Peristiwa Daerah

Monumen RM Soerjo, Pengingat Kekejaman PKI di Ngawi

Kamis, 30 September 2021 - 20:00 | 168.04k
Monumen Soerjo di Ngawi sebagai pengingat kekejaman PKI. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Monumen Soerjo di Ngawi sebagai pengingat kekejaman PKI. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, NGAWI – Saat melintas di jalan raya Solo - Ngawi, tepatnya masuk Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi terdapat monumen gubernur pertama Jawa Timur, RM Soerjo. Monumen yang dibangun di kawasan hutan itu menjadi pengingat, geger PKI tahun 1948.

Tiga buah patung berdiri kokoh menghadap timur laut. Patung paling depan, RM Soerjo, dua patung polisi berdiri tegap di belakangnya. Dua polisi itu bernama Kombespol Doerjat, dan Kompol Soeroko. Ketiganya menjadi korban kekejaman PKI pada bulan November tahun 1948.

Advertisement

Dihimpun dari berbagai sumber, RM Soerjo saat perjalanan dari Yogyakarta menuju Madiun dicegat oleh gerombolan PKI di sebuah desa masuk Kecamatan Kedunggalar. Ketiganya dipaksa turun dan dibawa menuju lokasi pembunuhan. Kendaraan yang digunakan kemudian dibakar tidak jauh dari lokasi penangkapan.

"Mobil Pak Soerjo dibakar PKI. Lokasi pembakaran dibangun tugu peringatan, kira-kira 100 meter dari jalan raya," kata Sumarno salah satu warga Pelang Lor saat menunjukkan lokasi pembakaran mobil RM Soerjo kepada TIMES Indonesia, Kamis (30/9/2021).

Monumen-RM-Soerjo-PKI-2.jpgLokasi pembakaran mobil RM Soerjo, dibangun tugu pengingat. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Di lokasi yang diyakini sebagai tempat pembakaran mobil RM Soerjo dibangun sebuah tugu. Kira-kira tingginya dua meter. Tugu yang memiliki warna dominan putih itu memiliki bagian serupa papan pengumuman. Namun sayang, tulisan yang terukir pada prasasti itu sudah sulit terbaca.

Di Desa Bangungrejo Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, RM Soerjo dan kedua polisi itu dihabisi PKI. Tepatnya di Kali Kakak yang berada di tengah hutan. Di lokasi ditemukan jenazah RM Soerjo juga dibangun tugu sebagai tetenger.

Sesepuh Desa Bangungrejo Lor, Wakhidin mengisahkan, saat peristiwa tersebut, kondisi kampungnya amat mencekam. Tidak ada warga yang berani keluar rumah saat itu.

"Warga desa takut. Tapi ada yang melihat, saat itu Pak Soerjo ditutup matanya, diarak menuju sungai Kakak melewati lintasan kereta Lori," katanya.

Monumen-RM-Soerjo-PKI-3.jpgKali kakak, lokasi RM Soerjo dan dua polisi dihabisi PKI tahun 1948. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Selang beberapa hari, kata Wakhidin, jenazah ketiganya ditemukan. Lokasi penemuan persis di area bangunan tugu tersebut. Saat ditemukan, jenazah ditutupi dedaunan kering.

Dikatakan Wakhidin, warga setempat turut membantu evakuasi ketiga jenazah. “Pemuda desa membantu memikul peti jenazah, dulukan masih jarang ada mobil,” kisahnya.

Peti jenazah diungkapkan Wakhidin dipikul pemuda desa secara estafet. Pos pertama mulai Desa Bangunrejo Lor hingga Banjjarbanggi. Pos berikutnya hingga Desa Jenggrik. “Setelah itu saya kurang paham,” ungkap mantan Kepala Dusun itu.

Peristiwa pembunuhan RM Soerjo di kawasan hutan di Ngawi menjadi satu dari sekian kekejian PKI di tahun 1948. Peristiwa itu menjadi pengingat, agar kejadian serupa tidak lagi terulang di bumi Indonesia. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES