Keren, Selokan di Banyuwangi Dimanfaatkan Jadi Sumber Energi Listrik untuk Masjid

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Energi terbarukan terus dikembangkan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satunya adalah pemanfaatan selokan sebagai pembangkit listrik tenaga air.
Menariknya, temuan itu digunakan sebagai sumber energi listrik untuk tempat ibadah, yakni Masjid Batul Muttaqin di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Advertisement
Ketua Unit Hubungan Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Wahyu Naris Wari, S.T., M.T mengatakan, kegiatan itu sebagai bentuk peningkatan efisiensi kinerja pembangkit listrik tenaga pikohidro kepada masyarakat.
"Ini merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sehingga memberi nilai lebih yang bermanfaat sebagai sumber energi listrik terbarukan," kata Wahyu Naris, Senin (8/11/2021).
Peningkatan efisiensi tersebut dengan cara mendesain ulang turbin air Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro (PLTPH) yang merupakan program kegiatan desiminasi dari Poliwangi tahun 2019 silam.
"Namun demikian daya listrik yang keluar tidak dapat memenuhi kebutuhan masjid sepenuhnya. Karena turbin pembangkit listrik kecil, dengan diameter 60 cm. Selain itu alat kontrolnya menggunakan alat kontrol listrik tenaga matahari," ungkap Wahyu.
Di sisi perawatan memerlukan biaya yang cukup besar karena ada komponen mekanik yang mudah rusak seperti rantai dan sprocket.
"Kegiatan ini diketuai oleh Khairul Muzaka yang merupakan Dosen Program Studi D4 Teknik Manufaktur Kapal dengan anggota Mega Lazuardi Umar Dosen Program Studi D3 Teknik Mesin serta dibantu PLP/teknisi juga mahasiswa," terangnya.
Menurut Wahyu Naris, kegiatan PKM ini merupakan kegiatan internal Poliwangi dalam membantu memecahkan permasalahan yang terdapat di masyarakat. Sebagai mitra dari kegiatan ini adalah takmir masjid Baitul Muttaqin Desa Pesucen.
"Kegiatan PKM ini akan berdampak pada meningkatnya performa turbin yang berupa daya lebih besar akan menghemat pemakaian energi listrik dari PLN sehingga akan menurunkan biaya operasional tempat ibadah tersebut," ucap Wahyu.
Ia melanjutkan, dalam kegiatan yang berlangsung dari bulain Mei hingga Oktober 2021 tersebut, pembangkit listrik yang ada didesain ulang menjadi yang lebih besar.
"Yaitu dari yang semula berdiameter 60 cm menjadi 120 cm dan kontrol khusus pembangkit listrik tenaga air, serta merubah system transmisi daya yang berupa rantai dan sprocket menjadi belting dan pulley yang lebih tahan terhadap air," ungkap Wahyu.
"Perubahan sistem transmisi daya yang lebih tahan terhadap air juga akan berdampak semakin kecilnya biaya perawatan," imbuh Wahyu Naris
Selain itu, Poliwangi juga mengadakan pelatihan guna mengoperasaikan alat pembangkit listrik tersebut. Namun demikian, karena dasar pengoperasiannya tidak jauh beda sebelum diadakan redesain turbin, maka pelatihan itu sifatnya mengulang.
Ketua Takmir Masjid Baitul Muttaqin Desa Pesucen, Zakaria mengaku bersyukur atas perhatian dari Politeknik Negeri Banyuwangi. "Terima kasih kepada Tim Dosen Poliwangi, dengan adanya alat ini dapat membantu kekurangan serta menghemat pengeluaran bagi masjid," katanya.
Menurut Zakaria, PKM itu sangat berdampak bagi proses pembangunan masjid yang sedang berjalan yang membutuhkan banyak energi listrik. Sehingga kegiatan ini langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh warga Kabupaten Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |