Peristiwa Daerah Muktamar NU 2021

Gus Fahmi: Muktamar NU ke-34 Lampung Forum Kiai Bukan Pilpres

Jumat, 29 Oktober 2021 - 12:03 | 68.89k
KH Fahmi Amrullah hadzik, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH Fahmi Amrullah hadzik, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
FOKUS

Muktamar NU 2021

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Warga Nahdliyin sebentar lagi akan menyelenggarakan hajat besar yakni Muktamar ke-34 NU Lampung. Pada momentum tersebut terdapat pemilihan Ketua Umum dan pengurus baru PBNU yang akan dilaksanakan di Lampung pada akhir bulan Desember 2021 nanti.

Nama-nama tokoh yang akan maju menjadi Ketua Umum PBNU sudah mulai bermunculan serta PCNU dan PWNU dari berbagai Cabang sudah mulai saling dukung mendukung.

Advertisement

Hal tersebut sangat disayangkan oleh KH Fahmi Amrullah Hadzik, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng. Menurutnya euforia Muktamar sekarang dengan tempo dulu sangat jauh berbeda.

"Dulu menjelang Muktamar NU sangat luar biasa, mulai dari sambutan warga, kiai, santri. Tetapi masih dalam euforia kebahagian yang santun," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jum'at (29/10/2021).

KH Fahmi mengatakan, Jjka dahulu para tokoh atau kiai NU tidak ada ambisi untuk menjadi Ketum PBNU. Bahkan para kiai saling menolak untuk dijadikan Ketum atau Rais Aam PBNU waktu itu.

Seperti peristiwa yang terjadi saat KH Bishri Syansuri wafat, selang setelah kepergian KH Bishri Syansuri juga meninggalkan kepemimpinan di tubuh PBNU. Kemudian, para tokoh, kiai dan ulama sepuh NU berkumpul untuk membahas siapa bisa menjadi penggantinya manjadi Rais Aam PBNU.

"Dalam forum itu, karena ada Kiai As'ad yang paling senior. Maka ditunjuklah Kiai As'ad namun, beliau tidak kerso (tidak mau). Beliau berkata 'jangankan panjenengan-panjengan (kalian-kalian) ini yang menunjuk saya, malaikat Jibril saja memaksa saya untuk jadi Rais Aam, saya tidak akan bersedia, yang lebih pantas itu Kiai Makhrus,'" ungkap pria yang akrab disapa Gus Fahmi ini menceritakan.

Lebih lanjut, setelah itu, para ulama sepuh sepakat menunjuk Kiai Makhrus untuk menjadi Rais Aam PBNU. Namun, Lagi-lagi Kiai Makhrus juga menolaknya karena merasa kurang pantas.

"Namun, Kiai Makhrus Juga Menolaknya, beliau berkata 'jangankan malaikat Jibril, Malaikat Izrail datang memaksa saya untuk jadi Rais Aam saya tetap tidak bersedia'," ucap Gus Fahmi menirukan perkataan Kiai Makhrus.

Pada akhirnya, setelah tidak menemukan jalan terang untuk pengganti KH Bishri Syansuri sebagai Rais Aam PBNU waktu itu, para ulama sepakat menunjuk KH Ali Maksum Pengasuh Ponpes Krapyak Yogyakarta yang kebetulan beliau tidak hadir dalam forum tersebut.

"Kemudian hasil ini disampaikan kepada KH Ali Maksum, dan beliau (Ali Maksum) langsung menangis, berat menerima amanah yang begitu besar dari NU," jelas Gus Fahmi.

Tradisi seperti inilah yang dirindukan oleh Gus Fahmi pada gelaran Muktamar ke-34 NU Lampung yang akan datang. Tradisi yang mulai luntur sejak Muktamar diselenggarakan di Makassar dan Jombang.

"Sekarang tidak seperti itu, malah ada calon mencalonkan dan dukung mendukung antartokoh. Ini Muktamar atau Pilpres. Ini sangat menciderai NU, sama saja dengan mengadu antar kiai," tegas Gus Fahmi.

Stop Politik Uang Muktamar NU

Menurut Gus Fahmi, jika masih ada calon mencalonkan kandidat sangat berpotensi besar terjadinya money politik dalam Muktamar ke-34 NU Lampung.

"Ini forum kiai bukan forum Pilpres maka jauhi hal-hal berbau politik. Makanya saya pribadi tidak setuju jika Muktamar dibiayai pemerintah atau parpol. Sudah pasti mereka syarat akan kepentingan," ungkapnya.

Terakhir pihaknya berharap Muktamar ke-34 NU Lampung bisa berjalan dengan baik. Proses yang bersih akan menghasilkan pemimpin yang bersih, Muktamar yang bersih akan menghasilkan Ketum yang bersih.

"Jadi awal yang baik akan melahirkan kebaikan-kebaikan yang berikutnya. Meskipun saya ini bukan NU struktural saya ini NU jalanan. Saya sangat prihatin dengan kondisi menjelang Muktamar ke-34 NU Lampung yang akan datang," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES