Peristiwa Daerah

Kepala BPS Kota Batu Gagas Kebun Lindung Apel di Hari Tani

Jumat, 24 September 2021 - 22:13 | 110.82k
Kepala BPS Kota Batu Drs Parjan MSi memaparkan kondisi pertanian di Kota Batu yang lahannya terus menyusut dari tahun ke tahun. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Kepala BPS Kota Batu Drs Parjan MSi memaparkan kondisi pertanian di Kota Batu yang lahannya terus menyusut dari tahun ke tahun. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Dari waktu ke waktu jumlah lahan pertanian di Kota Batu terus berkurang. Komoditas tanaman apel pun jumlah panen pun terus menurun. Hingga memunculkan wacana membuat Kebun Lindung Apel di Hari Tani Nasional yang jatuh hari ini.

Wacana ini dilontarkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Drs Parjan MSi usai membaca data dalam publikasi Kota Batu dalam angka tahun 2021.

Advertisement

Data menunjukkan pada jenis tanaman buah-buahan tahunan, tanaman apel di Kota Batu tetap menjadi tanaman dengan jumlah produksi terbesar.

Tahun 2020 tercatat tanaman ini mencapai 23.176 ton.

Produksi tanaman buah-buahan tahunan terbesar kedua adalah tanaman jeruk siam/keprok yaitu sebesar 19.799 ton.

Petani-2.jpg

Bila dibandingkan tahun sebelumnya, produksi tanaman apel mengalami penurunan sebesar 54 persen atau sekitar 27.349 ton.

Sementara itu, salah satu produk buah unggulan Kota Batu yaitu jeruk keprok juga penurunan sebanyak 4.044 ton dibandingkan tahun 2019 atau sekitar 17 persen.

Dilihat dari sisi luas panen pun apel mengalami minus 13,89 dan jumlah produksi juga minus 14,82.

Luasan lahan pertanian apel pun juga terus menyusut, seiring dengan perkembangan pariwisata di kota ini.

Pengembangan kawasan perumahan hingga tempat peristirahatan menjadikan luasan kawasan pertanian semakin menyempit.

“Ikon Kota Batu itu ada dua, pariwisata dan pertanian. Kota Batu kalau dibiarkan tidak ada kebijakan yang melindungi pertanian, khususnya pertanian tanaman apel, 20 tahun lagi tidak akan ada areal persawahan di Kota Batu, harus ada kebijakan yang melindungi kawasan pertanian dari alih fungsi lahan,” ujar Parjan sembari mengatakan pembangunan perumahan sangat massif di Kota Batu.  

Pedagang-Buah.jpg

Pembangunan infrastruktur pariwisata seperti pembangunan tempat peristirahatan harus direm.

Sehingga ikon buah apel dan pariwisata tetap berjalan.

Selain itu perlu pemikiran ekstra untuk melindungi apel.

“Harus ada semacam kebun lindung khusus buah apel, seperti di Balitjestro, orientasinya kan lebih ke jeruk. Ini tempatnya khusus buah apel, sehingga kelestarian apel benar-benar terjaga,” ujar Parjan.

Ada lahan khusus dengan luasan yang sudah diperhitungkan dalam pelestarian buah apel, sehingga tanaman khas Kota Batu ini bisa terjaga dan bisa menjadi salah satu destinasi wisata.

Di sisi lain, Kebun Lindung Apel ini bisa juga dikelola oleh Pemkot Batu atau mungkin bekerja sama dengan obyek wisata lain seperti Jawa TImur Park Group atau dengan masyarakat Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES