Mengenal Andreanus Gunawan, Pelukis Poster Bioskop Pada Zamannya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Poster bioskop tahun 60-an hingga 90-an tak berbentuk cetak seperti saat ini. Poster bioskop pada zaman itu dibuat dengan menggunakan lukisan tangan manusia, dan Andreanus Gunawan adalah salah satu pelukisnya.
Seniman Surabaya itu mulai melukis poster untuk film bioskop pada tahun 70-an tepatnya tahun 1972. Awalnya ia hanya pelukis iklan film di koran, yang pada saat itu iklan koran hanya bisa dibuat dengan lukisan tangan.
Advertisement
"Saya mulai dengan melukis iklan film bioskop di koran karena pada saat itu iklan koran hanya bisa dibuat dengan lukisan tangan, kalau foto hasilnya jelek," ujar Andreanus, Selasa (16/11/2021).
Karya lukis poster bioskop tahun 70-an Andreanus Gunawan. (FOTO: Facebook Andreanus Gunawan)
"Saya waktu itu masih SMA kelas 1, melukis di koran Surabaya Pos waktu itu, baru tahun 73 atau 74 baru melukis di poster gede," imbuhnya.
Lambat laun, pelukis kelahiran 1953 itu mulai diminta untuk melukis poster film bioskop berukuran besar. Ukurannya pun beragam, bahkan ia pernah melukis poster dengan ukuran 3X3 meter.
Pada saat itu, jumlah bioskop di Surabaya sudah cukup banyak dan orderan melukis poster film dari pihak perfilman pun juga cukup banyak.
"Poster filmnya macem-macem ada barat, asia sama Indonesia," tuturnya
Mulai dari film 5 Deradevil Commandos, Left Hand of The Law, Star Crash, Suzana Beranak Dalam Kubur dan berbagai poster lainnya. Poster-poster tersebut kata Andreanus dibuat sesuai dengan pesanan pihak film.
Karya lukis poster bioskop tahun 70-an Andreanus Gunawan. (FOTO: Facebook Andreanus Gunawan)
"Ada gambar contohnya, kita lukis, satu judul film kita buat ada dua hingga empat lukisan, kalau medianya sendiri kain blacu dan cat kayu," jelasnya.
Ia tak sendri, ada beberapa seniman yang pada waktu itu juga memiliki profesi yang sama dengannya. Hampir 30 tahun ia meniti karir di bidang tersebut, Andreanus tak pernah menghitung berapa jumlah karya yang telah ia buat.
Namun, pada awal 2000-an poster film ini pun tak lagi eksis, alasannya bukan karena adanya poster cetak digital, akan tetapi karena adanya konflik internal pihak perfilman.
"Juga karena saat itu, DVD mulai muncul di Indonesia, sehingga orang pun lebih memilih nonton film di DVD dari pada di bioskop," urai Andreanus.
Meski tak lagi bisa melukis poster, Andreanus Gunawantetaplah seorang seniman. Ia terus melukis dan melukis, karya lukis beraliran realisasinya itu pun kerap di pamerkan diberagam pameran, salah satunya di Soerabaia Heroik Tempo Doleoe sejak 1 hingga 30 November 2021. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |