Peristiwa Daerah

Kisah Beruntung Pemulung di Malang, Beli Rumah dan Menikah Usai Temukan Berlian

Senin, 15 November 2021 - 15:19 | 78.88k
Salah satu pemulung di TPA Supit Urang, Harianto saat ditemui awak media, Senin (15/11/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Salah satu pemulung di TPA Supit Urang, Harianto saat ditemui awak media, Senin (15/11/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Salah satu pemulung di Kota Malang, yakni Harianto (34) mendapat keberuntungan tak terduga di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Keberuntungan Harianto ini terjadi saat dirinya menemukan sebuah cincin 5 tahun lalu saat ada kebakaran hebat di TPA Supit Urang. Ia mengingat waktu itu, tepatnya pasca lima hari kebakaran, Harianto mulai memilah di timbunan sampah yang sebagian telah terbakar.

Advertisement

"Waktu itu gak sengaja nemu kayak cincin gitu, akhirnya saya ambil," ujar Harianto saat ditemui di TPA Supit Urang, Senin (15/11/2021).

Harianto yang telah bekerja sebagai pengepul sampah selama 25 tahun ini, awalnya menduga cincin yang ia temukan bukanlah barang berharga. Akan tetapi, ia saat itu langsung bertanya-tanya kepada teman dan tetangganya.

"Katanya itu cincin berlian. Ukurannya selebar jari manis saya dan ada berlian sebejar biji jagung kira-kira," ungkapnya.

Akhirnya, Harianto pun meminta rekomendasi tetangganya untuk menjual cincin tersebut. Lalu, seorang kolektor cincin yang berdomisili di wilayah Sawojajar, Kota Malang ditemui oleh Harianto atas rekomendasi tetangganya.

"Itu besoknya saya langsung jual cincin ke sana (Sawojajar). Pokoknya daerah sana, aku lupa tepatnya," katanya.

Keberuntungan Harianto ternyata benar terjadi. Cincin berlian yang ditemukannya ternyata asli. Sang kolektor itu pun langsung membeli cincin yang ditemukan Harianto dengan nilai yang cukup fantastis, yakni Rp 80 juta.

"Saya kaget waktu itu dihargai Rp 80 juta an. Ya sudah saya lepat itu. Gak nyangka saya," imbuhnya.

Usai menjual cincin, Harianto pun langsung membangun rumah yang tak jauh dari rumah orang tuanya, yakni di Jalan Rawisari, Kelurahan Supit Urang, Kecamatan Sukun, Kota Malang. "Alhamdulilah langsung saya bangunkan rumah. Akhirnya kesampaian punya rumah sendiri," katanya.

Tak hanya di situ saja, usai Harianto membeli rumah, dirinya langsung memberanikan diri melamar kekasihnya. "Karena sudah ada rumah, saya beranikan diri langsung melamar," tegasnya.

Keberuntungan yang dialami oleh Harianto, kini pun ia telah memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahannya. Dikatakan Harianto, pekerjaannya sebagai pemulung, setiap harinya lumayan cukup bisa menghidupi rumah tangganya. Sehari saja, Harianto dapat menghasilkan uang sekitar Rp 80 hingga Rp 100 ribu.

"Saya bersyukur bisa berumah tangga dan punya anak. Lumayan kerja seperti ini meskipun harus kotor-kotoran," ucapnya.

Terpisah, Plt Kepala UPT TPA Supit Urang, Budi Heriyanto mengaku bahwa memang kerap kali para pemulung di TPA Supit Urang mendapatkan barang berharga.

"Sering ada yang dapat pistol sampai bayi juga pernah. Emas itu ya beberapa kali ada. Memang itu rejekinya. Niat mereka kan juga tidak cari itu (barang berharga)," bebernya.

Saat ini, pemulung di TPA Supit Urang Kota Malang sendiri ada 158 orang. Para pemulung tersebut di dominasi oleh warga sekitar sendiri. "Mereka membantu kami memilah sampah anorganik sekitar 8 sampai 10 ton per hari," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES