Peristiwa Daerah

Gunung Merapi Luncurkan Lava, BPPTKG: Masyarakat Jauhi Daerah Potensi Bahaya

Senin, 11 Oktober 2021 - 09:45 | 33.18k
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat guguran lava mulai meluncur ke arah barat daya. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Senin (11/10/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat terdapat sejumlah guguran lava yang meluncur ke arah barat daya. Meski belum ada awan panas yang muncul namun guguran lava masih terus terjadi. 

Advertisement

"Teramati guguran lava pijar 6 kali arah ke barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/10/2021).

Dalam periode pengamatan ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-75 meter di atas puncak kawah.

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 58 kali, low frekuensi 5 kali, dan hybrid atau fase banyak 70 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Minggu (10/10/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB juga tidak teramati awan panas dan juga guguran lava. Hanya terdengar beberapa kali guguran dari puncak Merapi. 

"Terdengar suara guguran 6 kali intensitas sedang hingga keras. Lalu juga terdengar lagi suara Guguran 4 kali intensitas sedang," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan hybrid atau fase banyak yakni 257 kali, lalu guguran 140 kali, hembusan 4 kali, low frekuensi 46 kali dan tektonik jauh 3 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES