Peristiwa Daerah

Beraroma Mistis, Pembuatan Jenang Bumbung Bambu di Tegal Tak Luput dari Sesajen

Jumat, 08 Oktober 2021 - 23:46 | 68.96k
Proses pembuatan Jenang Bumbung Bambu di Desa Dukuhjati Kecamatan Pangkah (Foto Humas Pemkab Tegal For TIMES Indonesia)
Proses pembuatan Jenang Bumbung Bambu di Desa Dukuhjati Kecamatan Pangkah (Foto Humas Pemkab Tegal For TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TEGAL – Ada yang unik dalam pembuatan panganan Jenang Bumbung Bambu di Desa DukuhJati Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal yang beraroma mistis. Karena selain menggunakan kembang tujuh rupa, sebelum pembakaran pun diletakan berbagai sesaji agar terhindar dari gangguan roh halus

Memang jika proses pembuatan Jenang Bumbung Bambu di Desa Dukuhjati disebut beraroma mistis dan rawan gangguan roh halus. Bahkan dari pengakuan Mbah Tariah jika dilanggar biasanya Jenang akan keluar dari wadahnya alias gagal untuk diolah menjadi panganan

Advertisement

Disebut Jenang Bumbung Bambu dikarenakan dalam pembuatannya menggunakan media bambu. Namun di era milenium ini, pembuatan panganan yang kerap tersaji di acara hajatan pernikahan maupun khitan ini semakin sulit ditemui dan tergolong langka di Kabupaten Tegal

Jenang Bumbung Bambu b

Dilansir dari cuplikan video Humas Tegal yang disajikan melalui Youtube, Mbah Tariah pelopor pembuat Jenang ini mengutarakan, bahwa pembuatan panganan ini tergolong sederhana tetapi proses akhirnya yang agak sedikit rumit karena harus menyediakan sesajen

"Dalam pembuatan panganan ini, tidak boleh ada anak kecil berisik dan tidak boleh teriak dan jika dilanggar biasanya Jenang akan keluar dari wadahnya," ujarnya

Untuk bahan yang digunakan, ia menerangkan yakni berupa, Gula Merah, Tepung Beras, minyak klentik dari Kelapa serta Bumbung Bambu dan selembar daun pisang

Lebih lanjut Mbah Tariah mengutarakan cara pembuatannya yakni, kelapa yang telah diparut diperah hingga menghasilkan santan kemudian dimasak hingga menjadi Minyak Klentik lalu dicampur dengan Tepung Beras dan diaduk.

Setelah itu barulah diukur dengan cara mencelupkan daun pisang. Bila adonan tidak melekat maka dapat dikatakan sempurna dan proses pembuatan dapat dilanjutkan.

Jenang Bumbung Bambu c

Dari sini saja terlihat keunikannya. Sebagai alat pengukur kekentalan adonan, yang dilakukan cuma mencelupkan daun pisang dan mengangkatnya kembali. Jika langsung tiris dan tidak melekat , maka adonan tersebut layak untuk masuk ke tahapan berikutnya yakni proses pembakaran di Bumbung Bambu selama 11 Jam

Jenang Bumbung Bambu merupakan panganan khas yang kini sepi peminat sehingga tidak banyak lagi perajin menekuni. Inilah yang membuat jajanan tradisional Kabupaten Tegal ini makin jarang dijumpai. Namun itu tak memadamkan semangat Mbah Tariah, pasalnya ia yakin kelak Jenang Bumbung Bambu akan melambung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES