Peristiwa Daerah

Eskavasi Keempat Candi Tribhuana Tunggadewi di Kabupaten Mojokerto Dimulai

Selasa, 28 September 2021 - 21:28 | 39.26k
Candi Tribhuana Tunggadewi atau dikenal dengan Bhre Kahuripan atau lazim dikenal warga sebagai Watu Ondo. Selasa (28/9/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Candi Tribhuana Tunggadewi atau dikenal dengan Bhre Kahuripan atau lazim dikenal warga sebagai Watu Ondo. Selasa (28/9/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Eskavasi keempat Candi Tribhuana Tunggadewi dimulai. Candi yang umumnya disebut masyarakat sekitar sebagai Watu Ondo ini terletak di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Eskavasi kali ini bertujuan untuk menemukan pagar dan halaman Candi Tribhuana Tunggadewi. Eskavasi lanjutan ini dilakukan pada sisi sebelah barat situs sepanjang 640 meter persegi.

Advertisement

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Pahadi mengatakan bahwa eskavasi dimulai pada tanggal 27 September sampai dengan 20 Oktober 2021. Minggu pertama tim eskavasi menyasar pada sisi luar situs.

Candi Tribhuana Tunggadewi BTarget eskavasi berupa 640 meter persegi yang terletak di sisi sebelah barat situs. Foto diambil menghadap ke Timur. Selasa (28/9/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

"Aspek kita pada Minggu pertama kita adalah testi pada luar situsnya, yaitu untuk pengembangan ke depan," terang Pahadi ditemui insan pers di lokasi, Selasa (28/9/2021).

Pahadi menambahkan fokus utama pada minggu kedua eskavasi terletak pada sisi dalam situs Tribhuana Tunggadewi.

"Lah Minggu kedua nanti fokus kita adalah penggalian di dalam sekaligus ada tim yang nanti khusus untuk menunjukkan ini. Nah itu nanti memperkuat interpretasi kita terkait icon ataupun lambang dewa setiap 8 penjuru itu, dan dewa apa saja yang bisa menggambarkan itu," terangnya.

Untuk informasi, Candi Tribhuana Tunggadewi sendiri merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang biasa disebut Bhre Kahuripan. Ia terletak di kompleks persawahan Desa Klinterejo. Tempat ini menjadi tempat singgah bagi wisatawan religi sejak dibangun masyarakat pada tahun 1960 lalu.

Selama puluhan tahun beberapa batu umpak dan yoni yang nampak sebagai benda cagar budaya di situs ini. Tiga tahap eskavasi sejak tahun 2018-2020 berhasil menemukan struktur di bawah bangunan modern. Temuannya adalah ternyata yoni dan bangunan berbahan batu andesit yang selama ini terpendam adalah sebuah candi seluas 14x14 meter persegi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES