 

Progres untuk menghasilkan leucistic ruby bisa sampai tiga kali generasi. Dari asal mula perkawinan silang antara cremino dan leucistic. Sebuah proses panjang berawal dari DNA mata merah atau jenis cremino. Leucistic sendiri seharusnya memiliki mata hitam. 

"Jadi kita main silang terus. Istilahnya cicitnya baru bisa keluar ini. Dari anakan ke satu kedua belum tentu bisa keluar makanya harganya tinggi," tambah Syaiful. 

Bahkan dari cicit silangan ketiga ketika dikawinkan dengan DNA yang sama belum tentu menghasilkan leucistic ruby. Jadi, memang harus sabar sekitar tiga tahun. 

Peminat leucistic ruby terbilang tinggi. Rata-rata dari kalangan menengah ke atas. Sedangkan pemula lebih memilih grey, white face dan mosaic. Karena harganya cukup murah sekitar Rp300 ribu - Rp1 juta. Hewan mamalia sekerabat kangguru ini memang sangat lucu karena merupakan hewan berkantong. 

"Kita lepas adopsi usia satu setengah bulan," ujarnya.

Saat sugar glider berusia satu setengah bulan, nutrisinya telah terpenuhi. Jika mereka dijual di bawah usia tersebut, maka ada catatan tersendiri. Rata-rata anak tunggal sehingga bawaan fisik pun berbeda. Jika anakan ganda nutrisinya otomatis terbagi. 

Hampir tiap hari Syaiful dengan telaten merawat sugar glider di halaman rumah. Asupan makanan sugar glider berupa buah yang manis, tak boleh asam karena mempengaruhi pencernaan. Seperti buah pepaya, pisang, atau semangka. Makanan pendamping adalah bubur bayi. Sugar glider makan dua kali sehari. 

Syaiful juga menempatkan sugar glider kesayangan masing-masing secara terpisah. Karena sugar glider merupakan hewan teritori. Jika beda aroma bisa bertengkar. Namun bisa ditempatkan dalam satu sangkar apabila memiliki aroma sama dengan cara dimandikan terlebih dahulu. 

Tanpa terasa, upaya breeding telah membawa hasil cukup banyak. Termasuk langganan kontes. Omzet dalam sebulan bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta. 

Ia memang sudah lama memiliki hobi merawat binatang. Namun Syaiful menekuni ternak sugar glider sejak 2019 silam. 

Awalnya ia hanya memiliki satu jenis yakni classic grey. Kemudian ia carikan pasangan dan setelah tujuh bulan hewan ini beranak pinak. 

"Kami coba jual kok laku, akhirnya saya biarkan lagi dia beranak lagi. Akhirnya saya keep yang penjualan pertama. Ada teman bawa mozaik kok bagus, tanya harganya waktu itu masih Rp 1.200.000. Saya jual lagi anaknya, uangnya terkumpul saya belikan yang mozaik," ujarnya. 

Lambat laun Syaiful tenggelam dalam keasyikan breeding sugar glider dan mulai merasakan hasilnya. 

Apalagi selama pandemi ini pemasukan Syaiful tertolong banyak dari usaha sampingan ternak sugar glider yang awal mulanya atas permintaan istri tercinta. 

"Sangat membantu, bahkan mohon maaf semakin ke sini ini jadi penopangnya," kata Syaiful. 

Agar tidak kehilangan silsilah, Syaiful selalu mencatat daftar keturunan sugar glider miliknya. Agar dapat menjadi panduan bagi pembeli apabila ingin mengawinkan silang. Termasuk ia juga memberikan konsultasi dan potong kuku gratis.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES