Milangkala Kota Tasikmalaya, KCT Gelar Ruwatan Lembur

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Sebagai upaya melestarikan kesenian-kesenian tradisional yang nyaris punah dan tasyakur Milangkala Kota Tasikmalaya, Komunitas Cermin Tasikmalaya (KCT) menggelar acara Ruwatan Lembur 2, di Bukit lestari, Leuwiliang, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 9 Oktober 2021.
Ketua Pelaksana Acara Ruwatan Lembur 2, Ashmansyah Timutiah mengungkapkan hari jadi Kota Tasikmalaya yang jatuh pada 17 Oktober 2001, Komunitas Cermin Tasikmalaya bersama para seniman dan budayawan sengaja menggelar Ruwatan Lembur 2.
Advertisement
Rangkaian acara, akan diisi dengan renungan atau refleksi sambil berdoa serta memohon ampun dan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa.
Tarawangsa kesenian Buhun yang hampir punah tampak perform di acara Ngaruwat tahun lalu, di Bukit Lestari, Kawalu, Tasikmalaya 2020. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
"Kita saat ini sedang dalam kondisi prihatin. Di mana pandemi corona masih menguasai kehidupan bumi. Rasanya lebih tepat kita mengadakan renungan sambil berdoa bersama untuk perjalanan ke depan yang lebih baik," ungkap Ashmansyah Timutiah kepada TIMES Indonesia, Jumat (8/10/21) malam
Ia menjelaskan ngaruwat artinya merawat. Ngaruwat sendiri berasal dari kata ruwat atau 'ngarawat' yang dalam bahasa Sunda artinya merawat atau menjaga. Ngaruwat di masyarakat Sunda awalnya hadir sebagai syukuran bumi atau hajat bumi, biasa disebut juga Ngaruwat Bumi, ada juga Ngaruat lembur, dan sebutan-sebutan lainnya.
"Ini (Ngaruwat) adalah tradisi upacara adat masyarakat pedesaan di daerah Jawa Barat. Tradisi yang telah berusia ratusan tahun ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa," tandasnya.
Sejumlah seniman mudah tampak mengikuti prosesi acara Ngaruwat 1 tahun lalu, di Bukit Lestari, Kawalu, Tasikmalaya 2020. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Ngaruwat juga kata dia, merupakan sebuah wujud penghormatan kepada para leluhur yang telah lebih dulu ada dan membuka kampung. Mereka telah memelihara dan merawat kampung yang hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh segenap warga.
Nilai dari Ngaruwat Lembur Kota Tasikmalaya, adalah merangkai yang terberai, menyusun kembali kekayaan hidup, kebudayaan Tasikmalaya. "Semoga Ngarwat Lembur Kota Tasikmalaya ini menjadi spirit hidup buat pemerintahan dan masyarakat Kota Tasikmalaya serta mampu bangkit di tengah bencana pandemi Covid-19 yang belum selesai," harap Ashmansyah.
Acara Ruwatan Lembur 2, akan dimulai Sabtu 9 Oktober 2021, pukul 12.20 WIB. Dibuka dengan penampilkan pencak silat, kemudian menampilkan seni ketangkasan lais dari Padapokan Jatidiri Nurcahya Putra Galunggung. Sorenya, mulai pukul 15.30 WIB, akan digelar istighosah, dilanjutkan dengan silaturahmi.
Acara berlanjut hingga malam, dibuka sekitar pukul 19.00 WIB dengan menampilkan kasidah mapag tamu, lalu salawatan. Puncak acara dimulai sekitar pukul 19.35 WIB, yang diisi sejumlah rangkaian hingga penampilan kesenian karinding, terbang gebes, musikalis puisi, pembacaan sajak, seni beluk, hingga calung tarawangsa.
"Rencana acara ditutup sekitar pukul 23.00 WIB. Kami juga mengimbau para seniman, budayawan, dan seluruh masyarakat yang menghadiri acara untuk melaksanakan protokol kesehatan. Jangan lupa memakai masker," imbau Ashmansyah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |