Miss Hijab Jatim, Santriwati Mojokerto yang Bawa Semangat Pemberdayaan UMKM Perempuan

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Nurul Iftitah, asal Kabupaten Mojokerto menjadi pemenang ajang kontes beauty pageant muslimah Miss Hijab Jatim 2021. Ia sukses menyingkirkan 20 finalis lainnya dari berbagai Kabupaten Kota di Jawa Timur pada Grand Final Miss Hijab Jawa Timur di Grand City, Surabaya, Minggu (10/10/2021) lalu.
Ajang Miss Hijab Indonesia 2021 ini akan memasuki ajang pencarian Miss Hijab Indonesia tahun 2021 yang akan digelar pada 16-18 Desember mendatang. Masing-masing 3 pemenang di setiap wilayah, akan bersaing dengan kontestan lainnya di Indonesia.
Advertisement
Di Jawa Timur terdapat 3 kontestan yang akan melaju ke babak Miss Hijab Indonesia. Pertama ada Nurul Iftitah. Kedua, Shima Novia Widya Putri. Ketiga, Siti Mufadlilah.
Dukungan Disperindag terhadap KUB Menjahit yang menjadi sasaran pelatihan Miss Hijab Jawa Timur. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Gadis yang akrab disapa Tita ini menceritakan kilas balik perjalanannya menjadi seorang Miss Hijab Jawa Timur. Mengawali untuk mengikuti sebuah ajang kontes lokal yakni Gus dan Yuk. Pernah pula mengikuti ajang Duta Pangan Jawa Timur. Panggung demi panggung sebagai pembawa acara juga tidak luput ia lakoni.
Berbagai ajang yang pernah ia ikuti inilah yang memberikan pengalaman bagi Tita. Di tahun 2021, ia terpilih menjadi Winner dalam ajang kontes Miss Hijab Jawa Timur. Menyaingi 150 kontestan lainnya dari berbagai Kabupaten Kota di Jawa Timur.
Advokasi dan Program
Salah satu yang menarik yang membawa sosok Nurul Iftitah menjadi seorang Winner Miss Hijab Jawa Timur adalah advokasi yang selama ini ia lakukan. Ia mengadvokasi Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang merupakan para perempuan ibu rumah tangga. Bersama-sama perempuan-perempuan di daerahnya, ia membangun UMKM pemberdayaan perempuan yakni penjahit hijab.
"Kami membuat produk unggul dengan harapan produk ini bisa dikenal banyak kalangan. Produk tersebut berkaitan dengan jahit, seperti mukenah, kemeja, tunik, gamis, piyama dan hijab. Dan dimasa pandemi ini, alhamdulillah hasil penjualan produk KUB bisa membantu perekonomian keluarga," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (22/10/2021).
Hal ini juga dibarengi dengan dari dukungan Pemkab Mojokerto. Dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto.
"Dengan fasilitas dari beberapa Dinas (Disperindag Kabupaten Mojokerto) seperti mesin gratis dan pameran. Pemasukan kube semakin membaik dan sangat membantu perekonomian keluarga," ungkapnya.
Salah satu hasil puding art setelah pelatihan bersama santriwati Darul Hikmah, Jetis, Kabupaten Mojokerto. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Sebagai salah satu alumni di Pondok Pesantren Al-Amin, Tita juga tidak luput menghadirkan program khusus untuk pesantren. Ia memberikan pelatihan pudding art di Pondok Pesantren Darul Hikmah. Salah satu Pondok Pesantren di wilayah Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Sasarannya merupakan 10-20 santriwati agar lebih terdorong menjadikan satu pesantren satu produk (One Pesantren One Product). Harapannya ia ingin melakukan hal yang serupa di berbagai pondok pesantren di Kabupaten Mojokerto.
"Memberikan bekal untuk generasi muda terjun di masyarakat. Keahlian membuat pudding art juga bisa menambah pemasukan santri dengan cara menjual belikan pudding art tersebut sehingga mereka bisa mengurangi beban pengeluaran keluarganya," harapnya.
Pelatihan pudding art kepada santriwati ini memiliki konsep menghadirkan sentuhan seni ke dalam puding. Tujuannya adalah menambah nilai jual produk.
"Konsep dari awal pelatihan pudding art ini memang untuk merubah makanan yg sederhana menjadi makanan yang cantik dan memiliki nilai jual yg lebih tinggi," ungkap Tita yang merupakan Alumni Al-Amin tahun 2016 ini.
Advokasi dan program itu yang kemudian dijabarkan terhadap para dewan Juri dalam Ajang Miss Hijab Jawa Timur. Dengan nama juri Firda Brilianti salah satu presenter TVRI Jawa Timur, Regina Widya Ardhani sebagai Top 10 Putri Indonesia Jawa Timur, dan Tasya Putri sebagai Winner dalam Ajang Hijab Search Model Indonesia.
Perempuan dan Hijab
Tita berpendapat bahwa perempuan berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengambil bagian dalam pembangunan. Keseimbangan antara agama, keluarga, karir, dan pendidikan menjadikan seorang perempuan bisa berprestasi.
"Perempuan yang berprestasi adalah yang dapat menyeimbangkan antara agama, keluarga, pendidikan, dan karir. Mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk mengambil bagian dalam pembangunan," katanya.
Mendapat gelar Miss Hijab Jawa Timur, ia akan berusaha mengajak wanita-wanita muslimah agar senantiasa berpakaian dengan baik. Menjadi seorang perempuan berhijab tidak menghalangi seseorang untuk beraktivitas dan berprestasi.
"Pakaian tidak selalu mencerminkan akhlak seseorang itu baik atau tidak, namun memakai pakaian yang baik membawa kita memiliki nilai moral yang baik juga," jelasnya.
"Menutupi bagian tubuh (kewajiban dalam islam) secara tidak sadar mengurangi tindakan kriminal seperti pemerkosaan dan pelecehan seksual, oleh karenanya mari kita bersama-sama memperbaiki diri, mulai dari menutup aurat (dalam islam red) dan berhijab," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |