Peristiwa Daerah

Cerita Soerachman, Kerabat WR Soepratman yang Bangun Makam Sang Maestro

Jumat, 12 November 2021 - 19:45 | 123.24k
Kerabat WR Soepratman yang bangun makam WR Soepratman, Soerachman. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Kerabat WR Soepratman yang bangun makam WR Soepratman, Soerachman. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Namanya Soerachman, ia adalah kerabat dari pahlawan nasional Indonesia, WR Soepratman. Soerachman juga lah yang telah membangun makam WR Soepratman yang berada di Jalan Kenjeran, Rangkah, Surabaya.

Di sela-sela kegiatannya menemani pengunjung menggelar tabur bunga, Soerachman pun menceritakan sedikit kisahnya.

Advertisement

Soerachman selain kerabat, ia merupakan ahli waris sang pencipta lagu Indonesia Raya.

‘’WR. Supratman itu kan tidak punya istri, tidak punya anak, otomatis tidak punya (keturunan). Kalau pewarisnya yang betul ada 4 orang. Sayangnya sudah meninggal semua. Terakhir bu Giyem adiknya nya WR Supratman, itu waktu meninggal saya yang menangani,’’ ujar Soerachman, Jumat (12/11/2021).

Hubungan Soerachman dengan WR Soepratman sendiri, Ayah Soerachman memiliki adik yang menikah dengan Giyem adik dari WR Soerachman.

Namun, sayangnya anak dan cucu Giyem meninggal.

‘’Adiknya ayah yang menikah dengan Bu Giyem juga sudah meninggal, sekarang ini cicitnya masih ada, tapi bukan cicit langsung. Semuanya keponakan, seperti cucu keponakan, cicit keponakan,’’ terangnya.

Soerachman saat umur 8 tahun tepatnya pada tahun 1953 diajak ayahnya untuk memindahkan makam WR Soepratman dari makam umum ke makam yang sekarang.

Pada tahun 1966 makam tersebut pun mulai dilakukan renovasi.

‘’Di renovasi lagi, tapi tetap di sini (dibangun) di tahun 1966. Terakhir tahun 1999 renovasi lagi, saya yang mendesain semuanya. Seluruh komplek ini saya yang mendesain,’’ jelasnya.

Soerachman mengatakan bahwa di awal-awal pembangunan makam belum ada dana dari Pemerintah, baru tahun 1999 Bank Indonesia memberikan royalti sebesar Rp100 juta.

Hal tersebut karena WR Soepratman diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp50 ribuan.

‘’Kalau pada tahun 1953 tidak ada campur tangan dari pemerintah. Pada saat itu bapak mencari sumbangan gotong royong, tahun 1966 juga begitu. Tetapi pada saat pelantikan Gubernur, ada Gubernur ikut juga dalam peletakan batu pertamanya. Baru pada tahun 1999 itu ada uang Rp50 ribu, gambarnya WR. Supratman. Kami mendapat royalti dari BI sebesar Rp100 juta pada tahun itu,’’ urai Soerachman.

Ia melanjutkan bahwa Ayahnya berpesan agar makam WR Soepratman bisa dijadikan sebagai makam yang monumental.

Kemudian, pihaknya pun mendapat tambahan dana dari Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya hingga terkumpul Rp500 juta.

"Pada saat itu kami akhirnya membentuk panitia. Karena ini ada campur tangan uang yang dari pemerintah, panitia terdiri dari keluarga, Pemkot, Pemprov, dan dari ITS. ITS dilibatkan untuk mendesain makam ini,’’ jelas Soerachman.

‘’Tahun 1999 saya merencanakan semuanya saat rapat bersama Pemkot. Setiap rapat saya selalu mengajukan ide-ide (pemindahan dan renovasi makam), dan setujui. Akhirnya pada tahun 1999 akhir sudah jadi (rencana pembangunan, red). Dengan total uang Rp500 juta, meski masih tidak cukup,’’ tambahnya.

Pada tahun 2001, dana pembangunan makam WR Soepratman sempat tidak mencukupi, karena adanya kenaikan harga dolar yang pada waktu itu menjadi Rp14.000 sehingga mengakibatkan harga bahan bangunan juga meningkat.

Akhirnya, pada tahun 2003, Makam WR Soepratman pun jadi.

Meskipun pada waktu itu masih belum ada taman.

‘’Kemudian saya membuat patung WR Soepratman, Patung itu saya buat selama 9 bulan,’’ tutup Soerachman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES