Anak-anak Yatim Dhuafa Siap Berkompetisi di Ajang Olimpiade Matematika dan Al Quran

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Yayasan Yatim Mandiri memberikan wadah kreasi bagi anak-anak yatim dhuafa guna meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri melalui Olimpiade Matematika dan Al Quran (OMATIQ) ke-6.
Agenda ini sejalan dengan visi Yatim Mandiri dalam berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan serta berorientasi memandirikan anak-anak yatim dhuafa Indonesia.
Advertisement
Olimpiade ini digadang-gadang sebagai Olimpiade Matematika dan Al Quran pertama dan terbesar di Indonesia yang fokus diselenggarakan untuk anak-anak yatim.
Pada tahun ini tahap penyisihan telah diikuti 3.200 anak yatim dhuafa dengan 1.941 peserta matematika dan 1.370 peserta Al Qur'an. Sedangkan tahap semi final berlangsung secara serempak pada tanggal 20 November 2021 di Yogyakarta, Blitar dan Bandung.
Manager Program M. Dzulfikri menuturkan, Final OMATIQ ke-6 akan diselenggarakan pada tanggal 27 November 2021 bertempat di Auditorium ICMBS (Insan Cendekia Mandiri Boarding School).

"Di mana delegasi dari 46 kota atau 12 provinsi di Indonesia sebanyak 4 sampai dengan 6 anak yatim dhuafa, atau 200 peserta yang hadir secara langsung di Jalan Sarirogo Nomor 1 Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur," jelasnya, Selasa (9/11/2021).
Rencananya selain dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga diharapkan turut serta memberikan sambutan secara virtual guna menyapa dan memberi motivasi kepada anak-anak yatim dhuafa berprestasi yaitu 200 finalis Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6 yang datang secara langsung dari berbagai kota di pelosok negeri.
Sekretaris Yayasan Yatim Mandiri H. Rudi Mulyono memaparkan, Yatim Mandiri memberikan program pendidikan matematika dan Al Quran untuk yatim piatu dan dhuafa berupa pendampingan gratis agar mereka semakin mahir.
"Program pendampingan gratis berlangsung tiap Minggu dan pertemuan 12 kali dalam sebulan. Didampingi kakak-kakak mahasiswa Sesuai bidangnya dan modul sesuai level kelasnya," paparnya.
Rudi berharap kegiatan yang digelar Yatim Mandiri dapat memberi kebermanfaatan untuk umat khususnya anak yatim dari keluarga dhuafa.
"Harapan kita semua program-program Yatim Mandiri yang berorientasi membangun kemandirian yatim dhuafa semakin tersebar dan tersiar ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia," ujarnya terkait Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6.
Yatim Mandiri sendiri memang memiliki program sanggar belajar Al Qur'an dan matematika bagi para yatim dhuafa. Sanggar itu sudah berjalan lebih dari 23 tahun dan telah membina 9.368 anak di 794 titik lokasi 12 provinsi di Indonesia.
Menurut Manajer Program Dzulfikri, selama ini intervensi dimulai dari perencanaan pelaksanaan kegiatan belajar hingga evaluasi pasca pendidikan.

Dzulfikri menambahkan, ada 2 klasifikasi dalam sanggar yaitu sanggar kecil untuk kelas 1-3 SD dan sanggar besar bagi 4-6 SD.
"Ada kurikulumnya dan kami evaluasi hasilnya. Secara internal di dalam dan di luar binaan, berkompetisi dengan perlombaan," ungkapnya, Selasa (9/11/2021).
Untuk yatim dhuafa kelas 1 SD sudah bisa masuk mengikuti program. Batasannya terendah mulai jenjang SD. Harapannya, kegiatan ini bisa rutin dari tahun ke tahun dan bisa memberi manfaat bagi anak-anak yatim tersebut.
"Oleh sebab itu kami bermaksud mengadakan Olimpiade Matematika dan Al Quran ke-6," terang Manager Program M Dzulfikri bersama Sekretaris Yayasan Yatim Mandiri H Rudi Mulyono.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |