Peristiwa Daerah

Kisah Heri Purnomo, Membawa Produk Sapi Lokal Menjadi Brand Daging Premium Lemooin

Kamis, 21 Oktober 2021 - 11:39 | 197.36k
Heri Purnomo, Founder dan Chief Executive Officer Lemooin. (Sumber: https://lemooin.com)
Heri Purnomo, Founder dan Chief Executive Officer Lemooin. (Sumber: https://lemooin.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA"Bisnis benar-benar menempa mental saya. Membangun sebuah bisnis membuat saya membaca lebih banyak dan belajar lebih keras. Saya pikir, kenapa harus menunggu tua untuk memulai usaha? Kenapa tidak memulainya di waktu muda?".

Begitulah pernyataan Heri Purnomo, 29 tahun, seorang pengusaha muda asal Tuban, Jawa Timur. Ia mendirikan Lemooin, sebuah bisnis yang bergerak di bidang penggemukan sapi, jual-beli sapi, pemotongan sapi, dan penjualan daging sapi premium.

Advertisement

Heri memulainya pasca bisnis makanan dan furnitur yang dibangun bersama sahabatnya tutup karena keterbatasan akses dan market.

Heri Purnomo bPremium Beef Lemooin.(Sumber: https://instagram.com/lemoo.in)

Namun, dari dua bisnis itu ia belajar bagaimana mengakusisi dan memperhitungkan kebutuhan market, tidak sekadar mengikuti ego semata.

"Saya menyadari kalau kunci sukses seorang pengusaha adalah kepiawaiannya menangkap peluang dan mengetahui preferensi pelanggan. Jika dua hal ini belum kokoh, bisnis akan jalan di tempat dan tidak berkembang,” tuturnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (21/10/2021).

Cita-cita Heri menjadi seorang pengusaha muncul ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia mengatakan, bahwa berkuliah teknik adalah jalan yang ia pilih untuk meraih cita-cita.

“Saya sadar modal saya tidak banyak. Jadi, saya memutuskan untuk bekerja dulu, dalam hal ini sebagai petroleum expert untuk mengumpulkan modal. Saya hanya tidak mau bisnis tanpa bekal,” ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengakui jika membangun bisnis membutuhkan effort yang besar, butuh totalitas dan tak bisa setengah-setengah.

“Tak hanya modal, sebelum terjun kita juga perlu menyiapkan mental dan jaringan. Saya percaya jika kita terus bekerja keras, senantiasa optimis, dan tak mudah menyerah, cepat atau lambat hasilnya akan terlihat," tambahnya.

Heri sendiri mulai mencium potensi bisnis sapi setelah ia melakukan riset mendalam di tempat kelahirannya, Tuban.

“Tuban potensial untuk bisnis sapi karena sumber daya dan lahan yang ada mendukung. Peluang bisnis ini besar. Namun, bukan karena bisnis pangan tidak ada matinya, melainkan karena masyarakat perlu memenuhi kebutuhan protein harian mereka. Saya pikir, ini kesempatan emas dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya,” ujarnya.

Ia menyadari kalau kehadiran Lemooin tak hanya sebagai oase di tengah masyarakat konvensional, tetapi juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar dan membantu peternak lokal dalam memasarkan ternak mereka.

Heri menyatakan kalau ia menjadikan peternak lokal sebagai mitra usaha dan memberdayakan perempuan khususnya ibu-ibu sebagai pekerja.

“Kami tak hanya menjadikan peternak lokal sebagai mitra dan memberdayakan ibu-ibu sekitar, tetapi juga mengedukasi mereka tentang peternakan modern dan cara menghasilkan daging kualitas premium. Saya berharap hadirnya Lemooin di tengah-tengah Tuban dapat memajukan perekonomian daerah dan membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional, terutama swasembada daging,” jelasnya.

Heri mengaku keuntungan bisnisnya terlihat setelah ia melakukan legalitas usaha dan beragam sertifikasi seperti halal, NKV, CoA, HACCP, BPOM, dan menjalin kerja sama dengan distributor dan e-commerce, serta aktif melakukan promosi dan branding di sosial media.

Daging-Sapi.jpg

Sebagai rising star di bidang peternakan dan pioneer daging sehat, Heri tentu ingin memberikan kemudahan bagi customer untuk mengakses ragam produknya. Oleh sebab itu, ia berusaha memanfaatkan teknologi untuk menarik customer dan mendapatkan kepercayaan mereka.

"Jujur saja, saya invest banyak di branding dan saya tidak menyesal melakukannya. Saya percaya kalau branding bagus, sales akan datang. Apalagi value yang kita tawarkan sesuai dengan apa yang diinginkan customer," ujarnya yakin.

Ia optimistis dengan bisnisnya karena sudah banyak belajar dari pengalaman dan kegagalan sebelumnya.

“Gagal, rugi, dan membuat kesalahan itu normal. Apalagi jika berhubungan dengan bisnis. Bukankah ada pepatah yang mengatakan kalau masih takut rugi, berarti Anda belum siap jadi pengusaha? Menurut saya, pengusaha harus berani mulai dan berspekulasi. Jadi, semua hal yang saya alami adalah pelajaran untuk menjadi lebih baik,” jelasnya.

Setelah Lemooin menunjukkan perkembangan dan hasil yang signifikan pada penjualan premium beef, ia memutuskan untuk melakukan diversifikasi produk ke daging olahan, Dendeng Sapi siap makan dan Marinated Steak siap masak. 

“Kami siap go-national dan international dengan variasi produk berorientasi export seperti Dendeng Sapi kemasan yang sudah bersertifikat HACCP. Produk ini adalah produk siap makan dari Lemooin. Saya harap dengan hadirnya produk ini konsumen Lemooin menjadi lebih banyak dan Lemooin lebih dikenal," bebernya.

Optimisme ini tentu menjadi suatu motivasi, tak hanya bagi orang-orang yang sedang merintis usaha, tetapi juga bagi Milenial dan Gen-Z yang ingin terjun jadi pengusaha.

“Kalau mau jadi pengusaha, jangan ditunda-tunda, harus berani memulai. Jangan jadikan modal sebagai penghalang, tetapi cari dan temukan modal itu. Caranya bagaimana? Bangun networking, terus bergerak, dan senantiasa percaya pada diri sendiri. Kucinya, don’t quit before you get what you want,” pesan Heri Purnomo.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES