Petani Kewalahan Penuhi Permintaan Sayuran PT IWIP, BI Dorong Pertanian Terintegrasi

TIMESINDONESIA, SOFIFI – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Tayawi binaan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) di Desa Tayawi, Oba, Kota Tidore Kepulauan, kewalahan memenuhi permintaan sayuran dari PT IWIP.
Ketua Gapoktan Mitra Tayawi, Jarni mengungkapkan, tingginya permintaan perusahaan yang beroperasi di Halmahera Tengah (Halteng) itu belum sebanding dengan hasil produksi sektor hortikultura di lahan miliki mereka, karena keterbatasan tenaga. Meskipun, didalam Gapoktan itu terdapat 8 kelompok tani.
Advertisement
“Kebutuhan sayuran itu banyak sekali, pengiriman kita kesana dua hari sekali,” ujar Jarni kepada TIMES Indonesia bersama tim dari BI Malut, saat monitoring UMKM dan Petani binaan BI, di desa Koli, Oba, Kota Tidore Kepulauan, Senin (27/9/2021).
Gapoktan Mitra Tayawi sendiri menggarap tanaman sektor hortikultura yang terdiri dari sayur Kacang panjang, Timun, Labu air, Bawang merah, kangkung, bayam merah, Sawi dan Bayam merah.
Salah satu jenis sayuran yang belum mampu dipenuhi petani dari permintaan PT IWIP adalah kacang panjang, yang mencapai 1,2 ton. Mereka hanya bisa mengirim 800 kg, tiga hari sekali.
Jarni menuturkan, Kacang panjang sendiri dihargai Rp11 juta per ton, Bawang merah Rp35 juta, kol/kubis Rp14 juta, timun Rp7 juta, dan semangka Rp 9 juta.
Pria 40 tahun ini mengaku, pasar tidak lagi menjadi masalah saat ini, hanya saja kondisi cuaca yang kurang bersahabat menjadi kendala para petani, lantaran sering terjadi banjir.
Disisi lain, petani juga masih kekurangan pupuk organik dalam merawat tanaman, sehingga mereka harus menggunakan pupuk kimia.
“Masalahnya kalau pakai pupuk organik ini belum bisa memenuhin syarat, karena tidak ada kandang jadi banyak sapi yang berkeliaran. jadi membutuhkan pupuk organik, disisi masih kekurangan,”ungkap Jarni yang sudah 13 tahun menekuni sektor pertanian hortikultura di Maluku Utara ini
Atas permasalahan itu, BI Malut kemudian mendorong sistem pertanian terintegrasi sebagai salah satu solusi, dengan bantuan kandang sapi sebanyak dua unit. Kandang akan lebih memudahkan para petani mengumpulkan kotoran sapi untuk diolah menjadi pupuk organik.
“Biar petani punya tanah terus subur. kalau pakai pupuk kimia itu semakin lama penyuburan tanah berkurang,” beber Jarni sembari mengatakan kandang sapi mulai dioperasikan akhir tahun ini
Disamping itu, BI juga telah memberikan sejumlah bantuan untuk mendorong produktivitas petani, seperti bantuan rumah pengering bawang, quick truck, dan cultivator, serta pelatihan pembuatan bawang goreng.
Ia menceritakan, sebelum ada bantuan rumah pengering bawang, petani membuat para-para sebagai alternatif. Namun, hasilnya banyak bawang yang rusak karena terkena air hujan dan kena cakar ayam.
“Jadi sudah lama ini bantuan gudang dari BI, jadi sekali penjemuran dimasukkan disitu kalau musim hujan paling lama satu minggu itu sudah kering. Kehadiran Bank Indonesia sangat membantu kami,” ungkap Jarni
Dil okasi yang sama, Analis Yunior, BI Malut, Kevin Ardio mengatakan Bank Indonesia memiliki program pengembangan kelompok tani secara bertahap, tidak secara keseluruhan dalam satu atau dua tahun.
“Misalkan tahun lalu kita bantu rumah pengeringan bawang sekarang kita membuat kandang sapi,” ujar Kevin.
Kevin mengatakan, BI membantu kelompok tani di Malut agar dapat meningkatkan jumlah produksi serta pemasarannya, di mewujudkan kesejahteraan petani yang dapat dirasakan secara bersama.
“Kita bantu tidak hanya di hulunya saja, tapi dari hilirisasinya juga. Kita berdayakan kelompok ibu-ibunya membuat bawang goreng, jadi semua itu dari dua arah atau tiga arah bisa mendapatkan kesejahteraan tersebut,” jelasnya
Ia mengapresiasi perkembangan yang dialami oleh Gapoktan Mitra Tayawi selama dibina oleh BI. Meskipun kurang stabil ditengah pandemi Covid-19, namun petani tetap survive.
“Bank Indonesia berkomitmen untuk memberikan program-program yang bermanfaat kepada para kelompok tani agar produksi petani tidak putus. oleh karena itu, apapun kendalanya BI siap membantu dan memfasilitasi melalui bantuan teknis dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI)," tandasnya (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |