
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sejak sepekan terakhir, curah hujan di Kabupaten Banyuwangi terbilang cukup tinggi. Hal itu rupanya membuat Gunung Raung kembali bereaksi.
Pada Sabtu (13/11/2021) pagi, gunung setinggi 3332 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, kembali mengeluarkan asap putih dari dalam kawah.
Advertisement
Asap putih tersebut terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
"Visual Raung pada 13/11/2021 Pukul 04.21 Wib, teramati jelas, asap putih sedang tinggi kurang lebih 200 meter," kata Kepala Pos PPGA Raung, Mukijo kepada TIMESIndonesia, Sabtu (13/11/2021).
Mukijo menduga, asap putih yang keluar dari dalam kawah Gunung Api Raung, akibat adanya reaksi gas dengan air yang berada di dalam kawah Gunung Raung.
"Bisa dari curah hujan tinggi bertemu permukaan atau bawah permukaan yang masih panas," ungkap Mukijo.
Kondisi tersebut, terjadi sudah beberapa kali sejak penurunan status Gunung Raung dari level II waspada ke level I normal pada Agustus 2021 lalu.
"Iya sering terjadi," ucapnya.
Meski sering kali mengeluarkan asap putih dari dalam kawah, PPGA menyatakan masih aman. Dan Gunung Api Raung masih dalam status normal level I.
Perubahan status Gunung Api Raung terakhir dikeluarkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM RI melalui laporan elektronik dengan nomor 268.Lap/GL.03/BGV/2021 tertanggal 9 Agustus 2021.
Gunung Raung terletak di tiga perbatasan Kabupaten yakni Banyuwangi, Bondowoso dan Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa menyampaikan adanya potensi curah hujan tinggi. Penyebabnya adalah fenomena La Nina, dimana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah turun hingga menjadi lebih dingin daripada biasanya.
Hal ini terjadi ketika angin berhembus menerpa permukaan air laut hangat dari Amerika Selatan ke arah barat menuju Indonesia. Sehingga menyebabkan air dingin naik ke permukaan.
Proses penghangatan di perairan Indonesia mendorong terbentuknya awan yang berlebih, sehingga meningkatkan curah hujan yang cukup signifikan.
"Fenomena ini dapat menambah curah hujan kurang lebih 20-70 persen dengan intensitas rendah hingga sedang dibanding curah hujan seperti pada musim-musim sebelumnya," kata Agus, Selasa (2/11/2021).
Sebagian wilayah di kabupaten Banyuwangi yang berpotensi mengalami musim hujan terlebih dahulu yakni kecamatan Kalibaru, Songgon, Licin, Kota Banyuwangi, Pesisir Timur hingga wilayah Pesisir Tenggara Bumi Blambangan.
Disusul juga dengan wilayah pesisir timur laut sekitar Kecamatan Wongsorejo. Hingga pada awal bulan depan keseluruhan wilayah di Kabupaten Banyuwangi memasuki musim penghujan.
"Pada November ini kami memprakirakan intensitas hujan mulai meningkat, sampai bulan Desember nanti. Puncak musim penghujan akan terjadi di Bulan Januari-Februari tahun 2022," tandas Agus. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |