Peristiwa Daerah

Pelaku Wisata Gunung Bromo di Probolinggo Masih Tunggu Kepastian

Kamis, 11 November 2021 - 15:21 | 212.15k
Eksotika alam bromo sudah sangat dirindukan oleh masyarakat. (FOTO: Ryan/TIMES Indonesia)
Eksotika alam bromo sudah sangat dirindukan oleh masyarakat. (FOTO: Ryan/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kerinduan pada eksotika alam Gunung Bromo, sudah memuncak di masyarakat. Saat ini, akses wisata di kawasan TNBTS itu masih dibuka dari Kabupaten Malang saja. Sementara tiga kabupaten lain, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Lumajang, masih terkatung-katung.

Pelaku wisata di tiga kabupaten itupun, kini masih menunggu kepastian. Pembukaan sebagian akses itu dirasa tidak adil. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin menyebut, kebijakan yang dilakukan seolah tebang pilih.

Advertisement

"Padahal, kalau bicara Bromo, sebagai kawasan wisata internasional, bukan hanya milik satu kabupaten. Melainkan secara bersama-sama, milik empat kabupaten. Kalau begini kan secara tidak langsung menyatakan Bromo itu ada patok wilayahnya," jelas lelaki yang akrab disapa Yoyok ini, melalui sambungan seluler, Kamis (11/11/2021).

Wisata Gunung Bromo 3

Belum dibukanya seluruh akses masuk itu, mengacu pada inmendagri. Terkait level PPKM di masing-masing kabupaten. Kebetulan untuk Kabupaten Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang, masih di level 3. Hanya Kabupaten Malang yang masuk level 1.

Otomatis, kendati dibuka sebagian dari pintu Malang, tidak seluruh spot wisata di Bromo bisa dinikmati pengunjung. Hanya savana Teletubies dan Watu Gedhe saja. Padahal, ketika berbicara liburan ke Bromo, laut pasir, pasir berbisik, penanjakan dan seruni point, menjadi satu paket.

Akibatnya, tamu pun memilih batal booking. Lantaran belum adanya kepastian Bromo dibuka itu. "Kami tidak minta bantuan atau apapun. Yang kami minta adalah kebijakan yang memihak pada sektor wisata. Jika alasan level PPKM karena masyarakat di luar wisata yang belum vaksin, kenapa kami harus dilibatkan," sesalnya.

Di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo sendiri, vaksinasi sudah cukup tinggi. Selain itu, kesiapan pelaku wisata Bromo di Kabupaten Probolinggo juga sudah baik.

"Artinya dengan aturan seketat apapun, asal dibuka, walau dengan kuota, kami di sektor wisata bisa hidup. Paling tidak merangkak lah. Kalau begini, ditutup, ya kami mati suri," imbuhnya.

Selama ditutup, banyak beban yang harus ditanggung pelaku wisata. Mulai dari tanggungjawab pada karyawan yang dirumahkan, membayar operasional dan lain sebagainya. Selama ini pula, banyak cara bertahan yang dilakukan. Mulai dari jual aset, sampai hutang bank.

Tak hanya pelaku wisata, pengunjung pun merasakan rindu yang begitu mendalam pada Bromo. Seperti yang diungkapkan Meirin Putri, dara asal Jember. "Pengennya nginap gitu kan di sekitar seruni situ, tapi tidak bisa. Karena Bromo belum buka. Akhirnya hanya bisa menunggu," ujarnya.

Keadaan inipun diharapkan segera berakhir. Pemerintah pusat melalui instansi yang memiliki kewenangan atas wisata di Bromo, diharap punya win-win solution. Sehingga tiga akses Gunung Bromo di tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang, juga segera dibuka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES