Menengok Bekas Rijstpellerij di Jatibarang Indramayu yang Masih Tersisa

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Sebuah rumah tua bergaya Indische, masih berdiri tegak di dekat jalan yang menghubungkan Jatibarang - Indramayu. Rumah tersebut dikelilingi oleh area sawah dan halaman yang luas. Rumah itu merupakan bekas rumah dinas pabrik penggilingan padi atau Rijstpellerij dalam bahasa Belanda.
Sayangnya, kondisi rumah tersebut terbengkalai. Coretan aksi vandalisme menghiasi tiap sudut ruangan rumah ini. Bahkan, daun dan kusen-kusen kayu pintunya sudah hilang.
Advertisement
Di dekat rumah, terparkir beberapa mobil yang entah milik siapa. Di dekat mobil-mobil tersebut, terdapat sebuah tanah terbuka yang bagian bawahnya terdapat lantai segi empat yang posisinya lebih tinggi. Di atas tempat tersebut, terjemur beberapa padi kering.
Bagi masyarakat di Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, rumah tersebut sudah tidak asing, dan merupakan salah satu saksi sejarah perjalanan tanaman padi. Sebab, rumah tersebut adalah bekas rumah dinas pabrik penggilingan padi atau Rijstpellerij dalam bahasa Belanda.
Tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya bangunan tersebut. Namun dari beberapa potongan surat kabar Hindia Belanda di tahun 1930an, sudah menyebut adanya Rijstpellerij di wilayah Jatibarang Indramayu. Bangunan tersebut juga terpampang di sebuah peta lama Hindia Belanda wilayah Jatibarang, Indramayu, dengan ditulis Rp atau Rijstpellerij.
Salah seorang warga setempat, Mujanidin (60), oleh masyarakat, pabrik penggilingan padi tersebut dinamakan Pabrik Siong Lim. Sayangnya, tidak diketahui apakah Siong Lim adalah nama tokoh pemilik pabrik ini, atau bukan.
"Orang-orang sini nyebutnya Pabrik Siong Lim," jelasnya, Minggu (19/9/2021).
Mujanidin menceritakan, dulunya di dekat rumah dinas tersebut, berdiri bangunan pabrik penggilingan padi dan gudangnya. Dia mengetahuinya karena sejak kecil, keberadaan pabrik sudah ada. Namun, saat itu sudah tidak beroperasi.
Saat pabrik tersebut masih beroperasi, padi-padi hasil penggilingan tersebut dikirim ke berbagai daerah dengan menggunakan kereta. Apalagi, lokasinya berdekatan dengan Stasiun Jatibarang. Bahkan di jalan depan bangunan ini, jalan raya dan jalur rel kereta api Jatibarang - Indramayu beriringan.
Sayangnya, bangunan pabrik sekarang sudah diratakan dengan tanah tanpa diketahui penyebabnya. Dan kini, di area yang dikelola oleh PT. Pertani ini, yang masih bertahan hanyalah bekas rumah dinas tersebut. Jalur rel Jatibarang - Indramayu pun ikut ditutup sekitar tahun 1973, lantaran kalah saing dengan angkutan transportasi lain, dan banyaknya penumpang gelap.
Bekas area pabrik yang sampai sekarang masih dimanfaatkan adalah tempat untuk menjemur padi tersebut. Biasanya, para petani memanfaatkan lahan terbuka dengan petak-petak segi empat tersebut, untuk menjemur padi. Selain itu, bekas rumah dinas tersebut akan direnovasi.
"Iya mau direnovasi (bangunan Rijstpellerij) biar gak terbengkalai, makanya banyak material bangunan di sini," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |