Samarinda Banjir Lagi, Ini Langkah Wali Kota Andi Harun

TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Kota yang berjuluk kota Tepian didera hujan sejak beberapa hari terakhir. Sejak awal bulan September 2021 kota Samarinda kembali mengalami musibah banjir.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulan Bencana Daerah (Pusdalops-BP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda melaporkan pada awal bulan September hari pertama banjir, pada Jumat (3/9/2021) sebanyak 1.620 jiwa dari 430 kepala keluarga (KK) terendam banjir.
Advertisement
Korban tersebar di 21 rukun tetangga (RT) dari empat kelurahan di Kecamatan Samarinda Utara. Hari kedua, Sabtu (4/9/2021) genangan air semakin tinggi dan meluas menjadi lima kelurahan terendam. Total korban pun bertambah menjadi 3.656 jiwa dari 1.310 KK yang tersebar di 26 RT dengan 915 rumah terendam banjir. Memasuki hari ketiga, Minggu (5/9/2021) jumlah bangunan terendam makin banyak menjadi 599 rumah.
Hari ini, Minggu (13/9/2021), hujan yang dimulai sejak pagi hari hingga sore saat berita ini diturunkan (16.58 wita) belum juga reda, meski tidak sederas pagi tadi namun beberapa ruas kawasan masih terendam air. Menurut laporan Info Taruna Samarinda Tim Reaksi Cepat (ITS-TRC) tinggi muka air bervariasi mulai 30 cm hingga 40 cm. terdapat 37 titik kawasan yang teredam banjir
Hujan yang disertai angin kencang juga membuat beberapa pohon tumbang, diantaranya di Jalan Rapak Indah Kecamatan Sungai Kunjang dan Jalan Abdul Wahab Syahranie. Selain itu terjadi pula tanah longsor di dua titik yakni Jalan P. Suryanata kawasan Graha Indah, Kecamatan Samarinda Ulu dan Jalan Karya Baru Kelurahan Sempaja Selatan.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun pun segera mengambil langkah membantu masyarakat yang terkena musibah banjir. Seperti yang terjadi di Desa Budaya Pampang, tinggi mencapai dada orang dewasa beberapa waktu lalu. Dirinya menyambangi desa budaya tersebut sekaligus membagikan beras kepada masyarakat. Didampingi ketua RT setempat, Andi Harun pun menyempatkan diri masuk menuju titik banjir tertinggi di area rumah Lamin Budaya yang disekitarnya rumah-rumah warga dengan menggunakan perahu kecil yang dikirim oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda.
"Semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, dan kami akan pikirkan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujar Andi Harun usai turut membantu mengangkat kotak mie instan dan beberapa karung beras untuk warga, Minggu (13/9/2021).
Andi Harun mengidentifikasi salah satu sumber banjir besar yang beberapa hari ini terjadi di beberapa daerah di Kota Samarinda. Daerah tersebut diantaranya Kelurahan Budaya Pampang, Kelurahan Lempake, Kelurahan Sempaja Timur, dan Kelurahan Gunung Lingai.
Daerah tersebut adalah daerah terdampak dari kenaikan debit air di Bendungan Waduk Benanga yang mencapai ketinggian 70 centimeter dan limpahan aliran air dari sektor hulu Samarinda. Andi menyatakan terdapat 3 persoalan yang menjadi pokok utama dalam penanganan banjir.
"Pertama, saluran. Kedua, pengerukan sungai harus dipastikan terus berlanjut. Ketiga, diidentifikasi sebagian air selain dari arus pasang yang terjadi tambah hujan menyebabkan aliran air hujan menuju sungai mengalami hambatan di sisi darat," jelas Andi.
Limpahan air ini, lanjut Andi, berasal dari Desa Badak Mekar Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kertanegara. Air tersebut turun ke daerah Pampang, perlahan menurun ke Lempake, ke daerah Perumahan Bengkuring dan Perumahan Griya Mukti.
Identifikasi persoalan ini membuahkan solusi jangka menengah panjang penanganan banjir. Andi menyatakan, pihaknya akan mencari lahan guna membangun polder di daerah hulu Kota Samarinda atau setidaknya di area atas Kelurahan Budaya Pampang.
"Pekerjaan polder memang tidak bisa cepat paling cepat setahun. Kemungkinan dampak besarnya di akhir Tahun 2022 atau di awal pertengahan Tahun 2023," papar Andi.
Andi mengakui bahwa masalah banjir ini juga bukan ranah Pemkot Samarinda sepenuhnya. Persoalan ini juga telah masuk ke lintas kabupaten - kota. Ia menginginkan agar Pemerintah Kabupaten Kukar turut serta dalam menangani banjir.
"Karena air ini dari daerah Kukar. Arah Badak Mekar masuk ke Pampang, Bendungan Benanga yang mengakibatkan ketinggian sampai 70 cm . Jadi selain kita hadang di atas, ada pengendalian dari Kabupaten Kukar," pinta Andi.
Selain itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun juga meminta Pemerintah Provinsi Kaltim untuk mengambil langkah serius dalam menangani masalah banjir karena ini adalah masalah bersama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |