Habib Husein Ja'far Sukses Membius Kaum Milenial Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hujan deras tidak menghalangi antusias para pengunjung yang hadir dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Habib Husein Ja'far Al Hadar di Pantai Cacalan Kabupaten Banyuwangi, pada Senin (1/11/2021) malam.
Terbukti, pendakwah kharismatik yang aktif di media sosial tersebut mampu membius ratusan pengunjung di Banyuwangi yang rata-rata kaum milenial itu, untuk tetap hadir mengikuti pengajian hingga tuntas.
Advertisement
Meski kuota peserta sudah dibatasi 250 orang, namun para pengunjung tidak bisa dibendung. Saking antusiasnya, peserta yang hadir lebih dari target yang ditentukan.
Namun, panitia sudah menyediakan live streaming di kanal YouTube bwi24Jam, bagi yang kehabisan slot tempat duduk agar tetap bisa mendengarkan ceramah Habib Husein Ja'far secara virtual.
Dalam ceramahnya, Habib Husein Ja'far Al Hadar mengaku terkesan dengan Kabupaten Banyuwangi. Sebab selama berdakwah di berbagai tempat, baru pertama kali berceramah di pinggir pantai.
"Tapi menurut saya ini sebenarnya strategi Banyuwangi, untuk memastikan Banyuwangi tidak terkena tsunami. Karena biasanya di pinggir pantai dipenuhi dengan acara maksiat, seperti minum minuman keras, judi, ghibah dan lain sebagainya," terangnya.
Kata Habib Ja'far, dengan adanya pengajian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di pinggir pantai ini, setidaknya dapat untuk menetralisir bencana alam yang barangkali akan menimpa Banyuwangi.
"Tapi dalam pengertian yang sebenarnya bagi saya ini adalah cara untuk memastikan Banyuwangi tidak kenapa-kenapa, tidak tsunami, banjir bandang dan lain sebagainya," ujar Habib Husein Ja'far.
"Maka seharusnya hal-hal seperti ini dengan pengajian di pinggir pantai, bisa menjadi program pemerintah Bahwa Banyuwangi baik-baik saja," tambahnya.
Dalam perayaan Maulid tersebut, Habib Ja'far menyampaikan agar dapat terus meneladani. Harus diakui, seringkali mengajak agar kembali ke zaman Nabi Muhammad, kembali ke sunah Nabi, tapi hanya sebatas dalam perkara-perkara aturan dan hukum saja.
"Kita kadang tidak menyadari betapa penting mengimajinasikan bagaimana kalau Nabi Muhammad hadir pada zaman kita. Ayah saya sering kali mengajak saya mengimajinasikan andai Nabi Muhammad SAW hadir di tengah kita, apa yang akan disampaikan?," tambah Habib Husein Ja'far.
Membayangkan itu, rasa-rasanya agak sulit untuk seorang muslim bisa berbuat maksiat. Boro-boro maksiat, bertingkah tidak sopan saja akan mikir berkali-kali kalau merasa di hadapannya ada Nabi Muhammad SAW.
Begitu pula secara kultural dan spiritual diajarkan, dalam mahallul qiyam atau momen berdiri saat pembacaan maulid Nabi, untuk meyakini atau minimal mengimajinasikan Nabi Muhammad hadir secara batin. Bahwa Nabi hadir secara ruh dan menjawab salam siapa saja yang melantunkan salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Jadi, imajinasi merasakan kehadiran Nabi itu penting, karena mental seperti ini turunannya adalah soal akhlak. Membuat menjadi muslim yang lebih baik. Dan salah satu upaya agar imajinasi seperti ini bisa terus hadir adalah dengan cara maulid Nabi. Membayangkan dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW hadir di tengah-tengah kita.
“Lantas kalau maulid Nabi boleh, lantas kenapa Nabi Muhammad tak meminta kita melakukannya atau bahkan Nabi sendiri melakukannya," tanya Habib.
Menurutnya, tugas Nabi Muhammad SAW itu berat sekali. Beliau diwajibkan menyampaikan dua syariat. Pertama, Nabi Saw diperintahkan Allah untuk memerintahkan manusia bersyahadat yang dalam redaksinya ada kesaksian bahwa beliau utusan Allah.
"Kalau kamu disuruh menyampaikan agar orang bersaksi bahwa seseorang (yang bukan dirimu) adalah utusan Allah mungkin itu agak lumayan bisa dipahami, lumayan mudah lah. Tapi bayangkan ini orang disuruh bersaksi bahwa dirinya utusan Allah," terang Habib Husein Ja'far.
Kedua, Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah untuk memerintahkan manusia bersholawat kepada Nabi. "Lagi-lagi ya, kalau diperintah untuk memerintah manusia memuji-muji orang lain sih itu lumayan enteng. Lah ini malah disuruh memuja-muji dirinya sendiri," ujarnya.
"Sudah begitu, pesan ini disampaikan ke masyarakat yang bukan hanya jahiliyah, tapi sedari awal memang sudah iri, dengki, dan curiga pada Nabi Muhammad SAW bahwa beliau hanya ingin ikut bersaing dengan mereka yang haus pujian dan kekuasaan," imbuh Habib Husein Ja'far.
Dari penjelasan itu bisa dibayangkan beratnya dua perintah yang dititahkan pada Nabi Muhammad SAW tersebut. Dan itu wajib disampaikan pada umat manusia karena bagian dari ajaran inti Islam yang ada dalam Al-Quran.
"Meski Nabi tidak pernah meriwayatkan ke umatnya agar selalu merayakan ulang tahunnya setiap tahun, orang yang berakal dan penuh cinta terhadap Nabi Muhammad pasti dengan sendirinya tahu bagaimana mengekspresikan cintanya pada Nabi Muhammad terkasih. Salah satunya saat hari kelahiran," ucapnya.
"Jadi, mau maulidan atau nggak, ya tidak menjadi masalah. Nabi Muhammad sudah tahu kalau kita sama-sama pecinta Nabi. Ada yang mencintai dalam kesunyian ada juga yang mencintai dalam kemeriahan," tandas Habib Husein Ja'far.
Ngaji bareng yang dipandu oleh Rizki Alfian, Jurnalis TIMESIndonesia biro Banyuwangi itu, berlangsung gayeng. Deburan ombak Selat Bali dan dinginnya angin malam Pantai Cacalan Banyuwangi juga membuat suasana semakin akrab.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada Habib Husein Ja'far. Mereka terlihat antusias dalam menyimak jawaban-jawaban dari dzurriyah Nabi Muhammad SAW itu.
Sementara Ketua Panitia Fatwa Romadlon mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta maupun tamu undangan yang sudah hadir mensukseskan kegiatan dari mediagram BWI24jam itu.
"Meskipun awalnya hujan dan kemudian reda setelah Habib datang, tapi semangat dan antusias para pengunjung masih tetap luar biasa," kata pria yang kerap disapa Pampam itu, Selasa, (2/11/2021).
Mewakili panitia pelaksana, Pampam juga meminta maaf kepada seluruh peserta pengajian. Meski banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan, namun tetap berjalan lancar dan khidmat.
"Sesuai rencana seharusnya Habib mengisi ceramah di atas panggung yang sudah disediakan. Tapi harus bergeser ke Pendopo Pantai Cacalan karena kondisi cuaca," tandas Pampam.
Habib Husein Ja'far merupakan seorang penulis, pendakwah dan content creator Dakwah Islam. Habib Husein Jafar merupakan pria berdarah Madura yang memiliki garis keturunan Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan cara dakwah yang sangat dekat dengan anak muda.
Kedekatannya dengan anak muda ia tunjukkan melalui media sosial seperti Instagram dan YouTube miliknya. Habib Husein Ja'far juga berkolaborasi dengan beberapa public figure yang mewakili sosok anak muda saat ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |