Haul Syekh Umar Sumbawa, Pendakwah Besar yang Dimakamkan di Pantai Surabaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Usia makam Waliyullah Syekh Umar Sumbawa atau Mbah Sumbo dan KH Hasbulla yang terletak di tepi Pantai Kedung Cowek Surabaya ini telah berusia 87 tahun. Setiap tahun orang-orang datang untuk memperingati haulnya.
Mbah Sumbo adalah seorang pendakwah besar dan saudagar asal Sumbawa yang jazatnya ditemukan para nelayan tanpa kepala, lalu dimakamkan di tepi pantai. Sementara KH Hasbulla adalah ulama besar Kedung Cowek yang mengatakan kepada para warga bahwa jazat tersebut adalah jazat Syekh Umar Sumbawa.
Advertisement
Setiap peringatan Haul Akbar Mbah Sumbo dan KH Hasbulla, ribuan orang datang untuk menggelar pengajian. Seperti pagi tadi, Minggu (3/10/2021) meski tak ada undangan karena masih masa pandemi, orang-orang tetap datang ke makam Mbah Sumbo dan KH Hasbulla. Hal tersebut telah menjadi budaya setiap tahun.
Orang-orang dari dalam dan luar kota Surabaya pun bersama-sama menggelar dzikir dan pengajian di pelataran area makam. Sembari ditemani semilir angin pantai yang sejuk.
Pengurus makam sekaligus keturunan KH Hasbullah, Djaun Fahmil Ilmi atau yang akrab disapa Gus Fahmi menjelaskan bahwa Haul Mbah Sumbo digelar setiap bulan Safar tahun Hijriyah. Haul tersebut untuk menghormati Mbah Sumbo dan KH Hasbulla.
"Haul biasanya dilaksanakan selama tiga hari, khotmil Qur'an, Hadroh se-Jawa Timur di Masjid Miftahul Abidin dan kalau disini (makam Mbah Sumbo) puncak acara. Kalau Haul sekarang, kita menghormati pemerintah, kita adakan untuk santri, jamaah dan warga saja," terangnya.
Biasanya, masyarakat Sumbawa pun datang untuk meramaikan Haul tersebut. Namun karena Pandemi, Haul hanya untuk santi Gus Fahmi, Jamaah dan warga setempat.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Haul Mbah Sumbo pertama kali dilakukan oleh KH Hasbulla, saat itu, KH Hasbulla mendengar makam Mbah Sumbo terdengar ramai, lalu oleh KH Hasbulla digelarlah Haul untuk Mbah Sumbo ini.
"KH Hasbulla wafatnya 1932. Kalau 87 tahun itu itungannya dari mbah (Kakek Gus Fahmi, anak KH Hasbulla)," terang Gus Fahmi.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Surabaya yang juga santri Gus Fahmi, Budi Laksono. Budi mengatakan bahwa dirinya selalu datang setiap peringatan Haul tersebut.
Kata Budi, setiap Haul pengunjung makam selalu banyak, bahkan bukan hanya saat Haul, setiap hari pun selalu ada peziarah yang datang ke makam Mbah Sumbo, sehingga ia berharap pemerintah bisa memberi perhatian terhadap makam Mbah Sumbo agar bisa menjadi cagar budaya dan wisata religi.
"Jadi kalau tidak segera, akan banyak pemukiman yang tumbuh. Kita selama ini berusaha, nanti akan menyampaikan ke Walikota, atau mungkin bu Gubernur, untuk menjadikan wisata, sehingga nantinya disini ada wisata religi ada wisata yang bukan religi," terangnya
Ia melanjutkan, makam Mbah Sumbo selama ini dibangun dari swadaya masyarakat dan santri Gus Fahmi. Selain itu, mendapat bantuan pembangunan gapura dari mantan Anggota DPR RI, Fahri Hamzah yang merupakan keturan dari Mbah Sumbo.
"Dia (Fahri Hamzah) membangun gapura supaya makam ini bisa dilihat sama orang," tutur Budi.
Budi juga menyampaikan, ketika makam Syekh Umar Sumbawa menjadi tempat wisata dan ditetapkan sebagai cagar budaya, maka UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) disekitar makam pun ikut meningkat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |